9; this night

1.1K 211 155
                                    

“pada setiap masalah, akan selalu ada solusi.”

.

"Maaf..? Sepertinya karena pusing aku jadi sedikit halusinasi."

[Name] menggeleng tak percaya, memastikan apakah ini sekedar ilusi atau bukan. Sedangkan Kenma langsung menggenggam tangan gadis itu dengan lembut.

"[Name], ini nyata." Tekannya, ekspresi [name] tidak seperti yang ia harapkan. Ia ingin gadis itu senang dan menerima perasaannya. Namun malah mengira dirinya sedang berhalusinasi. Sejahat itukah dulu saat ia menolak [name] ? Apakah ini balasan karena menolak seorang [name] ?

"Kau bohong. Jangan bercanda!"

"Hey, aku serius."

"Benarkah?"

"Benar [name], aku tidak berbohong."

"Kalau begitu—"

"Kalau begitu kenapa?"

[Name] menghela napas berat, hati dan otaknya sedang tidak bisa diajak berkompromi. Tangannya terulur kearah pinggang Kenma, lalu kembali memeluk pria itu dengan erat.

"—maaf, sepertinya aku tak bisa."

"Kenapa?!"

Kenma nampak terkejut, lalu melepas pelukan gadis itu dan menatapnya penuh arti. Sedangkan yang ditatap hanya mampu menunduk kebawah.

"Jujur saja, hatiku menerimanya, namun batinku tidak."

"Lalu kenapa menolak?"

"Bagaimana jika Louis—"

"Hentikan, [name]. Aku tak ingin mendengar itu, aku hanya perlu jawabanmu."

Ujar Kenma penuh penekanan. Sekarang sudah menunjukan pukul 9 malam. Pria itu segera menidurkan dirinya diatas matras, menghadap berlawanan dari [name], seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Aku akan menunggu. Tak peduli mau besok, atau bulan depan, bahkan satu tahun kemudian. Aku akan terus menunggu jawabanmu, tanpa penolakkan. Selamat malam!"

[Name] hanya bisa menganga melihat tingkah laku pria ini, pasalnya baru kali ini dia melihat sisi imut Kenma begini. Gadis itu tersenyum pahit. Berpikir bahwa jadi Kenma pasti sulit. Dipaksa bertunangan seperti itu, apalagi dengan gadis yang tidak ia sukai, bahkan dia belum lulus sekolah. Mungkin jika [name] menjadi Kenma, ia akan bisa menghancurkan seisi rumah.

[Name] menidurkan tubuhnya diatas matras, berjarak 1 meter dari tempat Kenma sudah tertidur. Bukannya tak percaya pada pria itu, namun [name] tahu batasannya untuk berdekatan dengan lawan jenis.

"Kozume-senpai, kau bisa tidur?"

"Hm."

[Name] terkekeh, ternyata benar-benar sedang merajuk padanya. Gadis itu agak khawatir, karena disini banyak nyamuk dan udara berdebu yang tidak mengenakkan. Tiba-tiba saja terdengar gemuruh suara perut. Gadis itu tertawa.

"Lapar, senpai?"

"Ah, ya kupikir begitu."

[Name] mendudukkan dirinya, mengambil sesuatu dalam sakunya. Sebuah crackers. Ia memang selalu membawa crackers, gadis itu menyukainya karena irit dan tidak memakan tempat. Tangannya bergegas menepuk pundak Kenma. Yang ditepuk menoleh.

the best for you; Kozume KenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang