Mendung

11 1 0
                                    

Bermula ketika seorang wanita beristirahat ditaman, karna lelah sehabis lari pagi.
Saat itu pagi, cuaca mendung.

Jakarta 22 April 2015

“duh cape banget, lagi enak enak lari pagi malah mendung” –Ucap Vania

Vania duduk di gubuk kecil. Bersama seorang lelaki yang sedang menulis di buku.
Karna rasa penasaran vania, vania lirik lirik sedikit apa yang sedang ditulis oleh nya

“ngapain mbak?” –Ucap Lelaki

“ahh engga ini lagi olahraga kepala, biar enakan dikit” –Ucap Vania seraya menggerak gerakan palanya

Lelaki itu kembali menulis.

“duh bego banget gueeee, hamper aja ketauan. Malu njir, mau balik tapi masih cape” – Ucap dalam hati vania

“Mendung itu indah ya?” –Ucap Lelaki

“eh gimana mas?” –tanya vania

“iyaa, mendung itu indah. Seakan bimbang haruskah cerah? Atau hujan? Awan yang menutup sinar mentari, seakan membuat dunia gelap” –Ucap Lelaki

“aku juga suka mendung, entah alasanya apa. Hanya saja menurut ku mendung itu indah. Namun aku lebih suka cuaca cerah. Seolah sinar mentari mengeluarkan cahaya yang penuh gembira. ” –Ucap Vania

“Aku Aldi” –ucap lelaki seraya mengulur tangan nya
“ehh, aku vania” –Ucap Vania seraya menjabat tangan aldi

“eum, kamu dari tadi nulis apa?” –tanya vania

“oh ini, aku lagi nulis apa yang ada di hatiku. Bukan puisi” –Jawab Aldi

“kamu suka nulis juga?” – Tanya Vania

“engga terlalu si, tapi aku cinta. Ketika aku mencintai tulisan diriku sendiri. Aku akan senang. Meski nyata nya tulisanku gaada bagusnya” –Ucap Aldi

“Cinta tuh sama cewe, masa sama tulisan? Haha” –Canda Vania

“hmm baru kenal udah mulai ngeledekin” –Ucap Aldi

“coba sini ku liat tulisan kamu, nanti aku nilai deh” –Ucap vania

“jangan, nanti saja” –Ucap Aldi

“ ohh okey” –Ucap Vania

“jadi, kamu kenapa bisa di taman? Emang kamu gaada kesibukan?” –Tanya aldi

“Adaa, aku kuliah, ntar mau ke kampus dikit lagi. Abis lari pagi jadi istirahat dlu, masih ada waktu 1 jam si. Kalo kamu gimana?” –Ucap Vania

“ohh gitu, aku emang setiap medung selalu ada disini, ya indah aja pemandangan dari sini” –Ucap Aldi
“kesibukan kamu saat ini apa?” –Tanya Vania

“aku? em gaada si. Tinggal nyari kerja aja. Aku baru lulus.” –Ucap Aldi

“trus kenapa ga nyari?” –Tanya Vania

“kan aku udah bilang, aku disini setiap mendung. Sayang aja pemandangan seperti ini, huft malah untuk terakhir kalinya” –Ucap Aldi

“Terakhir kali?” –Tanya Vania

Tiba tiba saja ada telfon masuk dari ponsel milik Vania

“Hallo Van, Gue di depan rumah lu nih. Katanya mau bareng, sekalian ngumpul dulu sama anak anak di tempat biasa” –suara dari ponsel Vania

“duh aku harus pulang nih” –Ucap Vania

“aku bisa minta kontak kamu?” –tanya aldi

“ahh sorry, aku gabisa kasih kontak ku ke orang yang baru kenal” –Ucap Vania

“oh gitu, ya gapapa. Aku paham. Kalo gitu aku pulang dlu ya, mendung nya udah hilang dan gaada hujan” –Ucap Aldi seraya bangun dari gubuk yang di dudukinya

“maaf ya” –Ucap Vania

“iya gapapa, kalo gitu aku pulang dulu ya” –ucap aldi

“eh buku kamu ketinggalan” –Ucap vania
“sengaja. Kamu mau liat kan tulisan aku?” –Ucap Aldi

Vania tidak sempat membaca buku itu, ia menaru buku itu di tas miliknya. Berniat membaca nya saat pulang kuliah.
Tapi saat ia pulang kuliah dia tidak sempat membaca, ia ketiduran karna kelelahan.

Esok paginya, Vania berlari pagi seperti biasa. Cuaca mendung Ia mengunjungi taman kemarin, dengan harapan bertemu Aldi. Ia duduk di gubuk yang sama. Dan pada waktu yang sama. Tak lama kemudia hujan lebat turun. Namun aldi tak kunjung datang sampai hujan berhenti.

“cowo itu kemana ya? Katanya setiap mendung dia disini. Duh kenapa perasaan gue beda si. Mungkin ini cinta pandangan pertama?” –Ucap vania dalam hatinya

Vania memutuskan pulang kerumahnya. Lalu membaca buku milik aldi. Ia memutar lagu dan memulai membacanya. Ternyata dibuku itu hanya ada 1 tulisan. Tulisan yang kemarin ia tulis.

“22 April 2015, mendung datang kembali. Seperti biasa, ia selalu menutupi sinar mentari. Apakah kali ini mendung memilih jawaban yang tepat? Hujan? Atau cerah?. Aku terlalu memikirkan mendung dan kisahnya. Tepat di depan aku ada perempuan yang bagi ku tidak asing. Ah dia mirip sekali dengan sahabatku. Menatapnya seolah mendung di hati ku kembali cerah, menatapnya seolah sinar mentari kembali terlihat. aku menantikan momen ini, ini sangat indah. Tapi, walau aku menanti momen ini. Entah mengapa lidah ku gugup tak bergerak. Aku harus memulainya, dan menjadi temannya. Aku ingin dia menjadi sinar mentari di hatiku. Aku tak lagi ingin mendung atau pagi berkabut. Tapi, ini kali terakhir aku di Jakarta. Aku harus pulang ke Kalimantan. Bisa kah aku menetap dengan sinar ku?
Aldi, Jakarta 20 April 2015.”

Tak disadari air mata vania telah membanjiri pipi nya.

“Di, gue mau jadi sinar lo. Gue mau cerahin hati lo. Maafin gue di. Seharusnya gue tau itu kali terakhir kita bertemu, jika seperti ini bisakah gue menyinari mendung untuk kedua kalinya?” –Ucap Vania dengan air mata di pipinya

~Jakarta 22 April 2020
Disebuah cafe dekat taman mereka bertemu.
Aldi yang baru saja keluar dari cafe itu dengan membawa buku miliknya, dan Vania yang baru saja ingin memasuki cafe itu bersama teman teman nya. Mereka berpas pasan.

“engga mungkin itu dia” –Ucap Vania dalam hatinya

“engga mungkin itu dia” –Ucap Aldi dalam hatinya

Cuaca mendung, sepulang dari cafe itu aldi mengunjungi taman dimana tempat mereka bertemu.
Esok harinya Vania mengunjungi taman itu. Berharap ia kembali bertemu Aldi.
Yang ia temukan hanyalah, sebuah buku di gubuk itu.

Isi buku itu bertulis
“Aku kembali ke kota dimana hatiku bersinar, tidak, aku kembali ke kota dimana mendung sudah tak ada di hatiku. Aku berharap bisa menemukan sinarnya, namun yang ku temui hanyalah bayangan sinar itu.
Van jika kamu menanti ku selama ini, mungkin kamu akan menemukan buku ini. Jika tidak, maka sinar ku kembali tertutup. Ah ini ku cantum kan nomor ku, aku tak ingin menyesali penyesalan yang sama”

“ternyata kemarin kamu kesini di, akhirnya aku bisa kembali menyinari hati yang sama, akhirnya takdir berkata demikian. Aku telah menanti ini. Penantian panjang yang ku lalui. Berharap kamu sedang memegang buku di gubuk yang sama, dengan perasaan yang sama.” –Ucap Vania

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang