"Mau makan apa kita hari ini?"
Eunwoo menyetir mobil nya dengan kecepatan sedang, sambil menanyakan beberapa pertanyaan untuk Daniel dan Junho yang duduk di sebelahnya dan di bagian belakang.
"Gue ikut-ikut aja deh," jawab Daniel.
"Gue mau Ketoprak." Tambah Junho.
Dibalas anggukan oleh Eunwoo, lalu menjalankan mobilnya menuju arah yang sudah Eunwoo tentukan.
Yaps, pinggir jalan. Ketoprak pinggir jalan dekat Kampus nya adalah langganan nya. Meskipun sederhana, tetapi soal rasa tidak bisa di ganggu gugat enak nya.
"Turun dari mobil dalam waktu 3 detik, makanan gue gratisin. Selebihnya bayar sendiri. Satu, dua, ti—"
"Diemin aja kakak lo, Jun. Stress dia mah,"
"Iya, kak."
Eunwoo mendengus sebal karena berniat ingin mengerjai Daniel dan Junho tetapi malah ia yang di abaikan. Benar-benar menyebalkan. Akhirnya ia pergi lebih dulu meninggalkan Daniel dan Junho lalu mencari tempat duduk untuk makan.
"Bu, ketoprak nya 3 ya. Kerupuk nya banyakin, pake telur dadar, pedas nya sedang aja ya, Bu." Kata Eunwoo.
Ibu penjual mengiyakan apa kata Eunwoo tadi, lalu Ibu penjual tersebut melanjutkan kegiatan menghaluskan bumbu kacang untuk ketoprak nya.
"Oh iya, kalian mau minum apa?" Tanya Eunwoo.
"Gue es teh anget," jawab Daniel.
"Daniel ganteng tapi goblok ya, dek." Ucap Eunwoo kepada Junho.
"Lo juga kak. Jangan goblok teriak goblok deh ah, lucu banget." Jawab Junho sambil terkekeh.
Lagi-lagi Eunwoo mendengus, lalu memukul kepala Junho tetapi tidak terlalu keras. Lagi-lagi ia yang kena. Karena malas bertanya lagi, akhirnya ia memesankan 3 gelas es teh manis untuk minuman nya
15 menit berlalu, akhirnya pesanan yang dipesan tadi sudah tersedia di depan mata. 3 piring ketoprak lengkap dengan telur dadar, isian dan bumbu kacang yang melimpah, tentunya kerupuk yang menumpuk diatas ketoprak tersebut.
"Selamat makan ya, mas." Ucap Ibu penjual tersebut.
"Terima kasih ya, Bu." Jawab Junho dengan lembut. Diikuti oleh Daniel dan Eunwoo yang juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu penjual.
"Oh iya, Bu. Saya pesan ketoprak nya lagi ya 3, minuman nya es jeruk juga 3, dibungkus." Lanjut Junho.
Daniel dan Eunwoo saling menatap satu sama lain, mereka berdua bingung mengapa Junho memesan banyak seperti itu? Apa ia benar-benar kelaparan? Apa pesanan adiknya harus menjadi tagihan Eunwoo juga sebab Eunwoo tadi bilang ingin mentraktir Daniel dan adiknya itu.
"Kenapa lo kak?"
"Gak, gak kenapa-napa."
Junho mengangguk, lalu melanjutkan makanan nya. Mereka makan sambil bercerita satu sama lain dan juga tertawa, kehangatan dan kebahagiaan kembali muncul dengan cara yang serderhana.
Akhirnya mereka sudah selesai menghabiskan makanan nya dan minuman nya, Ibu penjual datang kembali sambil membawa ketoprak dan es jeruk pesanan Junho tadi. Eunwoo hanya menatap pesanan yang dibungkus itu, lalu mengeluarkan dompetnya. Tetapi, tangannya ditahan oleh sang adik.
"Gue yang bayar, lo sama kak Daniel masuk mobil aja duluan. Nanti gue nyusul 5 menit lagi," ucap Junho.
Daniel dan Eunwoo hanya bisa mengangguk kaku, lalu berjalan perlahan menuju mobil. Junho mengeluarkan ponsel dan dompetnya ketika Daniel dan Eunwoo sudah cukup berada di depan mobil. Junho menelepon seseorang sambil bertanya kepada Ibu penjual berapa harga total makanan yang tadi mereka makan dan pesanan milik Junho.
"Jadi seratus sebelas ribu, mas." Kata Ibu penjual.
Junho mengeluarkan uang dari dalam dompetnya, ternyata hanya ada seratus ribu. Lalu ia memeriksa tas bagian tempat buku-buku, karena seingatnya itu adalah tempat paling aman untuk menyimpan uang selain di kaus kaki menurutnya.
Benar saja, terselip uang dua puluh ribu disela-sela buku pelajarannya. Lalu ia memberikan uang tersebut kepada Ibu penjual, karena tidak ingin menunggu uang kembalian terlalu lama, jadi ia mengambil dua botol minuman yang ada di meja lain agar uang nya bisa pas dan tidak menunggu uang kembalian. Benar-benar Cha Junho ini, tidak sabaran.
Junho selesai menelepon seseorang tersebut, lalu menaruh ponsel nya kembali ke saku celananya.
Junho pergi menuju mobil, tetapi sebelumnya ia juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu penjual. Ketika ia membuka pintu mobil, kedua orang yang lebih tua darinya melemparkan tatapan yang menurut Junho itu sungguh menyeramkan. Seperti... Singa ataupun macan yang bertemu dengan santapan nya.
"K-kak... Anu... Natapnya bisa santai dikit gak?" Tanya Junho gugup.
"Naik buruan." Jawab Daniel dan Eunwoo bersamaan.
Ketika Junho sudah naik dan duduk di bangku depan, ia langsung mengarahkan pandangannya ke arah lain asalkan tidak menatap Daniel dan Eunwoo yang sepertinya siap menerkam nya.
"Lo pesen segitu banyaknya buat lo sendiri? Terus kok tadi jadi lo yang bayar?" Tanya Eunwoo.
"Oh itu, ya karena gue mau bayarin kalian. Jarang-jarang gue bisa makan bertiga bareng keluarga. Hehehe, maaf ya kak Niel kalau gue anggap lo sebagai keluarga gue. Habisnya... Pembawaan lo tadi kayak Papa. Walaupun gue gak pernah ngerasain gimana sikap Papa ke gue disaat lagi ngumpul karena kenyataan nya gue gak pernah ngumpul sedeket tadi, tapi perasaan gue bilang kalau pembawaan lo tadi pas ngobrol itu mirip sama mendiang Papa Hyungsik." Jawab Junho. Eunwoo tersentuh dengan jawaban adiknya itu, begitu juga dengan Daniel yang memberikan senyuman nya kepada Junho.
"Boy, lo gak perlu minta maaf kali ah. Gue malah seneng kalau lo anggap gue sebagai salah satu anggota keluarga lo. Bahkan lo bisa anggap gua apapun yang lo mau, gue bisa jadi apa aja buat lo, tenang."
"Hehehe, makasih ya, kak Niel."
Eunwoo terdiam dan menunduk, tidak ikut bersuara.
"Kak?"
"Jun, maafin gue ya. Gue belum bisa jadi kakak yang baik buat lo, gue belum bisa jadi pengganti Papa buat lo, maaf..."
"Dih, ngomong apa sih lo, kak? Bagi gue, lo udah sempurna, gue punya Mama sama lo aja udah bahagia banget, lo gak bisa ngomong gitu."
"Tau nih, Woo. Lo gak bisa ngomong gitu dan menganggap diri lo begitu, lo udah jadi kakak yang terbaik buat Junho kok. Iyakan, Jun?"
Junho mengangguk sambil merangkul bahu kakaknya dan mengusapnya.
"Lo, udah jadi kakak yang merangkap jadi Papa yang baik buat gue sama Mama." Lirih Junho sambil tersenyum kepada kakaknya. Eunwoo akhirnya ikut tersenyum, dan mengusak rambut adiknya.
"Yah rambut gue acak-acakan kan ah kayak orang abis di pidana."
"Kan, lo doang emang adik gue yang sifatnya kayak setund."
"Ehehehe... Buruan ah bego, Mama dirumah sakit cuman di temenin sama suster. Nanti kalau susternya berubah jadi suster ngesot gimana?"
"Cha Eunwoo tabah, Cha Eunwoo ganteng, Cha Eunwoo sabar, duh rasanya pengen gue betot kepala lo, dek."
Daniel hanya tertawa melihat interaksi adik-kakak dihadapannya itu. Ia juga merindukan adiknya, Kang Minhee.
Eunwoo menjalankan mobilnya. Junho menatap bungkusan makanan yang ada di tangannya sambil tersenyum.
Hai!!! gimana hari ini? baik gak? semoga baik-baik aja dan sehat-sehat yaa, jangan lupa keluar rumah pakai masker dan handsanitizer. Maaf kalau next nya aku bakal slow update, karena tugas+series Thailand ku belum kelar nonton:v Kalian ada yang suka series Thailand? atau ada series favorite? aku banyak:v iya tau kok kalian ga nanya, cuma kasih tau aja:v
eh iya maaf kalau ada typo, aku gak pandai ngetik di laptop soalnya. see you~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]
Random❛❛Senyuman itu tetap sama. Ya, selalu sama ketika menatapnya dan merasakannya. Hangat, dan Candu.❞ Warn(!) • bxb area • non-baku