Bagian 7

74 15 2
                                    

"Rasa cemburu pasti akan selalu ada bagi mereka yang masih menaruh hati pada seseorang, meskipun sedang tidak dalam ikatan hubungan."

- Dipta

💙💙💙💙💙


Berhari-hari ku coba untuk mendekati Fio, terutama lewat chat Facebook begitu juga SMS. Ketika di sekolah, aku coba untuk sedikit-sedikit menggagas ketika Fio mengajakku bicara. Gesturku mungkin bisa dibaca oleh orang disekitarku jika aku mulai mendekati Fio.

Bagi yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, orang-orang akan dengan sangat mudahnya menilaiku labil. Karena orang hanya dapat menilai dipermukaan saja.

Kedekatanku bersama Fio dari hari ke hari semakin bertambah. Akan tetapi, aku merasa kedekatanku dengan Fio sangat jauh berbeda, tidak seperti kedekatanku ketika bersama Ayu. Aku tidak merasa ada yang spesial ketika bersama Fio.

Aku bisa kerap melihat Ayu cemburu ketika aku sedang berbicara dengan Fio di sekolah. Aku tahu Ayu juga sebenarnya tidak rela ketika aku menjalin hubungan bersama Fio, tetapi Ayu tahu memang baiknya seperti ini agar masalah tidak semakin panjang.

Kedekatanku bersama dengan Ayu masih sama seperti biasanya, aku masih sering SMS setiap hari dengannya. Hanya saja bedanya aku sedang melakukan pendekatan ke Fio. Aku tahu merelakan memang butuh waktu dan perlahan, tidak bisa dalam sekejab.

💙💙💙

Sekitar pertengahan Juni 2013, pramuka di sekolah kami mengadakan Persami (Perkemahan Sabtu-Minggu). Tiga hari dua malam lebih tepatnya, tidak benar-benar pas hari Sabtu dan Minggu.

Kami kumpul di sekolah pukul 7 pagi untuk melaksanakan upacara pembukaan. Upacara pembukaan ini lebih lama dari upacara hari Senin seperti biasanya. Kami berangkat setelah upacara pembukaan selesai sekitar pukul 9.

Aku berangkat menaiki mobil teman satu reguku sekaligus teman satu kelasku. Sekitar 1 jam lebih perjalan menuju Bumi Perkemahan Wonogondang di sekitar wilayah Cangkringan, akhirnya sampai juga pada tempatnya. Alhamdulillah cuacanya cerah dan tidak mendung sama sekali.

Saat kemah, anak laki-laki tidak diperbolehkan mengunjungi komplek tenda perempuan, begitu pun sebaliknya. Aku jadi tidak bisa mengunjungi tenda regunya Ayu hanya sekedar memastikan kabarnya. Kebetulan disana susah sinyal dan tidak bisa mengirim SMS, sehingga tidak bisa saling bertukar pesan satu sama lain.

Hari pertama masih dibilang cukup santai, hanya ada apel di waktu sore. Malamnya setelah waktu isya, sekitar pukul 8 ada jurit malam.

Biasanya jurit malam identik dengan kakak kelas yang suka jail nyamar jadi hantu, temanku yang tidak berani kemudian menjaga tenda. Kebetulan lingkungan bumi perkemahan ini hutan dan jarang sekali ada rumah warga, jadi bisa dibayangin rasanya kayak apa.

Setelah baris, kemudian kami memulai perjalanan. Aku pikir bakal menyusuri hutan lebat, ternyata tidak. Saat perjalanan hanya menyusuri jalan setapak satu arah dengan dikelilingi kebun milik warga sekitar.

Berbagai kontur dan kebun sudah terlewati sekitar 1 jam perjalanan. Di ujung perjalanan kami melewati semacam tower kecil untuk mengamati Gunung Merapi, dan disitu merupakan tempat untuk putar balik ke arah perkemahan.

Saat putar balik aku melihat regu Ayu lewat saling berpapasan dengan reguku, karena arah jalan pulang yang sama. Saat berpapasan, aku melihat Ayu tidak mengenakan jilbab seperti pada biasanya, ia mengenakan Hoodie dan tidak mengenakan jilbab. Secara tidak langsung aku jadi teringat saat awal aku berkenalan dengannya.

Ketika berpapasan aku menyempatkan menanyakan kabarnya. Pertanyaan hanya sesaat karena sambil berjalan.

"Kamu nggak papa to Yu?"

"Nggak papa kok." menunduk dan sedikit tersenyum.

Disini aku bersyukur, alhamdulillah dia masih tersenyum. Aku sudah bahagia ketika melihatnya tersenyum.

Sesampainya di perkemahaan hampir pukul 11 malam, kami langsung bergegas untuk tidur karena keesokan harinya ada penjelajahan.

Paginya kami bangun waktu subuh, salat dan kemudian siap-siap untuk melakukan penjelajahan. Dalam regu dibagi menjadi dua, satu ikut memasak dan satunya menjelajah. Sebelum penjelajahan dimulai kami baris di lapangan perkemahan untuk upacara pada pukul 8.

Upacara selesai, lantas kami memulai perjalanan. Aku bisa melihat Ayu ikut menjelajah. Aku pun berpikir takut dia mengalami apa-apa, semoga saja tidak.

Perjalanan cukup jauh sekitar 6 km ada untuk berangkatnya saja. Jalanan naik turun telah kami lewati, hingga pada akhirnya sampai di ujung perjalanan yaitu di Museum Sisa Hartaku. Setelah memasuki museum lantas kami balik ke perkemahan dengan jalur yang berbeda.

Sesampainya di perkemahan, kakak kelas yang sebagai pembimbing regu mayoritas belum balik ke perkemahan sehingga saat aku ke komplek perempuan tidak ada yang tahu.

Aku yang tahu regu Ayu sudah duluan sampai, ku sempatkan waktuku untuk mengunjungi tendanya sekitar pukul 12 kurang. Kebetulan ada Sari di luar tenda.

"Eh Sari! Ayu ada di dalem?" ku datangi dia.

"Ada Dip, bentar ya tak panggilin." ujar Sari.

Ayu keluar dari tenda, lantas kami duduk berdua di depan kapling tenda regu dari Ayu dan Fio. Mereka berdua berbeda regu.

"Tadi jauh banget ya Yu, kamu capek nggak Yu?"

"Enggak kok Dip." mencoba untuk tersenyum.

Wajahnya pucat, aku tau sebenarnya dia kelelahan. Tak lama kemudian ada Nia yang satu regu dengan Fio lewat di depan kapling dan melihat kami berdua .

"Wah ini pasti bakal dikasih tau ke Fio ini." batinku.

Lantas aku mengakhiri percakapanku dengan Ayu. Takutnya nanti malah terjadi apa-apa antara Ayu dan Fio.

"Aku tak ke tenda dulu ya, mau makan siang."

"Oke Dip.. makasih ya..." tersenyum manis.

Sorenya ada outbound sekitar pukul 4 sore. Di tengah outbound, Fio mendekatiku secara tiba-tiba dan berjalan di sampingku.

"Hai Dipta! kamu kok nggak ikut nyebur di kolam?" memanggilku dengan semangat.

"Eh Fio, aku nggak bisa renang e."

"Oh gitu... Oh iya, Ayu sakit lho Dip." sedikit tersenyum.

"Weh, iya po?" aku kaget.

Tak lama kemudian ketika aku dan Fio berjalan ke luar dari area outbond, Ayu dan beberapa teman regunya melihat ke arah ku dan Fio dari kejauhan, seperti memantau. Mata Ayu berkaca-kaca menahan tangis, aku bisa melihatnya jelas.

"Waduh." batinku.

Malamnya ada acara pentas seni dan besoknya pulang. Ayu sakit jadi dia tidak ikut dan tetap di tenda. Hampir saja lupa jika aku membawa coklat untuknya. Bertanya ke salah satu teman regunya.

"Ayu ada enggak? Mau ngasih ini ke Ayu."

"Ayunya nggak mau, nih coklatnya."

Ayu cemburu berat. Disaat dia sakit, dia malah melihat Fio mendekatiku dan ngobrol berdua sore tadi. Aku bisa merasakannya, sakit sekali. Aku merasa bersalah sekali, karena semua terlepas dari kontrolku.

Seketika ku berkata dalam hati, "Maaf Yu, semua salahku.

Keesokan harinya kami berkemas untuk pulang, dan yang dipikiranku.. hanya Ayu.


💙💙💙💙💙

Susah dan berat memang urusannya.. 😔

Jangan lupa vomentnya ya temen-temen.. 

Hadir Sejenak {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang