Apa yang Intan ceritakan pada Inna, ternyata menimbulkan rasa penasaran yang besar. Saat Rommy bertandang ke rumahnya, Inna lebih banyak membahas tentang Ikan Asin Kerupuk, membuat pria itu menjanjikan satu kesempatan kosong untuknya.
Alhasil di hari ketiga Inna berada di kota Tarakan, Rommy pun menjemputnya di waktu petang dan pergi menuju ke arah Juata Laut, berboncengan dengan sepeda motor 4 Tak miliknya.
"Tadi udah makan belum, Na? Mau makan bakso ikan tenggiri dulu di kota baru kita lanjut ke sana nggak?" Tanya Rommy saat Inna sedang memasang helm di kepalanya.
Bukannya membalas apa yang Rommy tanyakan, Inna malah memberikan satu pertanyaan lagi pada pria itu, "Bakso ikan tenggiri, Rom?"
"Iya, Na. Aku paling suka itu. Kita ke kota dulu baru balik ke Juata Laut yuk? Mau nggak?" Membuat Rommy harus sedikit menjelaskan, sebelum mengulang pertanyaan yang sama.
Nyaris lima belas detik Rommy menunggu jawaban, dan Inna pun akhirnya mengabulkan apa yang pria itu inginkan, "Ya udah. Boleh deh."
Sembari memberi aba-aba dengan bahasa tubuhnya, tak lama kemudian tubuh cantik Inna kini sudah berada tepat di belakang Rommy, menunggu si pemilik motor menjalankan kendaraan roda dua tersebut.
Sayangnya apa yang Inna harapkan belum juga terkabul, ketika Rommy memilih sibuk bereuforia seperti anak balita, juga meminta untuk melingkarkan tangan halus itu di pinggangnya, "Asyik... Ya udah gas deh. Dipegang dong pinggangku, Na. Biar nggak jatuh kamunya."
"Udah."
"Lha! Kok malah bahu aku yang dipegang? Udah kayak tukang ojeg aja kalau begitu mah." Tetapi yang Inna berikan adalah sebaliknya, membuat senyuman seketika menjadi gerutuan di sana.
Rasa enggan dan tidak enak hati dari dalam dirinya, pun Inna jabarkan agar Rommy mengerti dengan kondisinya saat ini, "Nggak enak, Rom. Kita kan cuma teman. Gimana kalau pacarmu lihat nanti?"
Kedatangan Inna ke kota Tarakan bukan untuk sekedar bermain-main atau mencari tambatan hati baru, sebab dirinya masih terikat dengan Torra, belum usai membereskan semuanya terutama ketika berbicara tentang perasaan.
Inna menyetujui tawaran Rommy untuk keluar rumah adalah bentuk dari melepas penat, sedikit menghibur diri dan juga sebagai tanda terima kasih atas kunjungannya kemarin, "Aku nggak punya pacar, Na. Ya, kalau kamu mau jadi pacarku, sih, aku nggak keberatan."
"Ck! Jangan mulai lagi ya, Rom. Kamu kan udah tahu kisah hidup gimana kemarin. Lupa? Ayo cepat jalan. Habis di ngobrol nggak jelas aja berdua ini." Namun Rommy tampaknya tidak seperti itu, menciptakan satu ketegasan Inna yang sedikit meninggi di sana.
Akan tetapi bukan Rommy Wicaksono namanya jika ia harus berhenti memperjuangkan apa yang menjadi kesukaannya, "Hahaha... Siap, Cantik. Makanya pegang pinggangku cepat."
"Hadeh! Iya deh iya. Udah kan? Cepat hidupin motornya." Dan kekalahan pun jatuh pada diri Inna Bastari, yang geram dan dengan cepat memegang pinggang Rommy.
"Nah gitu dong. Let's go, Cantik. Kencan pertama di mulaiii...!" Senyuman di wajah Rommy pun kian melebar tatkala ia mulai menghidupkan motor 4 Tak miliknya, melaju meninggalkan Juata Kerikil bersama dengan segunung harapan kendati ia sudah mengetahui seperti apa kehidupan asmara wanita di belakangnya.
Sejumlah cerita dan candaan pun keluar satu demi satu menjadi penyemangat Rommy yang sibuk menebar umpan, membuat Inna tak mendengar suara bip dari ponselnya dalam tas selempang di tubuhnya.
'Aduh, bagaimana ini? Nak Torra mau lapor polisi lagi! Mau minta tolong pamannya untuk cek nama penumpang di Bandara Soetta yang kemarin punya lagi, kalau kamu sampai ketahuan bagaimana, Nduk? Duh, Gustiii... Mbok ya kalau di SMS itu cepat dijawab kenapa, sih, Cah ayuuu... Besok kalau kamu belum balik ke sini, dia mau ngajak Ibu bikin berita kehilangan!' Padahal di ujung sana, Indri sibuk menetralkan debar-debar sialan dari dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong, Ceraikan Aku! [END]
RomanceMenikah itu tidak mudah. Menikah dimaksudkan agar hidup kedua pasangan menjadi teratur dan terarah dengan baik, tapi tak jarang sebuah pernikahan hanya berlandaskan coba-coba, karena harus bertanggung jawab akibat tak kuat menahan hawa nafsu, lalu t...