"Sebetulnya Arneeta itu fungsinya apa sih Jenn dikantor kita?"
Tepatnya di Moonbuck, wanita yang moodnya sudah tidak acak-acakan, kini dengan kalem mendengar keluhan Kahitna,
"Lo kan udah naik jabatan jadi sekertaris vice president, gausah banyak protes, kalo liat dia, puter balik aja." Ucap Jenna menengahi, walaupun dalam hati, dia juga mempertanyakan hal yang sama.
Kahitna berdecak sebal, dia kini mengamati linimasa pada pictgramnya. Lalu matanya tertuju pada satu postingan cukup wah untuk dilewatkan.
"Jenn," dia memanggil lirih.
"Hmm..." Jenna menjawab tanpa minat, dia sendiri sedang mengistirahatkan kepalanya dimeja.
"Lo yakin Dirga beneran mau tunangan sama orang lain?" Kahitna lagi-lagi mengungkit manusia yang bagi Jenna sudah tabu namanya untuk didengar bahkan diucapkan.
"Mending lo ngoceh tentang Arneeta lagi deh," jawab Jenna malas, tanpa mengangkat kepalanya.
"Di post foto sama lo tau!" Kahitna yang setengah marah dan setengah bingung mulai mengomel.
Sekarang meski malas ia mengangkat kepala dan merebut ponsel Kahitna.
Tapi yang dilakukan Jenna ternyata kesalahan besar.
Potret yang sama persis, jemari yang dijari manisnya terlingkar cincin memang sekilas tampak seperti pose miliknya dan Dirga di Patibakala beberapa tahun lalu, tapi Jenna tentu tidak buta, cincin yang melingkar disana tentu berharga puluhan juta dan lagi, kuku jarinya tidak pernah sepanjang itu.
"Ini bukan gw, liat lagi jarinya," ucap Jenna pelan.
Kahitna meneliti lagi, benar juga, Jenna mana pernah memanjangkan kukunya.
Rasanya hati bak ditusuk menggunakan besi panas. Matanya sudah berkedut, dia ingin menangis, dadanya sudah sesak sekali.
Kahitna melihat perubahan pada sorot mata Jenna merasa bersalah,
"Sorry... " dia betul-betul menyesal.
Namun Kahitna yakin betul dia melihat cincin seperti difoto itu belum lama ini.
Suasana menjadi hening, Kahitna yang berpikir keras mengingat dimana dia melihat cincin seperti difoto.
"Gw juga gak ngerti kenapa Arneeta justru seperti nguntit lo," Jenna mulai membuka pembahasan baru, dia tidak ingin terlihat menyedihkan.
"Atau dia tertarik sama Bram? Mungkin mereka akan dijodohkan?" Jenna mulai mengeluarkan hipotesa tanpa landasan dan referensi apapun. Semua, semata-mata agar air matanya tidak jatuh.
"Cih! Lo kalo ngarang jago juga, kebanyakan baca novel lo. Daripada menjodohkan Bram sama Arneeta mending sama lo lah, sumpah mati rela gw."
"Lo merasa nggak sih, dia pasti ada kalo kita rapat, dan herannya baik Bapak ataupun Pak Bram tidak pernah mengeluh."
"Bram mengeluh, gw yakin Pak Soesdjito juga mengeluh tapi belum mengeluarkan tindakan saja. Lo sana yang usul, pasti lebih didengar."
"Tidak semudah itu sih, sekarang kita bermitra sama mereka,"
"Ya tapi nyebelin kan Jenn kalau dia cuma jadi manekin setiap rapat, mana cengo doang,"
Kahitna mulai mengingat saat rapat justru yang dilakukan Arneeta hanyalah memangku tngan diatas meja sambil mengetuk-ngetukkan jari diatas meja. Seperti burung phoenix yang manja.
"Jenn!" Kahitna berteriak hingga separuh dari seisi Moonbuck melihatnya membuat Jenna meminta maaf kesekitarnya dengan menundukkan kepalanya.
"Lo kalo berisik gini mending kita gausah nongkrong deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YOUR BRIDE
ChickLitSewindu menjadi babu untuk pacarmu belum tentu dia mau menjadi pendampingmu. Jenna, wanita cantik, tangan kanan bos di perusahaan properti merasa dikhianati pacarnya sendiri. Delapan tahun jungkir balik bersama hanya berakhir menjadi pesuruh belaka...