Status: Pacar Daru.

25 3 0
                                    


Aku berjalan menuju ruang perkuliahan. Aku tiba lebih pagi hari ini, suasana hatiku lagi bahagia. Aku melihat ruang perkuliahan yang masih sepi hanya beberapa mahasiswa yang sudah hadir di ruangan dan salah satunya Izura. Ruang kuliah ini terasa lebih cerah hari ini, aku tersenyum dan mendekati Izura.

"Hai..." sapaku pada Izura. Izura menaikkan wajahnya dan membalas senyumku. Aku duduk di bangku sebelah Izura, Kami duduk di barisan bangku kedua. Bang Daru muncul di depan ruangan, dia berjalan menuju bangku sudut barisan depan. Haruskah aku menyapanya? Tapi... Aku harus katakan apa? Aku harus bersikap bagaimana? Ah...lebih baik aku bersikap seperti biasa saja. Bang Daru mengeluarkan buku dari ranselnya dan tenggelam dalam bacaannya sampai Pak Handi dosen kami muncul. Selama perkuliahan dengan Pak Handi mataku sering melirik Bang Daru lebih dari biasanya. Perkuliahan dengan Pak Handi akhirnya selesai, satu persatu teman-teman keluar dari ruangan. Aku masih duduk di bangkuku sambil menatap Bang Daru.

"Yuk keluar, Pi." ajak Izura. Bang Daru berdiri dari bangkunya dan berjalan keluar dari ruangan.

"Pi..." Izura menyentuh bahuku, aku menoleh pada Izura yang sudah berdiri.

"Ya." ucapku.

"Ayo kita keluar." ucap Izura, aku berdiri dari bangkuku dan berjalan keluar ruangan dengan Izura. Bang Daru masih sama, tidak merasakan kehadiranku. Benarkah dia menerima perasaanku?

"Pijar..." Navya muncul di fakultas kami. Aku menatapnya yang sedang berlari kecil menghampiri aku dan Izura.

"Aku menunggu lanjutan ceritanya..." ucapnya sambil tersengal-sengal. Navya tersenyum ceria, aku menatapnya tanpa senyuman. Perlahan senyum Navya menghilang melihat ekspresiku.

"Cerita apa?" tanya Izura. Aku dan Navya tidak menjawab Izura, Navya menatapku seakan paham dengan ekspresiku.

"Kantik yuk, aku haus." ucap Navya akhirnya sambil menarik tanganku. Kami berjalan ke kantin dan aku masih saja diam.

"Cerita apa yang kalian bicarakan?" tanya Izura setelah kami duduk nyaman di kantin. Kantin tidak terlalu ramai.

"Mmm... Cerita bersambung." ucap Navya.

"Cerita bersambung? Maksudnya?" ucap Izura.

"Masih belum selesai, jadi tunggu aja kelanjutannya." ucap Navya lagi, Izura semakin bingung. Navya yang duduk di depanku menatapku sambil meminum minumannya.

"Aku masih makhluk tak berwujud..." ucapku, Navya diam menungguku melanjutkan perkataanku.

"Aku..." belum selesai aku bicara, seseorang menyapaku.

"Pijar..." aku menoleh. Ada Bang Genta sedang memegang gelas minuman dan juga ada Bang Daru di sisinya. Mereka berjalan mendekati meja kami, jantungku berdegup keras. Bang Genta langsung duduk di sebelah Navya, Bang Daru ikut duduk di sebelah Bang Genta.

"Eh, Kamu juga anak SMA Bandera Kan?" ucap Bang Genta pada Navya sambil mengarahkan badannya pada Navya.

"Iya, Bang." ucap Navya sambil senyum.

"Kamu kuliah di sini juga?" tanyanya.

"Iya. Aku jurusan Seni, Bang." jawab Navya.

"O... Kamu dan Pijar teman akrab ya?" tanya Bang Genta lagi.

"Iya, sejak SMA." jawab Navya. Aku melirik Bang Daru, dia sedang melihat handpone-nya.

Sudut HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang