Aᴋʜᴇʀᴏɴ ₍₁₎

424 51 9
                                    

Malam yang hampa tanpa bintang dan bulan yang menjadi pelengkap, sama seperti hidup ku yang berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.

"Yeonjun?" Ucap seorang wanita yang muncul di balik pintu kamar mandi.

"Ada apa?" Ucap yeonjun masih setia menatap langit kelam di balkon kamarnya.

Wanita itu tersenyum, bukan. Bukan senyuman bahagia senyuman hanya penuh luka yang terpati di bibir tipisnya.

"Yeonhwa, sudah tidur?"

"Iya dia tidur lebih awal dari biasanya."

'Setidak nya dia masih perduli pada Yeonhwa.'

"Hm? Bagus lah, aku akan pergi tidurlah." Ucap Yeonjun berjalan memasuki kamar dan mengambil kunci mobil nya di nakas meja.

"Kau ingin kemana? Ini sudah sedikit larut!" Tegurnya.

"Kemanapun aku itu bukan urusan mu, kau mungkin istri ku.."

"... Tapi jangan terlalu berharap akan status itu, kau ingat bukan Xue Minji?"

Minji sedikit tertegun ia menundukan wajahnya dalam, ia tidak pernah menyangka Yeonjun tidak pernah berubah tetap pada pilihannya.

Yeonjun melenggang pergi dari hadapan Minji tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya, apakah ini hubungan yang sehat? Tentu tidak. Tapi masa lalu tidak pernah bisa terulang.

"Aku pikir seiring berjalannya waktu, kau akan melihatku yang selalu mengulurkan tangan untuk mu, tapi lagi dan lagi kau tidak pernah menerima uluran tangan itu. Bahkan sampai anak kita lahir, kau masih terpaku olehnya.." Senyum pahit,derai air mata dan kamar yang menjadi saksi bisu kepedihan Minji.

—έ—

Yeonjun menginjak rokok terakhirnya dengan tatapan kosong di temani hilir angin malam yang semakin menambah kesan sunyi pada hati Yeonjun.

"Padahal jika sedikit saja aku bisa mengontrol semua emosi dan kata-kata ku, hari ini mungkin kau masih bersamaku di sini, di tempat ini."

[Flashback]

"Ahh! Berhenti mengganggu ku bangsat!!" Seorang namja bertubuh kurus memiliki senyuman seperti kelinci itu menggembungkan pipi chubby nya.

"Hei, gendut carilah yeoja chingu jangan hanya bermalas-malasan di sini." Orang yang di panggil gendut itu merasa tidak terima atas penghinaan yang di lakukan sahabatnya nya.

"Sial! Yeonjun rasakan ini, dasar si tua tidak naik kelas!!" Beberapa pukulan berhasil ia berikan di punggung Yeonjun.

Yeonjun yang merasa pukulan sahabat nya itu tidak main-main, ia menghentikan aksi nya dengan memegang kedua tangan sang sahabat dan membuat posisi menjadi sedikit ambigu untuk keduanya, keduanya terdiam sampai Yeonjun sadar dan segera melepaskan pegangan tangan nya.

"Berhenti, pukulan mu itu sangat sakit bodoh." Ucap Yeonjun sedikit meringis dan mengusap punggung nya.

"Kau yang memulai tua bangka!" Ucapnya sembari menjulurkan lidah tanda mengejek lalu kabur dari rooftop tempat favoritnya dan meninggalkan Yeonjun sendiri dengan muka masam dan perempatan siku di dahinya.

"Ah.."

"...Ngomong-ngomong tadi itu nyaris saja." Ucapnya menutupi smirk yang ada di bibirnya.

[Flashback End]

Yeonjun yang sedang melamun di kagetkan oleh tepukan dari arah belakang nya.

"Tuan bolehkah aku bertanya—" Tiba-tiba ucapan pemuda itu berhenti seperti tercekat saat Yeonjun membalikan badan nya dan berteriak di hadapannya.

"Kau, berhentilah muncul di bayangku berapa lama lagi kau ingin menyiksaku! Jika kau sudah mati maka jangan pernah muncul seperti itu lagi, sialan!!" Yeonjun berdiri mencengkram bahu pemuda di depannya dengan kuat hingga sang pemuda meringis.

"Aku hanya terlalu merindukan mu." Yeonjun memeluk erat pemuda di depan nya, tidak memperdulikan hal lain ia hanya rindu wajah itu.

-TBC-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlepotrypaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang