41 | Two Person, Different Atmosphere

270 23 1
                                    

Pagi-pagi, Alliane terlihat sedang memasak untuk sarapan saat tiba-tiba saja saudara kembarnya, Dylan, berteriak, "Alliane! Alliane! Alliane!"
​Sambil masih menggulung telur dadar, Alliane menyahut, "Apa?!"

Dylan kini berdiri di belakang Alliane. "Sekarang pemberitahuannya!" seru Dylan bersamaan dengan Alliane yang mematikan kompornya.

Sontak, Alliane langsung menoleh. "Benarkah? Kalau begitu ayo kita lihat bersama!" seru Alliane bersemangat dan kemudian berlari kecil menuju ruang tengah bersama Dylan.

Dylan pun membuka laptopnya. Setelah itu, ia langsung membuka laman official website milik perusahaan Balle.

"Sebentar! Sebentar!" Tiba-tiba Alliane berseru sambil menghentikan tangan Dylan dan satu tangannya memegang dadanya dimana jantungnya tengah berdegup kencang.

"Kenapa? Kita harus melihat pengumumannya sekarang!" seru Dylan.

"Sebentar. Kenapa aku yang sangat gugup sekarang? Kau tidak gugup?" tanya Alliane.

"Tentu saja aku gugup! Tapi, aku akan tenang setelah aku melihat hasilnya. Berhasil atau gagal bukan masalah untukku," timpal Dylan.

Alliane melihat Dylan yang tampak serius dengan perkataannya. Well, ini memang sudah menjadi kebiasaan dimana ia sangat mudah gugup, walaupun kejadian yang membuatnya gugup tidak terjadi padanya. Contohnya saja seperti ini.

Setelah mencoba menenangkan dirinya sendiri, Alliane menghela napasnya dalam-dalam dan kemudian berkata, "I'm ready."

Dylan pun membuka laman yang dimaksud dengan pelan-pelan sambil merapalkan doa dalam batinnya. Hingga akhirnya ia pun membaca...

Selamat! Anda diterima bekerja di bagian marketing. Silakan hubungi nomor yang tertera di bawahnya....

Dylan dan Alliane sama-sama tidak sanggup membaca kalimat-kalimat selanjutnya. Kalimat pertama yang mereka baca sudah mewakili semuanya.

"AAAAAAAAA! DYLAN, KAU DITERIMA!" Tiba-tiba Alliane berteriak girang sambil memeluk Dylan erat.

"Iya, iya! Aku tahu! Lepas pelukannya!" seru Dylan terkekeh.

"Ya ampun, akhirnya kembaranku ini kembali bekerja!" seru Alliane senang yang kemudian melepas pelukannya.

"Padahal aku sudah tidak berharap banyak," ujar Dylan mengutarakan pikirannya.

Alliane mencibir. "Pantas saja kau berkata seperti itu tadi."

"CEO Balle sangat baik," ujar Dylan.

"Aku tahu itu," balas Alliane setuju. "Oh, ya. Aku akan menemuinya untuk berterima kasih."

***

Di kantor perusahaannya, Austin tengah memainkan hapenya dan mengirim pesan untuk Courtney.

Austin Balle :
I miss you.
Bagaimana kalau kita bertemu siang ini?

Austin memainkan hapenya sejenak sebelum akhirnya meletakkannya. Ia menyandarkan badannya ke kursi kebesarannya dan menghela napasnya kecil. Ah, selama beberapa hari ini ia terlalu sibuk. Ia kesusahan bertemu Courtney, bahkan mendengar suaranya saja belum. Mereka hanya saling bertukar kabar melalui pesan singkat. Jika Austin terlalu sibuk, bisa saja Austin membalas pesan mereka malamnya atau bahkan paginya karena ketiduran malamnya.

Austin mengusap wajahnya sekali dan kemudian menghela napasnya lagi. Tatapannya kini beralih pada kalender di mejanya. Terlihat kalau tanggal sekarang ia beri tanda sebagai pengumuman siapa saja karyawan baru yang diterima.

15 Seconds - Bachelor Love Story #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang