[PROLOG] Chapter 1-Masalah

1.2K 61 8
                                    

Jirou POV

Pagi itu di hari minggu aku mendapatkan hadiah 2 tiket konser setelah memenangkan kuis dari majalah, aku tidak tahu lagi aku akan mengajak siapa, jadi kupikir aku akan mengajak Denki, akhir akhir ini entah kenapa tetapi kupikir dia menjadi lebih murung dari biasanya, juga dia suka pulang malam setelah sekolah & menjadi sulit ditemui.

"Denki!", teriak aku sambil berlari kecil untuk menghampirinya, dia terlihat memakai pakaian rapi seperti akan pergi keluar, "hai Kyouka", jawabnya dengan senyum, tetapi entah kenapa aku merasakan ada yang berbeda dengan senyumnya, & mata berwarna hazel nya tidak memancarkan cahaya kebahagiaan seperti Denki yang biasanya.

"Aku memiliki 2 tiket konser untuk Sabtu depan, kau mau ikut?", tanya ku kepada Denki dengan penuh berharap, "maaf, aku senang tetapi aku sedang sibuk", jawabnya dengan senyum namun sambil menunduk & mengusap belakang lehernya, "baiklah mungkin aku akan mengajak Yaomomo saja", jawab ku, lalu aku pun kembali ke kamar ku & berpikir apa yang terjadi dengannya.

Kaminari POV

Aku memiliki 2 tiket konser untuk Sabtu depan, kau mau ikut?", tanya Kyouka padaku, aku sudah menyukainya sejak hari pertama di UA, maka hati ku menjadi sangat senang mendengar ajakan menonton konser berdua dengan gadis yang kusukai, namun aku juga memiliki jadwal untuk bekerja sampingan di waktu itu, jadi dengan sedih kutolak, "maaf, aku senang tetapi aku sedang sibuk", jawabku dengan senyum palsu, "baiklah mungkin aku akan mengajak Yaomomo saja", jawabnya lalu berjalan kembali ke lantai atas, aku pun melihat jam di dinding dan menunjukkan pukul 08:00, maka aku pun bergegas pergi menuju tempat kerja ku.

1 Minggu sebelumnya

Sore itu di asrama saat aku sedang bermain handphone diatas kasur, ayahku menelepon & berkata "maaf nak, ibumu sekarang sedang berada dirumah sakit, dia butuh untuk dirawat secara khusus & biayanya sangat mahal, sehingga mungkin kami tidak akan lagi mampu untuk membiayaimu bersekolah di UA lagi", katanya dengan penuh kesedihan.

Aku terkejut dan tidak tahu harus berkata apa, lalu aku pun langsung pergi ke rumah sakit & melihat ayahku sedang duduk di ruang tunggu, "dimana ibu sekarang ayah?" tanyaku, "dia sedang di ruang operasi, kita tidak bisa menemuinya sampai besok".

Aku pun menunduk terdiam dan duduk menuju kursi disamping ayahku, setelah sunyi selama sekitar 5 menit aku bertanya "apa benar kalian tidak mampu membiayaiku bersekolah lagi?", ayahku yang tertunduk melihat kearahku dengan wajah sedih, "tenang saja nak kami bisa memindahkan mu kesekolah biasa yang lebih murah", jawabnya.

"Tapi bagaimana dengan cita cita ku sebagai pahlawan, sekolah biasa kan tidak mengeluarkan lisensi untuk menjadi pahlawan?" tanyaku dengan sedikit emosi, ayahku pun kembali tertunduk dan berkata "maaf nak, kau terpaksa meninggalkan cita cita mu sebagai pahlawan itu".

Aku pun tertunduk, lalu melihat kearah pintu ruang operasi dimana ibu ku sedang didalam, lalu berkata "bagaimana jika aku bekerja sampingan untuk biaya sekolahku sendiri, apa aku boleh?" tanyaku pada ayahku, ayahku pun terkejut dan berkata "kau mau nak? kalau itu mau mu yasudah baiklah", aku pun tersenyum, lalu setelah kembali saling diam aku pun memberikan diri bertanya "apa yang terjadi sebelumnya sehingga ibu sampai harus dirawat seperti ini?", wajah ayahku makin sedih dan mulai mengeluarkan air mata "tadi pagi saat kita berdua akan pergi berbelanja mobil kami dihadang oleh sekelompok penjahat, mereka menyuruh kami turun dan memberikan mobil kami, tapi aku malah menginjak gas dan kabur, penjahat yang kesal kemudian menembaki mobil kami dan salah satu pelurunya mengenai ibumu, ini semua salah ayah" jawabnya dengan sesekali mengusap air mata, aku pun meletakkan tanganku di pundaknya dan berkata "ini bukan salahmu ayah" kataku untuk menenangkan nya, aku pun melihat keluar jendela dan matahari mulai terbenam, aku berpamitan dengan ayahku untuk pulang sebelum gerbang asrama dikunci.

Di jalan aku pun menunduk dan tidak tahu harus melakukan apa, rasanya aku ingin berteriak & menangis sekencang-kencangnya, lalu aku melewati taman dimana aku biasa bermain diwaktu kecil, aku pun memutuskan mampir sebentar dan duduk di ayunan, aku kembali teringat masa kecilku.

flashback 9 tahun sebelumnya

Aku yang berumur 5 tahun duduk di ayunan sedang bermain sendirian dengan bola ditangan ku, lalu sekelompok anak seusiaku datang dan berkata "hei, berikan bola mu untuk kami bermain", aku yang sedang bosan mengira mereka mengajakku bermain bersama dan berkata "baiklah ayo kita bermain bersama, perkenalkan namaku Denki Kaminari", aku mengulurkan tanganku sambil tersenyum, mereka pun saling menatap dan memukulku "enak saja, kami tidak mau berteman dengan anak tidak keren sepertimu, sekarang berikan bola mu", aku yang terjatuh mengusap pipiku yang tertinju & menyerahkan bola ku, mereka pun mengambil bola ku & bermain di sisi lapangan yang lain.

Aku kembali duduk di ayunan dan air mata ku mengalir tidak tahu harus melakukan apa, lalu tiba tiba ibu ku muncul dan dengan cemas berteriak memanggil namaku dan aku langsung lari dan memeluknya, ibu ku yang terkejut mengusapku dan menggendongku pulang kerumah.

End of flashback

Aku tidak sadar air mata ku mengalir dan tersadar matahari mulai tenggelam, aku pun berlari ke gedung asrama dan untungnya gerbangnya belum terkunci.

im for you & you for me (Boku no hero academia-Kamijirou fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang