part 15

272 15 0
                                    

Happy Reading 💜

"udah dong sayang marahnya"

Baby langsung terdiam ketika mendengar Dewa memanggilnya dengan kata sayang untuk pertama kalinya.

Jujur saja Baby merasakan senang mendengar mata sayang dari Dewa itu membuat hatinya hangat dan kekesalan nya sedikit berkurang. Tapi ia tidak boleh menunjukkan itu sekarang.

"Apaan sih" ketus Baby. Ia langsung menarik kasar tangannya dari genggaman Dewa.

"Gue minta maaf ya by udah bentak Lo tadi. Gue nggak bermaksud buat bentak Lo tadi. Gue cuma gak mau Lo jadi cewek yang kasar by. Lo juga udah di skors kemarin gara-gara berantam sama dia. Emang Lo mau di skors lagi?"

"Gue gak bakal aneh-aneh kok, kalau Lo nggak mancing gue"

"Gue nggak aneh-aneh by"

"Berdua-duaan dikelas terus duduknya dekat banget"

"Cici cuma minta diajarin soal matematika by" ucap Dewa dengan sabar.

"Terus kenapa tu cewek mepet banget sama Lo" selidik Baby.

"Gue nggak sadar kalau dia dekat banget sama gue by"

"Oh"

Dewa meraup wajahnya kasar. Membujuk Baby tidak pernah mudah. Kesabarannya selalu diuji jika membujuk baby yang sedang marah begini.

"Baby Lo masih marah?" Tanya Dewa.

"Menurut Lo"

"Iya gue minta maaf ya by" ucap Dewa mengalah.

"Hmm"

"Masih marah?" Tanya Dewa sabar.

"Gak"

"Terus kenapa jawabnya gitu"

"Pengen aja"

Dewa mengembuskan napasnya pelan sebelum ia mendekati Baby yang sudah menjauh dari tempat duduknya. Ia perlahan menggeser badannya untuk menghampiri Baby yang sudah duduk dipinggiran sofa.

Baby memalingkan wajahnya ketika menyadari Dewa sudah duduk tepat disampingnya. Sangat dekat. Ia masih sedikit kecewa pada Dewa yang tidak mau menjelaskan apa-apa padanya tadi dan lebih memilih mendiamkannya selama disekolah tadi.

Padahal yang Baby butuhkan cukup simpel. Ia hanya ingin dibujuk Dewa dengan perlakuan manis cowok itu. Dan memeluknya disaat ia marah dan kesal.

Baby tersentak karna tiba-tiba Dewa memeluknya dengan erat. Baby hanya diam membisu ketika Dewa memeluknya dari samping. Ia tidak tau harus merespon seperti apa. Satu yang pasti inilah yang Baby inginkan sejak tadi. Pelukan hangat Dewa yang membuatnya lebih tenang.

"Jangan marah lagi ya sayang" gumam Dewa pelan namun masih bisa didengar oleh Baby.

Dewa menenggelamkan wajahnya dibahu mungil Baby. Ia menghirup aroma vanilla dari tubuh baby.

"Gue cuma cemburu. Tapi Lo malah bentak gue didepan Cici. Lo tau sebetapa bencinya gue sama dia. Dan lo belain dia didepan gue" ucap Baby dengan suara terbata akibat menahan tangisnya.

Dewa mengangkat wajahnya dari bahu Baby kemudian ia melepaskan pelukannya pada Baby. Ia memegang kedua bahu baby supaya menghadap ke arahnya.

"Maafin gue by, Gue kelepasan tadi. Gue hanya takut lo kena masalah lagi. Gue nggak mau lo kena skors dengan masalah yang sama seperti kemarin" ucap Dewa dengan lembut.

Baby meneteskan air matanya yang sejak tadi pagi ia tahan akhirnya tumpah juga didepan Dewa.

"Kenapa nangis hmm?" tanya Dewa lembut. Ia mengusap air mata yang menetes di wajah baby.

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang