2. 👈👉

311 42 209
                                    

Hibur aku, dikala sedih. Candai diriku, ketika mulai bosan. Aku hanya butuh kamu datang, meskipun kita belum lama untuk saling mengenal.

🍁~SUBSTITUSI~🍁

°°°°

Author POV.

Pagi telah datang. Jesi membuka pintu rumah, karena di hari ini dia ingin mendapatkan sinar matahari yang menyehatkan.

Ketika pintu telah terbuka, Jesi dikagetkan oleh kedatangan tamu yang tak di undang.

"Selamat pagi!"

Ucap lelaki itu, manusia yang tiba-tiba menguatkan Jesi pada pukul 12 malam kemarin.

Ini sangat membingungkan bagi Jesi, dimana dia harus menghabiskan waktu berdua dengan seseorang yang belum ia kenal.

Sungguh aneh, bukan?

"Apa hanya reaksi jutek itu yang bisa kamu berikan untuk ku?"

Jesi makin tidak mengerti dengan pria yang kini telah masuk ke rumahnya secara lancang. Pria itu langsung duduk di sofa dan menaikkan sebelah kakinya.

Jesi berdiri di depannya. Mulutnya terasa gatal seperti ulat, gadis itu sedang mengumpulkan keberanian untuk bicara.

"Kamu siapa?"

Tanya Jesi untuk pertama kalinya. Pria itu langsung menoleh.

"Aku adalah orang yang akan menjagamu, meskipun semua orang akan pergi menjauh dari dirimu."

Lelaki itu bangkit berdiri lalu memegang pundak Jesi yang kelihatan sangat takut.

Keringat di pelipis Jesi mulai mengalir.

"Semua orang sama saja. Mereka memberi ku kekuatan, dan saat pergi mereka malah menanamkan ketakutan. Aku tidak percaya pada siapa pun." Ujar Jesi.

Dia menarik lengan Jesi, lelaki ini memeluk wanita itu namun Jesi melepasnya begitu saja.

Pandangan lelaki itu berubah menjadi serius.

"Aku berbeda! Saat ini kita berada di posisi yang sama."

Lelaki itu menatap Jesi dengan tajam, ia mengambil langkah untuk berjalan menuju Jesi.

"Siapa nama mu?"

Lelaki itu berhenti melangkah, selama ini dia memang jarang memberitahukan identitasnya kepada siapa pun. Mengingat jika orang mendengar identitas itu, mereka akan berlari ketakutan.

Lalu, siapakah pria itu?

"Tian Prakasa. Panggil saja aku dengan nama Tian."

Jesi meraih pipi pria itu, dia meraba wajahnya dan mencoba menganalisis sedikit tentang Tian.

"Aku tahu kamu orang baik. Lalu, mengapa dirimu ada disini? Apakah kamu terjebak?"

Jesi merasa gugup ketika Tian meraih jemarinya.

"Aku sakit! Semua orang takut dengan penyakit ku. Jadi, aku putuskan untuk bersembunyi di kaki gunung." Tian berjalan ke arah tirai lalu diikuti juga oleh Jesi.

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang