[2.3] Joshua

1.3K 256 73
                                    

"Bang Jo, kemaren Mbak Asya udah ditanyain mau pake domain yang berapaan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang Jo, kemaren Mbak Asya udah ditanyain mau pake domain yang berapaan?"

Setelah beberapa kali bertemu dengan Anastasia sambil bawa Nara, gue langsung merasa bahwa panggilan 'Acha' yang waktu itu gue sepakati terasa aneh. Gimana ya, rasanya tu kayak am I supposed to call her like that? Kayak lancang aja gitu kalo manggil orang yang baru lo kenal dengan nama kecilnya. Maybe because we're stranger and  not used to calling each other with 'cute' name? Ya gitulah pokoknya.

Makanya ketika Nara berinisiatif memangkas nama perempuan itu menjadi Asya, gue jadi ikut-ikutan bocah satu itu. Dan kayaknya Asya juga fine-fine aja meski salah satu huruf dalam namanya diganti sama Nara.

"Kemaren pas gue chat sih katanya bebas. Ya yang standar aja lah," Gue mengambil gelas kopi diatas meja lalu meminumnya sedikit, "Nggak usah yang mahal-mahal. Yang penting nggak lemot banget,"

Nara cuma menganggukkan kepalanya lalu kembali fokus pada laptopnya, "Hosting sekalian?"

Gue menoleh menatapnya dengan sebelah alis terangkat, "Ya kalo nggak pake hosting nanti aksesnya pake apa? Localhost?"

Nara tertawa. Heran gue sama Aksa, kok mau ya punya temen yang rada-rada kaya Nara gini. Mungkin kalo gue jadi Aksa, Nara udah duluan gue lempar ke Parangtritis biar dibawa Nyi Roro Kidul terus dijadiin satpam di istananya sana.

"368 ribu setahun. Mahal nggak? Soalnya kalo pake yang seratusan takut lemot,"

Gue menimbang-nimbang, "Kayaknya nggak masalah deh. Lagian kalo nyampe lima ratus ribu buat usaha katering rumahan juga rada gimana gitu,"

Nara cuma menganggukkan kepalanya lalu kembali fokus pada pekerjaanya yang gue tebak sedang melakukan hosting pada website yang baru selesai dikerjakannya beberapa hari lalu. Sengaja nggak dihosting dulu katanya, nunggu fiksasi dari Asya yang memang baru bisa gue hubungi kemaren karena kesibukannya di rumah sakit.

Buat kalian yang belum tau, hosting adalah tempat untuk meletakkan file website seperti gambar, video, script website serta database. Kalo diterjemahin pake bahasa manusia normal pada umumnya, hosting itu bisa dibilang sebagai sepetak tanah yang bakal lo bangun rumah. Sedangkan domain adalah alamat dari sebuah website. Kalo hosting itu ibarat kavling, nah domain ini ibaratkan alamat rumahnya nanti.

Lo tau kan nama website yang belakangnya dotkom, dotkoid, dot ace dot aidi dan dot-dot yang lainnya?

Itu yang namanya domain. 

Biasanya domain ini dijualnya terpisah sama hosting, tapi banyak kok yang nawarin jadi sepaket gitu dan harganya lebih murah. Mahal nggak, Jo? Relatif sih. Ada yang seratus ribuan pertahun sampai satu jutaan pertahun.

Kok bisa beda sih?

Ya gini aja deh, kira-kira kalo lo nyari alamat rumah yang ada di deket jalan raya sama rumah yang letaknya sampe blusukan ke gang dan jalan kecil yang cuma muat dilewatin satu dua orang itu lebih cepet mana? Terus harga tanahnya juga mahalan yang strategis atau yang terpencil?

Start Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang