Caramel Nathania membeli satu cup ramen dan air mineral. Bangun ditengah malam dalam keadaan lapar, Caramel tidak bisa tidur kembali jika tidak segera mengisi perutnya. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke mini market dekat flatnya. Untung saja mini market didekat sini selalu buka dua puluh empat jam.
Pun Caramel memutuskan untuk makan di mini market karena sudah tidak kuat menahan lapar lebih lama lagi. Dengan lahap menyantap ramennya lalu kemudian pulang menuju flat dengan membeli dua snack untuk camilan.
Sepi sekali. Tidak heran karena sudah sekitar pukul setengah satu malam dan juga memang wilayah disekitar flat Caramel terkenal sepi. Agak menyeramkan sebenarnya tetapi tidak masalah bagi Caramel karna harga sewa flat disini sangat murah. Pepatah mengakatan Hemat pangkal kaya.
"Tolong.."
Tiba-tiba saja suara lirih seseorang terdengar di telinga Caramel. Mengedarkan pandangannya ke sekitar. Bergidik merinding lantaran Caramel tidak melihat ada orang lain selain dirinya.
"Tolong.."
Suara rintihan minta tolong kembali didengarnya untuk kedua kali. Caramel tidak sepenakut itu, karena tidak pernah melihat langsung. Dan tidak berharap dapat melihat wujudnya langsung. Pun Caramel kembali melangkah lebih cepat berharap segera sampai di flatnya.
"Tolong.. siapapun.."
Suaranya semakin terdengar jelas. Bukan rintihan perempuan tapi suara laki-laki. Takut jika itu hanyalah jebakan orang semata untuk menculik dirinya, Caramel memilih melangkah dan menghiraukan suara tersebut. Lebih baik bertemu hantu daripada orang jahat.
"To..long.."
Kali ini suaranya terdengar terputus-putus. Caramel berhenti ditempat. Berpikir sejenak. Melihat ke kanan dan ke kiri, memastikan bahwa memang hanya ada dirinya dan dia tidak salah dengar. Caramel melihat sebuah gang kecil yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Sepertinya suara tersebut berasal dari sana.
Caramel sangat penasaran. Ingin memastikan suara apa itu tetapi juga takut bila yang dia temui adalah orang jahat. Kembali mengedarkan pandangannya ke sekitar dan menemukan sebuah kayu yang lumayan panjang di dekat tong sampah. Pun dia mengambil kayu tersebut.
Berusaha mengumpulkan keberanian dan berdoa semoga tidak menemukan setan apalagi orang jahat.
Suaranya sudah tidak terdengar lagi tetapi Caramel tetap ingin memastikan, siapa tahu ada seseorang yang terluka. Nalurinya sebagai seorang dokter tiba-tiba saja muncul. Lalu kemudian dia mendekati gang tersebut, tidak dapat melihat apapun karena gelap sekali. Ini bukan gang kecil yang biasa orang lewati, melainkan gang buntu yang sangat sempit.
Caramel menyalakan Flashlight yang ada di ponselnya dan mengarahkannya ke gang tersebut. Irisnya menangkap sepasang sepatu hitam yang mengkilap. Caramel menyenter kearah lain sembari memegang erat kayu panjang. Bersiap siaga kalau kalau ancaman menghampirinya.
Terpaku saat melihat presensi seorang pria memakai setelan jas dengan darah yang sudah memenuhi kemeja putihnya. Pria itu setengah bersandar di dinding sambil tangan kanannya memegang perut yang dapat langsung Caramel simpulkan bahwa itu adalah sumbernya. Segera Caramel mendekat. Melempar kayu yang dia pegang sembarangan.
Tatapan sayu serta napas yang terengah tampak diwajah pria tersebut. Mukanya penuh dengan luka lebam. Sepertinya dia sempat berkelahi terlebih dahulu.
"Pak.. bolehkah kuperiksa lukamu terlebih dahulu?" Dibanding pertanyaan apakah kau baik-baik saja, Caramel lebih memilih memeriksa terlebih dahulu luka apa yang pria ini dapatkan. Karena Caramel sudah tahu dengan pasti bahwa dia tidak baik-baik saja.
"Tolong telepon 119," ucap pria tersebut. Tetapi Caramel tetap ingin memastikan bagaimana luka yang ada diperut pria ini. Karena sudah tidak ada lagi tenaga yang tersisa, pria tersebut pasrah ketika Caramel memeriksa lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
FanfictionCaramel Nathania seorang dokter bedah yang tidak sengaja bertemu dengan Daffa Ferdiansyah si konglomerat muda dalam keadaan babak belur. Sebuah pertemuan klise yang menjadi awal mula kedekatan mereka. selebihnya kalian bisa membaca setiap chapter ya...