1. Awal Kebencian

657 51 12
                                    

Happy Reading 🌹

___________________


Tepat pada pukul tujuh pagi di sebuah rumah sakit yang bertempat di ruang VIP. Telah lahir bayi perempuan kembar yang lucu, cantik, imut dan menggemaskan.

Orang tua dari bayi tersebut sangat bahagia dengan kehadiran sang buah hati. Bukan orang tuanya saja yang bahagia, kakak pertama dari si kembar juga turut bahagia. Gladisya Al-qienza biasa di sapa dengan Disya yang merupakan anak pertama dari Pak Andi dan Ibu Rania, beserta kakak pertama dari si kembar.  Pasangan Suami-Istri itu telah menyiapkan nama yang cantik untuk kehadiran sang putri ke-2 dan ke-3 nya. Sang Kakak yang lahir lebih dulu di beri nama Sasabila Angelica di panggil dengan Sasa, sedangkan sang Adik yang berjarak lima menit dengan sang Kakak di beri nama Sisilia Mikaila di panggil Sisi.

Pak Andi Henandra dan Ibu Rania yang merupakan orang tua dari bayi kembar tersebut berharap kedua putrinya menjadi anak yang membanggakan.

*****

12 Tahun Kemudian.

Tahun di mana si kembar mulai menjadi tumbuh besar. Tahun itu juga tahun yang menyedihkan bagi keluarga Pak Andi Henandra. Sang putri bungsu di nyatakan dokter terserang penyakit kanker darah atau leukemia Limfoblastik akut. Bukan sang putri saja yang jatuh sakit, perusahaan Pak Andi pun di nyatakan mulai bangkrut.


*Leukemia limfoblastik akut merupakan suatu jenis kanker darah dan sumsum tulang yang memengaruhi sel-sel darah putih. Leukemia limfoblastik akut adalah kanker anak yang paling umum terjadi. Ini terjadi ketika sel sumsum tulang memiliki masalah dalam DNA-nya.

Perekonomian keluarga Pak Andi mulai sulit, uangnya habis untuk mengobati sang putri yang tak kunjung sembuh. Mereka telah membawa Sisi ke rumah sakit termahal dan ke rumah sakit yang berada di luar negri. Namun, tidak ada hasilnya. Sisi masih tidak sembuh.

Tanpa mengenal siang-malam dan lelah, Pak Andi bekerja terus menerus. Keluarganya mulai lelah menghadapi putri kecilnya.

Sisi terkadang merasa iri dengan kedua Kakak perempuannya yang di berikan kesehatan, sedangkan dirinya yang masih kecil dan belia sudah di uji dengan sakit yang ia alami

Pada suatu hari putri pertama dari Pak Andi dan Ibu Rania, mengalami demam panas yang cukup tinggi. Mereka tidak punya uang untuk membawa putri sulungnya kerumah sakit. Karena uangnya telah habis untuk membayar biaya kemoterapi Sisi.

Dan pada saat itu juga si Kakak pertama meninggal dunia, mereka semua menyalahkan Sisi atas kepergian Disya.

"Kalau saja uangnya tidak di pakai untuk berobat Sisi, pasti Disya saat ini masih bisa hidup di bumi ini." ucap Pak Andi.

Padahal itu semua sudah menjadi takdir, tapi keluarga mereka terus menyebabkan kepergian Disya karena Sisi.

Sisi merasa sangat kehilangan atas kepergian Disya. Disya begitu sayang dengan Sisi, begitu pula sebaliknya Sisi lebih sayang dengan Disya di bandingkan Sasa.

Tanpa henti Sisi terus berdo'a untuk keluarganya. Sisi sering merasakan sakit kepala yang begitu sakit, namun dirinya tak pernah mengeluh. Biasanya Sisi hanya berani mengeluh kepada Kak Disya, hanya Kak Disya yang bisa mengerti rasa sakit yang Sisi rasakan. Tapi sekarang Sisi tidak tahu harus mengeluh rasa sakitnya ini ke siapa?

Seiring berjalannya waktu, perusahaan Pak Andi atau Papanya Sasa dan Sisi mulai bangkit kembali. Keluarga mereka kembali menjadi keluarga terpandang dan kaya raya.

Sisi: Gadis Yang TersakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang