ganteng sih,tapi...

2 1 0
                                    

Seusai berdebat yang menghabiskan waktu kurang lebih satu jam,akhirnya Vara mau berangkat bersama Bintang. Tidak dengan motor,melainkan bersepeda seperti SMP. Flashback gitu.

"Udah 'kan? Gih balik. Gue mau tidur," usir Vara dengan mendorong Bintang. Memang,sekarang sudah malam,tepatnya pukul sembilan malam lewat. Dan,Bintang kesini tak jelas mengajak berangkat bersama besok,menggunakan sepeda pastinya.

"Oke,besok gue samper ya,jangan telat dan jangan ambil langkah dan berangkat sama Papa lo,awas aja lo," ucap Bintang sedikit berteriak,karena Rumah didepannya sudah di tutup oleh tuan Rumah.

***

Aroma Nasi goreng menyeruak hingga menembus ke bulu bulu hidung,sangat menggiurkan. "Ah,Mamah itu kalau masak aromanya aja bikin merinding," ujar Vara dengan memakai sepatu Sekolahnya.

Ia menuruni tangga,memang setelah ia masuk SMA ia meminta untuk beralih kamar di atas saja. Tidak ada alasan istimewa.

"Selamat pagi,Mamah." sapa Vara dengan tangan menarik kursi lalu ia duduk diatasnya. Mamahnya tersenyum,lalu mengaduk susu putih untuk Casvara.

"Yoi bro,selamat pagi juga buat Vara," ucap Mamah Vara-Ami. Hal ini yang kadang membuat Vara malas keluar Rumah hanya untuk berbincang dengan teman teman,karena pada dasarnya di Rumah pun ia memiliki Mamah sekaligus teman baginya.

"Yakin nih mau naik sepeda berangkatnya?" tanya Papa nya yang tiba tiba nimbrung.

"Terpaksa sih,dari pada jalan lagi 'kan." balas Vara lalu menyuapkan Nasi goreng ke mulutnya.

"Sebenarnya Vara bisa pulang tidak jalan kaki dan tidak naik angkot," ucap Mamahnya.

"Gimana?" tanya Vara.

"Tunggu Papah kamu selesai ngantor. Kalau kelar malem,ya udah tungguin aja. Yang penting di jemput dan tanpa keluar peluh apalagi ongkos," ujar Mamah nya santai.

Apa apaan ini? Menunggu Papa nya selesai ngantor dan menjemput dirinya,sama saja ia menyerahkan diri pada Wewe gombel. Yang benar saja,Mamah ini.

****

Suara lonceng sedari tadi sudah terdengar nyaring di depan Rumah Casvara,siapa lagi kalau bukan Bintang? Cowok itu memang biang masalah dan suka bikin darah tinggi.

"Casvara,berangkat woi! Tante Ami,Om Rino anaknya bangunin,kalau gak bangun-bangun tarik aja atau gak buang ke laut!" teriak Bintang yang memang tak sabaran.

"Bintang belatung,gue udah ada disini. Teriak kaya seakan akan ini habitat lo aja," sewot Vara dan membuka gerbang Rumah nya dengan menenteng sepedanya.

"Lah ini bener,kan ini habitat gue. Rumah bukan?" tanya Bintang.

"Ini habitat gue,kalau lo hutan,kalau gak penangkaran buaya!" setelahnya Vara pergi mendahului di depan Bintang.

"Buaya? Di kata gue buaya darat kali ya?"

*****

Vara memekik kaget ketika melihat penampilan nya,sungguh berantakan. Rambut yang awut-awutan,rok yang sedikit kusut akibat ter duduki olehnya,ketika bersepeda tadi.

Ia menggeledah tas nya mencari parfume agar meminimalisir bau asap kendaraan yang memang tadi banyak menerpanya.

Bukan lebay atau pun alay,Vara memang sangat memerhatikan soal penampilan. Kadang orang dilihat dari cover bukan?

Merasa penampilannya sudah tidak seburuk tadi,ia memasukan kembali parfume nya,dan meninggalkan Toilet dan menuju kelasnya.

Casvara,bukan cewek famous yang kalian bayangkan,meski ia dekat dengan Bintang sang most wanted sekolah,itu tak membuat Vara juga jadi gadis populer juga.

JebakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang