Athena 2 - 33.

468 25 0
                                    

Athala baru saja keluar dari kamar setelah memberikan teh hangat untuk gadis itu, "Dia udah sadar?" tanya David saat melihat Athala keluar,

"Belum, nanti gue coba bangunin lagi." jawab Athala, mendudukan diri di sofa. David menoleh, "Gimana? ceritain coba."

"Tadi pagi kan gue emang rencananya mau ke rumah Rena, mau lurusin masalahnya biar kelar. Gue gak bisa lama-lama marahan sama dia. Kangen pengen bercanda lagi gitu." ujar Athala diakhiri kekehan kecil.

"Dasar bucin."

"Pas gue datang, tiba-tiba gue liat Rena mau siap-siap pergi sama cowok brengsek tadi. Gak tau siapa gue gak kenal. Tapi cowok itu yang pernah gue liat sebelumnya di pantai. Setelah itu gue ikutin mereka aja terus. Gue ngerasa feeling gue mulai gak enak pas tiba-tiba tuh cowok bawa Rena ke rumah yang jauh dari kota. Gue pantau dari jauh, sampai akhirnya setengah jam gue tunggu tuh dua orang belum juga keluar. Ya udah gue panik lah ya.

Abis itu gue berusaha buat buka pintu, tapi dikunci ternyata dari dalam. Gue lari ke belakang rumah itu dan untungnya tuh pintu belakang kagak kekunci. Pas gue udah masuk ke dalam, gue langsung cari Rena. Tiba-tiba gue ngedenger teriakan Rena dari lantai atas. Gue naik dan gue langsung dobrak pintu kamar. Gue marah besar saat tau tuh cowok bajingan lagi mau macem-macemin pacar gue. langsung aja gue hajar tuh muka ampe pingsan. Bodo amat gue gak peduli, yang penting gue harus selamatin Rena. Rena nangis dan akhirnya pingsan. Gue langsung bawa keluar aja. Tamat." 

David mengepalkan kedua tangannya, "Anjir. Gue yakin banget ini ada hubungannya sama Jenia, Tha. Gue yakin tuh mereka bekerja sama biar bikin hubungan lo sama Rena hancur."

Athala berdecih sinis, "Dia pikir bakal semudah itu hancurin hubungan gue? lagian tuh cewek beneran gila, sumpah. Udah gue tolak berkali-kali tetep aja nekat."

"Ya biasalah. Dia gak pernah berubah dari dulu. Bahkan sampai bikin nyawa Sena melayang gara-gara ulah dia juga."

Athala menghela nafas kasar, "Gue harus lebih ekstra jagain Rena. Gue gak mau kehilangan lagi buat yang kedua kalinya."

"Bagus, Tha. Lo harus belajar dari masa lalu, jangan gampang buat percaya sama orang yang lagi berusaha buat hancurin hubungan lo."

Athala mengangguk dan beranjak dari posisi duduknya, "Gue ke dalem dulu. Gue mau coba bangunin dia lagi."

Laki-laki itu masuk dan melihat Rena sudah sadarkan diri. Athala duduk di tepi kasur. Pandangan gadis itu kosong, Athala tak melihat wajah Rena yang ceria seperti biasa akibat insiden tadi. Ia jadi merasa bersalah pada Rena,

"Ren.."

Rena terdiam.

"Ren. Jangan diem gini dong. Aku minta maaf sama kamu." ujarnya sambil meraih tangan Rena. Gadis itu segera menarik tangannya menjauh, "Jangan sentuh aku. Aku malu."

Athala menggeleng, "Jangan ngomong gitu, Ren. Setelah kamu digituin sama dia, emangnya aku bakal ninggalin kamu? enggak. Aku bahkan gak akan biarin cowok lain sentuh milik aku lagi."

Rena kembali menangis, Athala langsung meraih tubuh Rena dan membawanya ke pelukan. Ia membiarkan Rena menangis di pelukannya, mungkin menangis bisa membuat Rena sedikit tenang.

"Nangis aja kalau emang bisa bikin kamu lega."

Adhi berdecak kesal, Rena tidak ada dirumahnya. Dihubungi pun tidak aktif. Ini sudah jam dua lewat, seharusnya dari tadi ia dan Rena sudah berangkat ke Bandung.

"Nih cewek kebiasaan banget dihubungin suka hilang." desisnya tajam sambil memandangi layar ponselnya yang mati.

Ia memutuskan untuk pulang saja dan akan mengabari orang tua Rena kalau gadis itu tidak jadi pergi kesana. Mungkin di lain waktu Rena akan kesana menjenguk kedua orang tuanya.

Athena 2 [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang