Bab 48 - Keputusan Diana Akan Sherena dan Daffa

4.5K 185 44
                                    


Berdamai dengan masalalu itu harus agar kelak kita bisa lebih leluasa dan merasa tak banyak beban pikiran untuk kembali melangkah membuka lembaran baru.

—Tentang Diana.

🕊

"Lho, Agasa ini punya siapa?" Diana menatap benda asing di kamarnya.

Agasa dengan rambut yang masih basah pun ikut mengikuti arah pandang Diana dan benar dugaannya bahwa bantal untuk Diana telah tiba.

"Itu buat kamu. Suka gak?" Agasa merangkul Diana seraya menatap Diana sedikit menunduk karena Diana hanya sebatas lehernya saja. Diana bukan tipikal cewek pendek karena Adimas dan Sherena sama-sama memiliki postur tinggi. Dan sebatas leher Agasa termasuk tinggi untuk ukuran wanita.

"Aku gak tahu itu apa, Agasa. Aneh tahu."

"Bantal Diana, itu buat kamu."

"Bantal?"

Agasa mengangguk. "Tar aku tunjukin deh cara pakainya sekarang kamu ke bawah."

"Kok ke bawah? Masih sore."

"Tadi Papa WA aku katanya sore nanti kita disuruh ke bawah, ada yang mau di omongin."

"Oh ya udah."

Rangkulan Agasa kini berubah genggaman. Rasanya hangat kala tangannya lebih besar menggenggam erat tangan mungil Diana.

Saat sampai di ruang keluarga mereka bisa menemukan Adimas yang sama seperti mereka terlihat lebih segar dan sepertinya baru selesai mandi.

"Anak Papa udah bangun."

Diana tersenyum kemudian melepaskan genggaman Agasa lalu duduk di samping Adimas. Agasa sudah terbiasa dan baginya itu tak apa. Agasa lebih memilih duduk di sofa yang bersebrangan dengan Adimas dan Diana.

"Wangi banget," ujar Adimas kala Diana memeluknya.

"Diana gitu lho."

Adimas dan Agasa terkekeh mendengar ucapan pede dari Diana.

"Papa ...," rengek Diana membuat Adimas terpaksa menghentikan kekehannya dan mengusap surai Diana. "Kenapa sayang?"

"Harusnya Diana yang nanya. Papa kenapa? Gak biasanya ngajak kumpul."

Raut Adimas berubah tegang.

Haruskah?

"Pa," ujar Diana. "Papa kenapa? Kok tegang?"

Agasa juga menyadari perubahan raut wajah Adimas, tapi dia memilih diam dan menyimak saja.

"Pa-papa."

"Kok grogi?"

Agasa menghembuskan nafasnya. "Besok mama Sherena sama Daffa akan ke sini."

"Apa?!" pekik Diana tak percaya bahkan dia sudah tak lagi memeluk Adimas. "Papa bohong kan? Buat apa mereka ke sini?"

Agasa juga sama terkejut, tapi dia berusaha menutupinya. "Semoga baik-baik aja," ucapnya dalam hati.

Tentang Diana [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang