Malam yang tenang. Ditemani suara hewan-hewan malam, seorang pemuda tengah duduk bersantai di teras rumah. Satu minuman kaleng turut hadir di meja yang berada tepat di sebelahnya. Pemuda itu terfokus pada layar laptop yang diletakkan dipangkuan, sesekali tersenyum menatap layar persegi dihadapan.
*Drrtt..
“Kau belum tidur? Ini sudah malam,”sambar pemuda itu saat menjawab panggilannya.
‘Kau tidak pantas berkata begitu saat kau sendiri belum tidur,’
“Haha, aku baru saja mau menutup laptopku dan tidur,”
‘Jangan bohong,’
“Ayolah, kau mau apa menelepon tengah malam begini?”
‘Jisung bilang padaku, kalian akan berlibur ke sebuah pulau. Tapi aku ragu, pulau itu sepertinya berbahaya. Kau tetap mau ikut?’
“Jujur saja, aku juga ragu. Tapi kau tahu aku butuh liburan itu. Aku bosan dengan semua teriakan dan umpatan memuakkan di rumahku. Aku yakin kau mengerti maksudku,”
Yang di seberang telepon terdiam sebentar. Kemudian kembali bersuara.
‘Seungmin...,’ panggilnya pelan.
“Oh iya Felix...,kau sudah menyelesaikan tugas itu? Apa Chan hyung membantumu dengan baik?”
‘Begitulah, meski aku harus menunggu sampai kami kembali dari rumah sakit,’
“Rumah sakit? Siapa yang sakit?”
🐾🐾🐾🐾🐾
Hyunjin bersandar pada dinding putih rumah sakit. Matanya memejam lelah. Sementara itu Jeongin masih duduk di sisi ranjang sang kakak, menggenggam pelan pergelangan si sulung sembari menatap sayu wajah pucatnya. Sejak sore tadi, teman-teman Minho pamit untuk pulang.
“Tidurlah Jeongin, kau pasti mengantuk,” Hyunjin berucap matanya masih setia memejam.
“Aku tidak mengantuk hyung, kau saja yang tidur,”
“Kau jelas sangat lelah,”
“Kau juga kelihatan sangat lelah,”
“Jeongin!”
Mendengar Hyunjin memanggil namanya dengan tegas membuat si bungsu sedikit tersentak. Ia menunduk takut, berusaha menghindari bersitatap dengan sorot mata tajam yang tiba-tiba di tujukan Hyunjin padanya.
“Kau tidurlah disini, biar aku yang duduk disitu!”
Tidak ingin memancing amarah sang kakak lagi, Jeongin kali ini menurut. Ia berpindah ke sofa tempat Hyunjin duduk tadi, bergantian dengan Hyunjin yang kini sudah duduk di sisi sang kakak menggantikan posisinya.
“Pakai selimutnya, kau bisa kedinginan,”perintah Hyunjin lagi.
“Hyung, bagaimana denganmu?”
“Tidurlah!”
Lagi. Jeongin sudah tidak bisa membalas jika Hyunjin sudah mempertegas. Setelah dirasanya si bungsu benar-benar sudah terlelap, manik Hyunjin beralih pada sang kakak. Setelah pembicaraan mengenai liburan tadi siang, ia sedikit kesal pada pemuda yang sekarang tak sadarkan diri dihadapannya itu. Namun melihat semua luka ditubuhnya, tentu siapapun tahu bagaimana perasaan Hyunjin sebagai seorang adik.
“Pembicaraan kita belum selesai, cepatlah bangun!”pinta Hyunjin.
Hyunjin merogoh ponselnya dari saku celana. Ia mencari kontak seseorang –yang menurut Hyunjin— seharusnya turut hadir disana meski hanya sekedar memeriksa keadaan sang kakak sebelum kembali lagi pada kesibukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLIDAY || Stray Kids
FanfictionLiburan macam apa yang membawa pada mimpi buruk?