•PROLOG•

151 31 36
                                    

Haii gua Rendra Yudistira gua anak pertama dari keluarga Yudistira nama bokap gua adalah Arif Yudistira dan nyokap gua namanya Laras Sandrawati, gua anak yang awalnya disayangi oleh keluarga gua tetapi karena gua ngelakuin kesalahan yang besar gua dibenci dan dimaki habis habisan oleh keluarga gua. Gua ga punya temen karena teman teman gua dilarang oleh bokap nyokapnya buat ga usah temenan sama gua. Gua punya adik perempuan yang cantik namanya tuh Queenzha Sandratira orang lain sering panggil dia Queen tetapi gue panggil dia araa karena dia adik yang selalu bikin gue tersenyum dan ketawa tetapi adik gua ninggalin kita semua gara gara hal yang tidak di inginkan terjadi padanya. Dan ini adalah cerita gua.

***

Tinggg tingg tingg

Pecahnya gelas mengisi kesepian rumah besar ini dan membuat semua orang takut pada saat dekat rumah ini.

"Sakitt ma jangan sakitin rena, rena ga salah, bukan rena ma buka rena hikd hikd". Ucap Rendra meminta ampun kepada mama nya agar mamanya berhenti memukulinya dengan sapu.

"Kamu itu pembunuh adik kamu, kamu itu pembunuh tau ga, coba aja dari awal kamu ga biarin adik kamu main disana pasti adik kamu sekarang masih hidup tau ga kamu tuh". Ucap mama rendra murka pada saat berbicara dengan rendra.

"udah ma, kasihan dia masih kecil". Ucap papa rendra ketus.

"mama ga peduli pa gara gara anak ini mama jadi kehilangan putri kecil mama sama papa". Ucap mama rendra yang ingin meneteskan air matanya.

"ma papa juga sama terpuruk seperti mama tapi ga kayak gini ma kalau mama sudah kelewatan memukuli rendra seperti ini namanya sudah kelewatan ma". Ucap papa rendra yang ingin memberhentikan istrinya agar tidak terus terusan memukuli rendra.

"udah rena kamu masuk sana ke dalam kamar kamu". Ucap papa rendra tanpa ingin melihat rendra sedetik pun.

"maaffin rena pa ma rena buka bunuh adik rena". Ucap rendra dengan suara isak tangis saat ia masih berumur 9 tahun.

"diam kamu!!! Kamu itu pembunuh!!". Ucap mama rendra masih murka.

Akhirnya rendra pun menaiki anak tangga menuju kamarnya ada salah satu pembantu sesekali memanggil rendra dan rendra pun hanya tersenyum tulus semua pembantu merasa iba melihat rendra seperti itu selalu aja seperti itu setiap harinya setiap detiknya bahkan setiap kali rendra melakukan hal sesuatu pasti selalu salah dimata orang tuanya terlebih lagi mama nya sering memukulinya kelewatan batas.

Rendra kecil terus menangis dan menangis di dalam kamarnya yang tidak bisa didengar oleh orang lain.

"maaffin bang ren yaa dek gara gara bang ren adek jadi pergi ninggalin kita semua". Ucap rendra sambil menangis dan mengelus bingkai foto adik kecilnya.

Rendra merasa lelah setiap hari ia selalu begini ia selalu salah ia rasa orang tuanya tidak tahu apa bahwa ia juga sama terpuruk seperti mereka tetapi mereka hanya bisa memarahinya sjaa tanpa belas kasihan. Ia ingin rasanya pergi dari kehidupan mereka tetapi ia bingung dia harus kemana sedangkan ia sangatlah masih kecil, pusing memikirkan masalah masalah yang sama seperti itu tiap harinya rendra memutuskan untuk tidur dengan nyaman sebelum orang tuanya akan memarahinya lagi.

***

Ini baru awal mula yaa ini kehidupan rendra waktu kecil. Mau tau ga nih kelanjutan nya? Kalo mau spam next yaa biar gua semangatt nulisnya.

Staytune terus yaa jangan lupa buat vote, comment, dan share ke teman teman kalian agar baca cerita milik gua okee.

Jangan lupa buat follow Ig gua yaa @rendraydtr

Diketik 538 kata dan ditulis pada
Minggu, 27 september 2020.

BAD WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang