Isakan itu masih terdengar, membuat pria yang kini menjadi sandaran hanya bisa terdiam. Ia tahu jika perpisahan adalah hal paling menyakitkan untuk apapun atau siapapun. Tapi segala perbedaan yang ada diantara mereka terlalu sulit untuk disatukan.
Jeon Jungkook.
Pria itu menghembuskan napas beratnya, menandakan jika keputusan yang ia ambil juga menyakitinya. "M-mianhae."
Chou Tzuyu.
Gadis itu mengusap air matanya. Ia tahu sebesar apa rasa cinta itu memeluk mereka berdua. Namun ia lupa jika dunia punya aturan main sendiri. Ia hanya berharap garis takdir benar-benar menuliskan nama mereka berdua untuk tetap bersama.
"Aku akan lakukan apapun."
Jungkook berusaha tegar. Ia tersenyum kemudian menggeleng sebagai tanda penolakan. Ia lantas menangkup wajah Tzuyu, mengusap halus pipinya lalu kembali tersenyum. "Kau tidak boleh melawan pada orang tuamu, hm?"
Hatinya terasa tercabik mendengar pernyataan Jungkook. Ia tahu seharusnya sejak awal ia mengatakan hal yang sejujurnya. Tapi kondisilah yang membuatnya terpaksa untuk terus menerus berbohong.
Tzuyu menatap tangannya yang kini mulai bertautan dengan Jungkook. "Ingatlah satu hal, aku selalu mencintaimu. Sekarang berhentilah menangis."
Tanpa babibu Tzuyu mendekap Jungkook, menumpahkan segala rasa yang menumpuk dalam hatinya. "Itulah kenapa tetaplah bersamaku. Aku akan lakukan apapun agar bisa bersamamu."
Jungkook mengusap halus punggung Tzuyu. Ia sungguh tak ingin mengeluarkan sepatah kata lagi untuk melarang Tzuyu sebab ia tahu hal itu hanya akan berakhir sia-sia. Ia mengecup kepala Tzuyu kemudian mengeratkan pelukannya saat tangisan Tzuyu mulai tak terkendali.
"Percayalah, rencana Tuhan selalu lebih baik. Jika kita tak bisa bersatu saat ini, mungkin saja di kehidupan berikutnya kita bisa bersama. Aku tak masalah menunggu sampai saat itu."
"Aku tak ingin menikah dengannya," ujar Tzuyu dengan suara bergetar.
"Kau pernah mengatakan jika cinta bisa datang karena terbiasa. Mungkin nanti saat kau sudah terbiasa dengan kehadirannya, kau akan mulai mencintainya." Jungkook dengan segera menyeka air matanya. Ia tak ingin terlihat lemah di hadapan Tzuyu. Ia hanya tak ingin jika Tzuyu dengan sikap keras kepalanya bertindak gegabah hanya untuk kembali bersamanya. "Berjanjilah untuk tetap bahagia agar aku tak merasa sedih meski tak bersamamu."
Masalahnya pria yang dijodohkan denganku adalah pria brengsek yang hanya mengincar hartaku. Tak sepertimu yang mencintaiku dengan tulus tanpa tahu seberapa banyak harta yang dimiliki keluargaku.
"Kau tidak boleh keras kepala dan terus memarahinya. Kau juga tidak boleh merepotkannya dengan memintanya untuk membuatkan makanan kesukaanmu."
Tzuyu melepas dekapannya kemudian terkekeh sambil menyeka air matanya. Jika diingat-ingat, selama ini ia memang lebih banyak merepotkan Jungkook.
"Aku suka senyummu, jangan sampai kau menghilangkannya," ujar Jungkook.
"Aku pasti akan mencari cara agar kau tetap bersamaku. Aku janji akan membatalkan pernikahannya."
"Tidak, kau tidak boleh membatalkannya," ujar Jungkook sambil membantu menyeka air mata Tzuyu.
Atau kau akan kehilangan semua hartamu. Sambungnya dalam hati.
"Sekarang berhentilah menangis karena ini cukup membuatku ikut bersedih."
*****
Halo hai, hasil vote di US3 pada mau work ini yg diup duluan. Ini pemanasan dulu, part selanjutnya diup setelah US3 bnr² beres yaaa🙏
30 Aug 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
Fiksi PenggemarAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...