Lisa tersenyum puas menatap ketiga kakaknya, tak ada lagi rambut kusut ataupun pakaian berantakan.
Mereka bertiga kini sudah kembali normal, cantik dan menggemaskan seperti biasanya."Nah, jika begini lebih enak di pandang...."
Mereka berempat kini berada di atas kasur Lisa, duduk diam memperhatikan si bungsu yang selesai menyisir rambut mereka.
Saat tangis mereka mereda tadi, Lisa menyuruh ketiganya agar segera membersihkan diri. Ada yang ingin gadis itu ceritakan, dan juga tentang kepergiannya tadi seharian bersama Kimtan.
Semuanya sudah rapi, namun tak di pungkiri mata mereka membengkak.
Lisa lebih kasihan pada Jisoo, kakak sulungnya itu seperti kesulitan membuka mata sekarang."Apakah kalian, ingin mendengarkan ceritaku?"
Ketiganya mengangguk kompak, membuat Lisa tersenyum lebar.
"Baiklah, aku akan menceritakan secara singkat saja. Jadi dengarkan eoh?"
Mereka kembali mengangguk.
"Jangan memotong,"
Mereka mengangguk.
"Jangan bertanya jika aku belum selesai."
Mereka mengangguk, sebenarnya Jennie merasa lehernya akan putus jika terus mengangguk. Namun karena ini Lisa, dirinya rela sakit.
"Dan, dengarkan baik-baik."
Lisa duduk bersandar pada kepala ranjang, ketiga kakaknya menyamankan duduk disana dan fokus memperhatikan si gadis poni.
Lisa menarik nafas sebelum memulainya, lalu ia hembuskan perlahan dengan tatapan tertuju pada mereka bergantian.
"Tadi siang, saat aku tertidur......."
Lisa bercerita dengan tangan yang bergerak kesana-kemari, ketiga kakaknya bahkan ikut menolehkan kepala saat tangan gadis itu memperagakan sesuatu.
Dengan hati-hati Lisa menjelaskan,
di mulai saat tidur siang, dirinya terganggu oleh kedatangan seseorang.
Pria berjas yang tak dirinya kenal sedikitpun, namun ia samar dan merasa pernah melihatnya.Ibunya membangunkan Lisa dan mengatakan jika orang itu datang untuk bertemu dirinya, Lisa yang nyawanya belum terkumpul sempurna tiba-tiba di ajak keluar oleh Kimtan.
Pria Kim itu mengatakan akan membawa Lisa sebentar, melihat ke khawatiran Minyoung pada Lisa membuat Kimtan sedikit ragu membawa Lisa. Namun setelah berjanji akan mengembalikan Lisa, wanita itupun akhirnya mengizinkannya untuk membawa Lisa pergi.
"Pria itu membawaku ke Restoran mewah....."
Jisoo mengangguk-angguk, di ikuti Jennie yang memasang wajah serius.
Dan saat Lisa menatap Kakak ketiganya, gadis itu sedikit kesal."Eonnie..."
"E-eoh Mianhae.."
Chaeyoung menjauhkan telunjuknya dari dalam hidung, kemudian tanpa di lihat siapapun gadis itu melepetkan upil kecil pada kasur Lisa.
"Dia bercerita panjang lebar,"
Mereka kembali fokus mendengarkan Lisa.
"Dia mengatakan, jika kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan yang di sengaja. Mereka di celakai, saat mengetahui jika ibuku mengandungku...."
Pembahasan semakin sensitif, dan Lisa tetap tersenyum meski dadanya kini sesak. Mengingat hal menyakitkan itu, rasa sedih dan tak terima tentu bergumul di dalam hatinya.
Jennie beranjak mendekati Lisa, mendekap gadis itu dari samping.
Lisa tersenyum dengan mata berkaca-kaca, sontak ketiganya ikut terharu dan ingin menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Night Sky. ✔ [SEGERA TERBIT]
Fiction générale[BEBERAPA PART AKAN DI HAPUS, DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] Follow Author sebelum membaca^^ (Info tentang penerbitan bisa dm langsung^^) ________________________________ Hidup seperti sebuah pertandingan, di awali Start dan akan berakhir Finish. Hasi...