1

10 1 0
                                    

Angin meniup bunga² sakura, Dan kesenangan meniup kesedihan...

"HARUTO!" Nah kan, monolog ku terpotong teriakan seorang lelaki dengan suara yang berat namun kencang.

"Lama bgt Lo!" Ia menghampiriku yg sedang bersandar pada jendela. Muka nya menunjukkan muka yang sepertinya ingin lanjut memarahiku karna aku tadi meninggalkannya dan berjalan duluan ke dalam sekolah.

Namun setelah dia menyadari wajahku yang lesu, ia tiba² membisu dan duduk di sebelahku. Lalu ia perlahan menepuk bahuku. "Sori"

"Gpp" tak lama, 'homeroom teacher' kita msk ke dlm kls dengan seorang murid perempuan yang langsung menarik perhatian seluruh kelas karna wajahnya yang tampak sangat lesu.

"konichiwa, watashiwa jun-desu" ia perlahan membungkuk kepada kita semua di kelas. guru nya meminta Jun untuk duduk di sebelahku karna memang tempat duduk yang kosong tinggal kursi di sebelahku karna aku tidak pernah mau duduk sesuai aturan, yakni duduk di sebelah perempuan, dan untungnya selama ini aku selalu duduk sendiri, sampai hari ini.

kukira dia akan pura'' menjadi perempuan baik padahal aslinya sama seperti rata². Namun dari tadi perempuan ini bahkan tidak melirikku sedikit pun. Dan mukanya tetap terlihat lesu.

"Hei, Lo broken home ya?" Gw pun memutuskan utk bertanya duluan, karna keadaan di meja ini tiba² terasa hening.

"I-iy, Lo jg ya?" Ia berbicara namun ia buru² menyembunyikan wajahnya di meja, karna sepertinya ia menangis.

Aku pun perlahan memeluk Jun yg nangisnya makin pecah, seperti nya dia memang sama sepertiku.

"Kau bisa cerita padaku" Jun perlahan mengangkat wajah nya dan melihatku dengan mata merah dan masih berair.

Perlahan ia menceritakan keadaan nya di rumah, ternyata dia memang broken home. Aku pun menceritakan sedikit tentang keadaan ku, namun hanya sebatas bahwa orangtuaku bukan lah orang tua yg baik, namun aku tidak memberitahu nya bahwa aku mengalami depresi seperti nya.

•••

Jam istirahat sesuai dugaan ku, kantin akan dipenuhi perempuan² rendah seperti biasa. Akupun memutuskan utk makan di rooftop bersama Yoshi. Aku ingin mengajak Jun jg, tp dia bersikeras ingin ke perpustakaan jadi ya sudah.

Dering telepon ku mengganggu ketenangan ku memakan bento yg kubuat sendiri pagi ini. Saat melihat nama oknum penelepon, Aku menatap Yoshi beberapa saat, dan Yoshi langsung mengerti apa yg kumaksud dgn tatapan itu. Ia perlahan menutup pintu rooftop, dan duduk agak jauh dariku.

Setelah itu, baru aku mengangkat telepon dari kedua org yg menyebut dirinya 'org tuaku'

"KENAPA KAU MENGAMBIL SALMON YANG ADA DI KULKAS?! DASAR KAU ANAK TIDAK BERGUNA?! BETAPA MENYESAL AKU MERAWAT MU DARI KECIL!?"

Perlahan aku menahan emosiku, dan membalas teriakannya itu dengan lembut.

"Salmon ada di freezer"

Tak lama terdengar suara freezer dibuka, dan suara hening tiba².

Tanpa mengucapkan kata apapun, ia langsung menutup telepon sepihak.

Aku mencoba utk menahan tangisku, namun gagal...
Tangis ku pecah, dan Yoshi langsung mendekati dan menepuk-nepuk punggung ku.

Kalian blh memanggilku lemah, karna aku pun merasa bahwa aku lemah, karna aku tidak pernah berani utk melawan mereka secara langsung.

Pulang sekolah...

"Tadi knp saat kls kamu diam saja?" Tanya Jun dgn muka heran, ternyata mukaku tidak terlihat merah dan mataku tidak terlihat bengkak tadi, syukurlah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ProtectedWhere stories live. Discover now