TARGETED
12331020||KEBOHONGAN
//ˈnītˌmer//
'Semangat seperti biasa'
"Ya ampun! aku minta maaf karena tidak menghadiri pemakaman, tidak ada yang memberitahuku tentang itu, aku benar-benar minta maaf, y/n." Jisoo meminta maaf untuk yang kesembilan kalinya.
Ketulusannya bukanlah sesuatu yang bisa luput dari perhatian dan aku ingin dia memberiku senyuman yang tulus sekarang karena aku membutuhkannya lebih dari sekedar meminta maaf atau wajah sedih.
Aku mendekatkan tanganku ke wajahnya dan menarik kedua pipinya sampai dia mulai berteriak sementara mencoba menyelamatkan wajah cantiknya agar tidak memerah dengan semua tarikan.
"Seriously, untuk apa itu?!" Serunya dan aku tidak bisa menahan tawa di pipi merahnya.
Dia terlihat sangat lucu dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku akhirnya tertawa dari lubuk hatiku, setidaknya aku tahu sekarang bahwa aku tidak sendiri.
Memiliki seseorang yang dapat kuandalkan, dan kuakui, terlalu kejam untuk menyimpan semuanya ada diriku sendiri begitu lama, tidak ada salahnya sama sekali jika aku berbagi beberapa rahasia yang kumiliki dengan Jisoo. Dia bersamaku dalam waktu yang lama, Dan kuingat dia tidak pernah mencoba mengkhianatiku.
Aku memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Jisoo, kami berdua duduk di ruang tamu, rumahnya cukup besar tapi aku menyukai kenyataan bahwa tidak ada yang tahu di mana itu, bahkan Jungkook tidak akan dapat menemukanku di sini.
Walau kenyataan dirinya masih mencoba untuk mencari keberadaanku. Dia sering meneleponku setelah apa yang terjadi dan aku memastikan untuk tetap mematikan telepon. Jika aku tidak memiliki banyak informasi penting di teleponku, mungkin aku sudah merusaknya sejak lama.
Jisoo memutuskan untuk menahanku di rumahnya dan memastikan tidak ada yang tahu di mana aku berada dan aku sangat berterima kasih.
***
Sebulan telah berlalu setelah kejadian itu dan aku selalu menemukan banyak panggilan dari Jungkook setiap kali aku menghidupkan ponsel, bahkan Jisoo menerima banyak panggilan dari Jungkook.
Namun dia berhenti menghubungiku setelah Jisoo mengatakan kepadanya bahwa aku sudah meninggalkan negara ini. Itu adalah kebohongan yang sangat bagus dan itu cukup efisien, dia berhenti menggangguku sejak saat itu.
"Bagaimana jika dia nekat untuk naik pesawat berikutnya dan mencarimu?" Jisoo bercanda.
"Kau bahkan tidak memberitahunya ke negara mana. Jadi, bagaimana dia bisa mencariku ketika dia sendiri tidak mengetahui lokasiku?" aku berkata dan dia mengangguk setuju.
"Aku harus pergi kerja, aku tidak ingin ada yang membentakku," ucapnya sambil berdiri dari sofa dan mencari tasnya.
"kapan aku bisa meninggalkan rumah dan melakukan sesuatu juga?" ucapku.
Memusatkan pandangan ke langit-langit, seolah-olah aku bisa melihat masa depan yang cerah di langit-langit putih yang indah, aku bisa membayangkan apa saja dan membayangkan kehidupan yang menyenangkan tanpa batasan. Aku senang memiliki sedikit imajinasi yang membuatku bepergian dari satu tempat ke tempat lain.
"Aku tidak tahu persis tapi aku yakin ini akan segera terjadi." Jisoo pergi keluar dan aku ditinggal sendirian di rumah lagi.
Aku perhatikan bahwa rumahnya cukup berantakan dan aku senang akhirnya aku bisa menggerakkan otot-ototku lagi, aku tidak pernah merasa begitu bersemangat untuk membersihkan seumur hidupku sampai sekarang . Aku butuh waktu seharian untuk menyelesaikan acara 'mari membersihkan rumah Jisoo'.
Pandanganku memperhatikan betapa badai cuaca di liar sana. Aku berharap agar Jisoo bisa kembali sebelum hujan mulai turun. Dan sesuai harapan, dia melakukannya. Tetapi hari ini dia kembali lebih lambat dari biasanya.
"Bos itu! Aku pasti akan membunuhnya suatu hari nanti!" katanya cukup keras untuk didengar seluruh tetangga.
"Kali ini apa?" Tanyaku santai.
Tidak terkejut sama sekali dengan amarahnya, aku sudah terbiasa dengan sikapnya yang suka sekali meledak setiap kali dia kembali dari tempat kerja.
"Aku harus pergi ke Jepang besok dan dia baru memberitahuku sekarang ini, bagaimana aku bisa berkemas dan tidur nyenyak hanya dalam beberapa jam ?!" tutrunya. Aku merasa agak sedih ketika mengetahui dirinya akan pergi ke Jepang.
"Berapa lama kau tinggal di sana?" Aku bertanya dan dia meletakkan dompetnya di atas meja dengan agak kasar.
"Aku tidak akan tinggal di sana lebih dari empat hari, jika dia memutuskan untuk membuatnya lebih lama, akan kupastikan kau akan menolak untuk mengunjungiku di penjara. Kau tahu, kasus pembunuhan antara bawahan dan bos bukanlah hal yang tabu lagi." Aku terkekeh.
Sedikit pada nada kesal dan pergi bersama ke kamarnya agar aku bisa membantunya mengemasi pakaiannya. Satu jam kemudian, semuanya sudah disiapkan dan dia hanya perlu tidur lebih awal agar bisa bangun tepat waktu untuk penerbangannya, aku ingin menemaninya ke bandara tetapi dia menyarankanku untuk tinggal di rumah, dia tidak ingin ada yang tahu bahwa aku masih di sini karena ucapannya pada Jungkook kemarin.
Setelah makan malam, aku menyuruh Jisoo untuk pergi ke kamarnya dan tidur nyenyak. Sedang aku masih berkutik dengan cucian piring sebelum pergi tidur. Aku melihat ke jendela untuk terakhir kalinya sebelum tidur dan hujan turun dengan deras.
Aku menutup pintu kamar tidurku dan berbaring pada kasur empuk, memastikan untuk menutupi diri dengan baik menggunakan selimut karena udara cukup dingin. Mataku mulai terpejam, memaksa untuk menerobos alam mimpi.
Pada tengah malam, aku mendengar pintu kamarku terbuka dan tertutup setelahnya, tetapi aku tidak ambil pusing, mungkin saja itu Jisoo yang tidak bisa tidur karena ketakutannya pada guntur. Namun perasaan negative mulai berdatangan kala merasakan tubuh yang cukup berat di atasku.
Dengan cepat mataku terbuka begitu yakin bahwa sosok di atasku adalah seorang laki-laki. Aku meninju punggung orang asing itu beberapa kali dan dia hanya tertawa, suaranya sangat familiar dan membuatku menghentikan semua gerakan.
"Semangat seperti biasa." Aku tertegun. "Aku tidak mengerti mengapa kau ingin aku percaya bahwa kau meninggalkan negara ini. Mungkin kau ingin aku pergi mencarimu, karena percayalah, aku akan melakukannya jika temanmu adalah aktris yang baik, namun ucapannya yang gagap itu terlalu jelas bahwa dia menyembunyikanmu dariku."
For Goodness sake! Mimpi buruk macam apa ini?!
___________________________________________
Tbc…
Hi gaes~~~ aku kambek....
Ada yg kangeh kah? 😌😌Have a great day and don't miss your happiness!!
Purpl heart from ugi
💜💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
TARGETED || JUNGKOOK FF [Translate] [END]
ActionKami berdiri berhadapan satu sama lain dengan mata yang memicing tajam. Salah satu tangan kami sudah menggenggam masing-masing senjata. Mencoba membuktikan bahwa keadaan saat ini benar-benar serius. Seriously, ini tidak akan pernah berakhir, kecuali...