You

8 2 0
                                    

Hari Sabtu, tanggal 26 september 2020.

To:  You

Halo kamu apa kabar? Bagaimana kabar mu sekarang semoga sesuai dengan harapanku, yaitu dirimu mu dalam keadaan baik-baik saja tanpa kurang satupun. Karena rasanya tak tega bila melihat dirimu dalam keadaan tak baik. Diriku menulis sepucuk surat ini untuk memberitahu dirimu satu hal yang selama ini aku pendam dan hanya beberapa orang yang mengetahuinya mungkin sekarang mereka telah lupa.

Dari saat kamu mulai menjadi teman ku di bangku sekolah menengah pertama, kamu itu laki-laki pertama yang ku sukai setelah aku mengetahui apa itu cinta.

Tapi yang ku rasakan saat itu pada mu hanya cinta bertepuk sebelah tangan, bukan cinta sesungguhnya, namun meski begitu. Dirimulah yang mengajarkan ku kalau tidak semua yang aku ingin kan itu akan tercapai.

Kita berteman baik bukan? Tapi kau malah melupakan ku. Akun sosial media dirimu saja sudah tak mengikuti ku lagi, tapi kenapa kebodohan ini masih bertahan?

Aku masih tetap menyimpan rasa yang sama, saat dulu sampai sekarang. Lelah tentu saja, walau aku sudah menjalin hubungan dengan orang lain, tapi rasa padamu itu sangat sulit hilang.

Seperti sudah kau gembok, dan kuncinya kau buang ke dalam parit terdalam. Andai saja aku bisa membawa kunci itu kembali, sepertinya aku bisa hanya saja. Dahulu aku terlalu bodoh memang.

Bagaimana tidak? Menyukai mu yang sudah jelas tak pernah menggapku bahkan, kau melihat ku seperti sampah untuk sekarang ini. Sungguh ironi.

Aku tau, kalau sahabatku sendiri pun menyukaimu, dan kalian dekat walau tak sampai menjadi sebuah cinta yang kekal. Karena, dia sama seperti ku, tak kau anggap bahkan kau campakan dia dan malah menjalin kasih dengan orang lain.

Harusnya saat itu aku sadar kan, ini tidak! Malah aku semakin tergila-gila kepadamu. Sebenarnya kamu apakan aku, sampai sebodoh ini terhadap mu.

Dan penyesalan itu malah hadir untuk saat ini, kalau saja dahulu aku tak memutuskan untuk pindah ke kelas mu. Mungkin, hal ini tak akan sampai terjadi dan dirimu tak akan menjadi cinta pertama ku yang tentu sangat pahit rasanya. Tak ada manis-manisnya sekalipun.

Walau begitu, aku tak sekejam apa yang kau pikirkan. Aku membuat surat ini agar kamu tau, kalau aku tulus menyukai mu dan mendukung mu yang sekarang sudah menjadi Mahasiswa jurusan sastra inggris, kamu tetap semangat ya!

Kalau nanti kamu jadi guru, jangan jadi guru yang hanya memakan gaji buta saja, kamu sudah tau bukan kalau guru sma kita bagaimana.

Jadilah sosok yang sangat membanggakan, aku selalu mendoakan mu walau sebenarnya ada sedikit rasa sakit kalau aku mengingat mu.

Disini aku ingin berterima kasih, karena telah mengijinkan ku untuk menyukai mu, walau aku tak bisa memiliki mu. Tapi ingat, rasa ini itu tulus pada mu. Semoga nanti kau tak akan menyia-nyiakan orang yang tulus kepada dirimu ya, selamat tinggal.

From: Me

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang