PENGUMUMAN:
Di sini aku mau jujur ke kalian, kalau sekolah aku mulai aktif lagi dan mengharuskan aku yang salah satu siswa percepatan harus lebih fokus lagi untuk belajar. So... Jadwal yang kemarin MInggu dan Sabtu Update. Sepertinya akan di kurangi lagi, tapi lebih bukan di kurangi sih, cuman hari sabtu aku nggk bisa janji aja buat up. tapi kalau Hari Minggu aku pasti update, DAN BANYAK!!
JADI JANGAN TERLALU BERSEDIH HATI YA ^_^
MAAF, kalau kalian sedikit kecewa. Tapi aku mohon pengertiannya juga. Toh aku juga sama kayak kalian, memiliki pekerjaan yang harus di depankan. OK?MOVE TO THE STORY.
Enjoy Reading....
Budayakan Vote atau tekan ikon bintang sebelum membaca.
-Albharuel
__________________
Author POV
Dante:
Terlihat Pria berdarah Amerika latin blated Spanyol dan Amerika sedang duduk di atas kursi mininya. Tangannya memegang segelas kecil yang berisi martini di dalamnya.
Dante meneguk gelas itu dengan cepat lalu meletakkan kembali ke atas meja mini bartendernya yang ada di dalam kamar tidurnya.
Entah, sudah berapa banyak martini yang sudah ia teguk ke dalam tubuhnya. Ia lebih tidak peduli, Ya, memang sejenak dirinya bertujuan untuk tidak memikirkan apa-apa kali ini. Dan itu lah tujuan intinya untuk duduk di mini bartendernya. Meluapkan pikiran yang sedang mengganggunya sejenak.
Meski meneguk cairan berkadar alkohol tinggi itu sudah berkali-kali. Dante masih tetap saja tidak bisa melupakan kata-kata Racel tadi yang mendesaknya untuk membicarakan soal cinta.
"Gadis itu memang aneh," gumamnya sambil menuangkan martininya kembali.
Dengan cepat Dante meneguk isi di dalam gelas ke mulutnya, seketika tenggorokannya terasa hangat. Tapi tidak dengan hatinya, hatinya sedang tidak karuan. Serasa sangat gelisah dan panas.
'She is MIne.' Kata-kata itu kembali terinang di kepalanya.
Dengan cepat Dante menyentuh kepalanya dan mengeratkannya dengan kedua tangannya. Otaknya tidak beres, pikirnya.
"Agh.... Kau membuat gila Racel!" Teriak Dante sambil menyingkirkan gelas kecilnya itu dengan tangan sampai terdengar pecahannya di atas lantai.
Dante mendongak menatap botol martininya yang sudah hampir habis. Seketika ia ingat dengan kadar kesabarannya menghadapi Racel juga sudah habis. Apa ia harus menarik kembali janjinya untuk berubah demi gadisnya itu?
Tidak, itu bukan sifat lelakinya. Itu tindakan pengecut!
Ya, meskipun Dante sudah menerima dan menyadari jika beberapa menit lalu ucapan Racel memang benar. Dia sudah mengingkari janjinya. Dirinya tidak berhasil berubah, lebih tepatnya gagal menahan emosinya untuk berhadapan dengan Racel.
Ah! Rasa frustasi memiliki Racel seutuhnya itu membuat pikirannya kacau balau.
"Aku ingin dirimu, Racel. Apa kau tidak mengerti jika aku sangat menyukaimu?!" teriak Dante dengan keras pada seluruh sudut ruangan yang kosong.
Dante tidak bisa menetralisirkan pikirannya. Martini yang ada di depannya pun juga gagal untuk melupakan masalah tentang gadisnya. Yang ada dirinya semakin terbayang-bayang akan tubuh Racel yang sudah menjadi kebutuhannya itu.
Dan tiba-tiba saja Dante dikejutkan dengan ponselnya yang berdering di saku celananya. Dengan cepat Dante pun menambil benda pipih itu dari dalam sakunya dan melihat nama yang ada di layar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELONGS TO THE JERK ✅ END [#1 RUSHEL SERIES]
RomanceCOMPLETED!! WARNING 17+ DON'T COPY MY STORY!! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Karena ada beberapa part yang di private. ( #1 RUSHEL SERIES ) - - - - - - - - - - - - - - - - "Tatap mataku, Rachel," oh tidak Rachel tidak siap untuk melakukan hal itu...