perkataan

323 54 2
                                    

Hari berganti dengan sangat cepat, rasanya baru kemarin mereka harus bertahan hidup dengan mengorbankan satu lagi pemain inti.

Mereka terbangun dan mendapati diri mereka sudah berada di aula tempat pertama mereka bertemu.

"Apa ada yang memindahkan kita?" Tanya Soonyoung dengan wajah baru bangunnya.

"Aku pikir begitu. Tapi bagaimana mungkin kita tidak sadar sama sekali ketika ada yang memindahkan kita?" Tanya Woozi

"Aku pikir kita tidak dipindahkan seperti itu. Ingat ini hanya mimpi? Artinya segala sesuatu yang bahkan tak mungkin terjadi di dunia nyata dapat terjadi disini" jelas Wonwoo

"Wonwoo ada benarnya. Lihatlah, bahkan Aera sudah pulih seperti sedia kala" tutur Mingyu sembari menunjuk Aera yang nampaknya baru saja terbangun sehingga tak sadar dirinya sudah menjadi pusat perhatian semua orang.

"Aeraaa!!"

Nara begitu terharu dan langsung memeluk adiknya itu dengan erat.

"Lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" Tanya Woozi

"Sepertinya kita harus mencari makan lagi. Mungkin saja di tempat kita menemukan makanan sebelumnya sudah tersedia makanan lagi." Jelas Mingyu

"Baiklah, kalau begitu para lelaki bertugas mencari makan. Biarkan para wanita beristirahat lebih lama" ujar Wonwoo

Segera saja para lelaki pergi mencari makanan yang bisa mereka makan untuk pagi itu.

Tak berapa lama, mereka kembali dengan membawa beberapa potong roti isi yang terlihat begitu lezat.

"Wahh... melihat roti-roti itu aku benar-benar percaya bahwa kita memang terjebak di dalam mimpi sialan ini" ucap Hasa

"Jika aku bisa meminta, aku ingin makanan kita sesuai dengan rintangan yang akan kita hadapi nanti. Setidaknya nasi saja sudah cukup." Ujar Nara

"Tapi apakah kalian tidak merasa aneh? Selama ini kita tidak benar-benar merasa lapar meski hanya makan buah dan keripik kentang waktu itu." Tanya Chaera

"Semua keanehan itu sudah terjawab, Chae. Jawabannya adalah karena kita sedang bermimpi" jawab Hasa sembari tersenyum masam.

Chaera mengerti tak ada satupun dari mereka yang senang terjebak dalam mimpi yang membuat mereka harus bertahan hidup seperti ini. Belum lagi pada akhirnya hanya akan ada satu orang yang menang. Hal itu membuat mereka berada di ambang batas antara meyerah atau berjuang mati-matian dengan mengorbankan sisi kemanusiaan mereka.

"Hasa"

Chaera mengusap punggung wanita itu dengan lembut.

"Kau pasti bisa. Berjuanglah sampai kau rasa kau sudah tak mampu lagi. Dengan begitu tidak akan ada penyesalan setelahnya. Kau tidak mau kalah dengan meninggalkan penyesalan kan?" Jelas Chae

Hasa mengangguk kemudian mengusap Bahu Chaera dengan lembut.

"Terimakasih sudah mengingatkanku, Chae. Aku hampir saja menyerah tadi. Mari berjuang bersama."

Chaera tersenyum dan mengangguk padanya. Meski ia juga merasakan hal yang sama, ia merasa sedikit lega karena bisa berbagi semangatnya pada orang lain.

Chaera terlampau asik berbincang bincang dengan Hasa sampai-sampai ia melupakan seseorang yang berada tak jauh dari sana.

Areum menatap Hasa dan Chaera dengan pandangan tak suka. Jelas ia merasa tersingkirkan dan tak memiliki teman. Mereka semua sebaya dan mengapa hanya Areum yang tak memiliki teman dekat seperti Hasa dan Chaera? Sering kali ia memikirkannya.

Trapped [JWW/KMG] (ONHOLD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang