"Aku takut," adalah cicitan Yeeun begitu dokter dan dua perawatnya memasuki ruangan sementara Deokmi Ajhumma beranjak keluar.
Chan mendekat. Diraihnya tangan si gadis untuk digenggam, "Ada aku di sini, enggak usah takut."
Gadis itu menatap Chan sekilas sebelum menghela napas dan kembali memperhatikan dokter juga dua perawatnya yang kini tengah menyiapkan alat-alat medisnya. Salah satu perawat mendekati Yeeun untuk menanyakan kondisinya beberapa hari belakangan kemudian mencatat semua jawaban Yeeun pada lembar yang terselip di clipboard yang dibawanya.
Sementara itu, perawat lainnya tampak sibuk menyiapkan jarum suntik bersama sang dokter yang membuat Yeeun meringis hanya dengan melihatnya. Yeeun bahkan sampai meremat tangan Chan yang masih menggenggamnya ketika sang dokter mulai bergerak mendekat.
"Ini hanya akan berlangsung sebentar," ucap sang dokter dengan salah satu tangan terulur meminta tangan kanan Yeeun yang bebas.
Gadis itu menyembunyikan tangan kanannya dan menggeleng takut-takut.
"Gapapa, Yeeun," bisik Chan meyakinkan, "kamu boleh gigit tanganku kalau memang sakit,"
Untuk beberapa saat Yeeun menatap Chan dengan wajah memelas. Sungguh, dia sangat takut. Gadis itu bahkan sampai ajukan protes dan memukul perut Chan ketika sang pemuda menarik paksa tangan kanannya ke arah dokter yang masih mengulurkan tangan. Gadis itu benar-benar ingin membatalkan kemoterapinya seperti yang ia lakukan sebelumnya.
Namun, ia tak bisa melakukan hal tersebut ketika Chan mengingatkannya pada perkataannya sendiri Minggu lalu dimana ia berkata bahwa ia ingin sembuh dan salah satu caranya adalah dengan menjalani kemoterapi. Maka mau tak mau Yeeun mengulurkan tangan kanannya ke arah sang dokter.
Yeeun memejamkan matanya ketika lengan bawah bagian atasnya diolesi cairan kimia dan selanjutnya ia menyembunyikan wajah di tangan Chan ketika dirasa ujung jarum suntik yang menyentuh permukaan kulitnya. Satu pekikan tertahan keluar dari mulutnya ketika jarum suntik itu menembus kulitnya. Chan membawa tangannya yang lain untuk merengkuh Yeeun yang di detik selanjutnya tak dapat lagi menahan pekikan kesakitan ketika jarum itu menembus kulitnya semakin dalam.
Rasanya sakit. Teramat sakit. Terlebih ketika cairan obat yang entah apa namanya berpindah dari tabung suntikan ke dalam tubuhnya. Ini bukanlah kali pertama Yeeun merasakan jarum suntik menembus kulitnya, tetapi Yeeun berani bersumpah ini berkali-kali lipat lebih sakit dari biasanya. Gadis itu bahkan menangis histeris dan beberapa kali mencoba menarik tangannya jika saja sang dokter tidak menahan tangannya dengan kuat dan Chan tidak mengeratkan rengkuhannya agar ia bisa sedikit lebih tenang.
"Sakit, Chris ... Sakit ..." Yeeun tiada henti merintih kesakitan di sela-sela isakannya dalam rengkuhan Chan.
"Gigit saja tanganku biar sakitnya berkurang," ucap Chan yang sesaat kemudian mati-matian menahan pekikan karena Yeeun benar-benar menggigit tangannya.
Biarlah nanti gigitan yang keras itu akan meninggalkan bekas yang penting rasa sakit yang Yeeun rasakan dapat berkurang dan setelah ini Chan benar-benar berharap Yeeun memiliki kesempatan untuk sembuh.
Proses kemoterapi berlangsung tak begitu lama. Setelah beberapa prosedur lainnya yang dijalani, kemoterapi itu akhirnya selesai. Dokter dan dua perawatnya meninggalkan ruangan usai menyampaikan pesan pada Deokmi Ajhumma--yang kembali memasuki ruangan--untuk selalu mengabari pihak rumah sakit tentang semua kondisi Yeeun pascakemoterapi.
Meski tak sekeras sebelumnya, Yeeun masih menangis dan merintih kesakitan di dalam rengkuhan Chan. Gadis itu sudah tak lagi menggigit tangan Chan, tetapi gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda akan melepaskan pelukannyanya pada si pemuda Bang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stand by Me - Stray Kids Fanfiction
FanfictionChan hanya mempunyai satu keinginan. Yaitu tidak datang terlambat. Karena dia ingin ada di sisi gadisnya sampai akhir. Stray Kids' Bang Chan × Park Yeeun (oc) Dell, 2020