29 :: Shocked

194 33 0
                                    

"Gula udah, kecap udah, sabun cuci piring udah..."

"Ale, itu Marsha bukan?" Alesha berhenti mengecek semua barang belanjaan yang baru saja mereka bayar dari kasir. Jae memperhatikan gestur Marsha. Ada seorang cewek di sebelahnya, mereka rangkulan, gandengan tangan dan mengacak rambut satu sama lain.

Sepertinya Alesha di sampingnya pun juga melihat, Jae melirik ke arah gadis yang sekarang terlihat sangat serius memperhatikan Marsha. Sampai kemudian Jae mengenali siapa gadis yang ada di dekapan Marsha. Ya, Jae baru bertemu dan memperkenalkan diri kepadanya kemarin hari rabu sore. "Mey?"

"Mereka pacaran, Ale?" tanya Jae sekarang ia menoleh ke arah Alesha. Gadis itu masih bergeming, tidak bicara apapun. Kemudian Jae menarik Alesha sembari mendorong troley mendekati Marsha.

"...nggak mau beli ini deh, yang. Merek yang lain aja," suara Marsha lembut banget.

"Woy, Marsha ternyata pinter sayang-sayangan ya," ujar Jae sembari menepuk pundak Marsha dengan pelan. Baik Marsha dan Mey langsung memutar tubuh mereka begitu mendengar Jae berbicara.

Jae bisa melihat kalau kedua-duanya shock. Secara instingtif mereka tiba-tiba menjauhkan badan mereka satu sama lain, padahal dari tadi Marsha dan Mey bisa dibilang cukup dekat. Bahkan mereka bener-bener terlihat mesra layaknya orang yang... tengah jatuh cinta.

"Lho, Ucha, Jae, ngapain di sini?" tanya Mey.

"Belanja nih kebutuhan bulanan titipan Bunda-nya Ale," jawab Jae sembari menoleh ke arah Alesha yang sekarang terlihat... dingin? Nggak ada senyum, nggak ada keceriaan apa-apa. Sepertinya nggak suka mendapati Marsha dan Mey.

"Kalian sendiri belanja juga?" kali ini Alesha bersuara. Marsha dan Mey bertukar pandang satu sama lain. Mey membuka mulut, "uhm, anu... gua sama Marsha lagi..."

"Cha, gua sama Mey pacaran," tiba-tiba Marsha memotong kata-kata Mey yang belum selesai. Jae terbelalak. Jae terbelalak, ia cukup kaget dengan berita yang baru saja Marsha sampaikan, "wah. Selamat ya..."

"Oh? Kapan kalian jadian?" suara Alesha sama sekali tidak terdengar tertarik, atau bahkan senang. Jujur Jae nggak tahu kenapa Alesha malah jadi kelihatan marah? Entahlah...

Jae jadi khawatir. Kayanya Alesha nggak suka berita bahagia ini, Jae bahkan berani menganggap kalau ini adalah berita buruk untuk Alesha tapi Jae tidak bicara apa-apa ia hanya mundur satu langkah dan berdiri di samping Alesha.

"Cha, gua bisa jelasin please..." kali ini suara Mey terdengar memohon. Jae menyadari kalau ini adalah sebuah masalah. Marsha menghela nafas panjang, "Cha, kalau elu mau marah jangan marah sama Mey. Marah sama gua ya? Gua bisa jelasin, Cha..."

"Aku kan cuman nanya kapan jadiannya," ujar Alesha, semakin dingin dan terdengar sangat-sangat kecewa.

"Tiga bulan setelah kamu putus sama Stanley, Cha. Gua nggak kasih tahu karena—" belum Mey selesai bicara, Alesha sudah memotong kata-kata Mey dan menunduk, "oh, ya udah. Selamat ya buat kalian. Semoga langgeng."

"Cha..."

"Ko, kita balik yuk. Kayanya sih udah semua deh belanjaannya," ujar Alesha dengan suara lirih. Jae hanya melirik ke arah Marsha dan Mey yang kelihatan bener-bener bingung juga takut. Jae belum menanggapi tapi Alesha udah buru-buru jalan duluan, sehingga Jae langsung melambai kepada Marsha dan Mey, mengejar Alesha.

"Ucha..." terdengar Mey memanggil Alesha namun gadis itu tetap berjalan sehingga Jae hanya menoleh ke arah Mey dan Marsha dan memasang ekspresi bingung sekaligus meminta maaf, Jae berjalan mengejar Alesha yang berjalan dengan cukup cepat.

"Ale, tunggu ih..." ujar Jae sambil menyamakan langkah Alesha yang cepat, sembari mendorong trolley yang berisi barang belanjaan yang tadi barusan mereka bayar dan beli. Untung Jae punya kaki yang panjang jadi bisa keep up dengan langkah kaki Alesha yang untungnya pendek tapi cepat.

Call Me by My Name - Lokal! Alternate Universe • pjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang