37 | The Tournament

268 23 0
                                    

​Courtney tengah memainkan ponselnya dan Elyza sedang membaca majalah fashion. Hari ini, mereka melaju ke Birmingham dengan Mercedes-Maybach hitam dan seorang supir di depan.

"George bisa saja pergi bersama kita hari ini. Lagipula kita juga ke Birmingham bersama karena menghadiri pertandingannya," celoteh Elyza sambil masih membolak-balik lembar halaman majalan fashion di tangannya.

"Tentu saja dia seharusnya berangkat bersama timnya. Kita datang hanya sebagai keluarganya sekaligus penonton, bukan?" balas Courtney masih memainkan ponselnya.

"Baiklah, terserah saja." Elyza menghela napasnya dan menutup majalahnya. "Kau sudah menghubungi Claire, kan?"

"Sudah, Mom. Jangan khawatir, dia sekarang sedang dalam perjalanan bersama Jack," timpal Courtney.

"Baguslah." Elyza memejamkan kedua matanya dibalik kacamata hitamnya. "Seharusnya ayah kalian bisa datang, tapi pekerjaan yang menumpuk itu selalu saja menumpuk. Apa daya. Salah satu dari kalian belum mengambil alih pekerjaan ayah kalian."

Courtney menghentikan aktivitasnya. Kemudian, ia menoleh pada Elyza. "Kami sudah bekerja di bidang kami masing-masing bukan, Mom?"

"Ya, kata-katamu benar. Claire di permodelan, kau dengan butikmu, dan George dengan karis baseballnya. Tidak ada yang membantu Dad, bukan?"

Courtney menghela napasnya. "Mom, kita sudah pernah membicarakan ini, bukan?"

"Maka dari itu, aku ingin segera punya cucu dari kalian. Dan tentu saja cucu-cucuku nanti akan menjadi bagian dari perusahaan keluarga kita," balas Elyza.

Courtney terdiam. Ia tentu sudah bisa menebak topik pembicaraan mereka selanjutnya. Ah, sebaiknya ia tinggal tidur saja. Perjalanan juga masih panjang.

***

Sesampainya Courney di tempat pertandingan, ia dan Elyza pun masuk ke sebuah ruangan VIP tempat menonton pertandingan. Tak lama kemudian, Claire dan Jack pun turut bergabung bersama mereka.

"Courtney?" Sontak, Courtney menoleh ke sumber suara saat tiba-tiba saja seseorang memanggilnya.

"Luke?" Courtney membelalakkan matanya saat ternyata mendapati Luke di belakangnya. Elyza, Claire, dan Jack pun turut menoleh ke Luke saat Courtney memanggilnya.

"Hei, rupanya ada Luke!" seru Elyza ceria.

"Bagaimana kabarmu, Nyoa Elyza?" tanya Luke sopan.

"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu dan orang tuamu? Ah, kudengar kau sempat kecelakaan beberapa hari yang lalu."

"Iya, hanya kecelakaan ringan, sekarang aku baik-baik saja," timpal Luke sambil tersenyum.

"Aku tidak tahu kau juga ikut menonton disini," ujar Courtney berbasa-basi.

"Aku hanya iseng menonton saja. Sebenarnya aku ada seminar di Birmingham besok," timpal Luke.

"Bagaimana denganmu?"

"Aku menonton adikku, George. Dia ketua tim dan kami sudah berjanji akan menonton pertandingannya yang selanjutnya," timpal Courtney dan Luke ber-o ria.

"Oh ya? Kalau begitu aku akan mendukung tim adikmu saja."

"Kenapa? Kau punya kebebasan untuk mendukung tim manapun."

"Karena itu adalah tim adikmu, jadi aku akan mendukungnya," balas Luke.

"Baiklah, terserah kau saja." Courtney mengendikkan bahunya.

"Luke, kau bisa duduk bersama kami disini!" seru Elyza.

"Benarkah? Baiklah kalau begitu, terima kasih!" seru Luke senang dan ia pun mengambil tempat duduk di samping Courtney untuk menonton dan mendukung pertandingan George.

15 Seconds - Bachelor Love Story #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang