CHAPTER 10 Deja vu

277 89 16
                                    

   

   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

     Tepat ketika Anya terbangun, hal pertama yang ia lihat adalah sosok Tania. Wanita itu menatap Anya yang baru saja membuka mata dengan pandangan terharu, lantas memegang tangannya dengan gerakan cepat terkesan antusias. Anya hanya mampu tersenyum melihat bagaimana Tania begitu senang saat melihatnya sadar.

         Lalu ketika pandangannya beralih ke sisi kanan ranjang, maniknya menemukan sosok Rendi yang duduk di atas ranjang Rayland, sembari menatapnya dengan pandangan tajam yang selalu pemuda itu tunjukkan. Tapi entah pikiran dari mana, Anya justru tersenyum menyaksikannya. Tentu saja, andai tidak melihat senyum sangar Rendi bukankah artinya dia sudah mati.

       Sekilas, ketika melihat ke arah Rendi Anya merasakan kehadiran Miss Ani tengah duduk di sofa panjang di dalam kamar; menatapnya dengan pandangan biasa. Mungkin wanita tua itu ingin mengutuknya karena telah berhasil membuatnya jantungan.

       Anya sedikit kecewa ketika tidak menemukan sosok Rayland disisinya saat terbangun, nyatanya, pria itu tidak bisa datang karena harus kembali ke Kalimantan mengurus bisnisnya yang kata Tania; memiliki kendala dalam proses pembangunan jalan di sana. Sementara mertua dan kakak iparnya yang lain pun demikian--sama-sama sibuk.

        Ini terjadi karena mereka telah mengambil cuti liburan selama beberapa hari dan akibatnya berdampak pada pekerjaan. Hanya Tania dan Rendi yang bisa menemaninya sekarang. Meski sifatnya aneh; Ui adalah seorang model yang cukup sukses dan saat ini sedang melakukan pemotretan brand make up ternama. Wanita psycho itu jadi sangat sibuk belakangan.

      Lalu Tania adalah seorang dokter hewan yang punya klinik sendiri, lokasinya tidak jauh dari kawasan mansion. Jadi ketika mendengar Anya pingsan karena jatuh, ia lekas menghubungi Rendi untuk ikut pulang bersama menjenguk keadaannya. Hanya wanita itu yang tidak begitu sibuk dan bersedia menemaninya.

           Anya jadi sangat menyayangi Tania!

           Setelah Anya sadar sepenuhnya pun keadaannya  kian membaik. Rendi maju menghadap gadis itu lantas  memberinya wejangan seputar akhlak dan perilaku yang baik, seakan-akan ia adalah ahlinya. Dia terus saja mengulang perkataannya mengenai sikap tidak baik Anya karena memanjat rak buku hingga ambruk, juga membuat properti di dalam perpustakaan jadi rusak.

       Entah sudah yang keberapa kali.

       Anya sudah sangat jenuh serta bosan kerena mendengar perkataan yang sama dalam waktu bersamaan. Selepas Rendi, wanita tua yang sedari tadi terdiam sembari menatap Anya datar, kini ikut menceramahi-nya tentang ini-itu. Intinya tidak berbeda jauh dengan apa yang baru saja Rendi katakan.

         Anya jadi berharap Tania akan angkat bicara untuk membelanya. Tetapi nampaknya, Tania pun ikut setuju dengan keduanya walau hanya diam mendengarkan. Sontak Anya jadi merasa bersalah sedikit. Yah! Itu hanya sedikit, salahkan saja penampilan Miss Ani yang sungguh mengganggunya.

Adiptara Family's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang