03

63 18 4
                                    

"Inoo kun?" Gumam Yabu saat melihat sosok mirip muridnya tengah berteduh di bawah pohon.

Yabu pun berinisiatif untuk menghampirinya.

"Inoo kun?" Panggilnya.

"Sensei?"

Yabu menghela nafasnya, ternyata itu memang muridnya. Yabu pun mengarahkan payungnya ke Inoo agar dia tidak kehujananーwalaupun seragamnya sudah setengah basahー.

"Kau sendirian? Dimana Arioka?"

"Ah, Dai chan sudah duluan pulang, dia berlari dan menerobos hujan"

"Kau tidak ikut bersamanya?"

"Aku membawa sedang laporan, aku tidak mau tasku basah dan laporanku rusak"

Yabu mengangguk setuju.

"Rumahmu lewat arah mana?"

"Disana" tunjuk Inoo.

Yabu melihat kearah tangan Inoo menunjuk.

"Baiklah, ayo, aku akan mengantarmu pulang"

"E-eh?"

"Rumahku searah denganmu, ayo"

"Ti-tidak apa apa, aku bisa menunggu hujannya berhenti, lagipula aku tidak mau merepotkan sensei"

Yabu melepas jasnya lalu menyodorkannya pada Inoo.

"Sudahlah, jangan banyak bicara dan pakai ini. Kau bisa demam nanti"

"Ta-tapi sensei..."

"Pakai saja Inoo Kei."

Menyerah berdebat, Inoo akhirnya menuruti Yabu dan memakai jasnya. Jujur, dengan jas Yabu yang sangat jelas terlalu besar untuknya, jas itu terlihat seperti sedang memakan tubuhnya.

Inoo ingin melepasnya, namun itu hanya akan membuat Yabu semakin memaksanya.

"Kau terlihat manis memakai itu" komentar Yabu sambil tertawa kecil begitu melihat Inoo.

Sedangkan Inoo, dia hanya bisa mengalihkan wajahnya agar Yabu tidak melihat wajahnya yang sudah semerah tomat.

"Ayo"

Yabu menarik tangan Inoo dan membuatnya ikut berada di bawah payung.

Mereka pun mulai berjalan pelan pelan, menghindari genangan yang terbentuk di jalanan.

Jika Yabu terus memperhatikan jalan agar mereka tidak menginjak genangan, maka lain halnya dengan Inoo.

Matanya sudah sangat melekat pada wali kelasnya itu, dia bahkan tidak berkedip.

Ai Ai Gasa.

Itulah yang dipikirkannya dari tadi. memang ini sangat romantis, hujan deras dan kau berbagi payung bersama orang yang kau sukai. Belum lagi aroma maskulin dari jas Yabu yang dipakainya menyeruak keluar menyambut hidungnya.

Bisakah Yabu tidak membuatnya lebih menyukainya?

"Inoo kun?"

"E-ah i-iya?"

Setelah yang ke 5 kalinya Yabu memanggilnya, Inoo akhirnya menyahut.

Bagus.

Kini dia tertangkap basah Yabu sedang menatapnya. Yabu pasti menanggapnya aneh sekarang.

Namun hal yang terjadi justru sebaliknya, Yabu tersenyum kecil dan mengatakan, "jangan melamun Inoo kun" lalu mengusap pelan kepalanya.

Selamat Yabu Kouta.

Reach youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang