Prolog

38 7 2
                                    

Ardian Adhlino Gavin

"Gue benci kalian yg ninggalin anaknya ke  orang lain demi uang."

"Ini kita lakukan demi masa depan kamu juga sayang."

"Hah masa depan lalu gimana dengan masa kecil Ardian ma."

"Apa kalian memikirkan masa kecil Ardian yg tak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya."

"Mangka dari itu mama sama papa titipin kamu sama buk nani agar kamu tetap bisa mendapatkan kasih sayang orang tua."

"Agar tetap mendapatkan kasih sayang orang tua kata kalian, ma buk nani itu bukan mama kandung Dian ma."

"Maafkan kita Dian mama papa menyesal, ini papa lakuin demi mempertahankan bisnis mend-" ucapan Eros terpotong.

"Udah lah pa gak usah kalian jelasin lagi Dian muak denger penjelasan kalian."

Ardian dengan marah meninggalkan rumahnya.

Ketika itu tengah hujan lebat seolah mengartikan perasaan Ardian saat ini, mungkin hujan mewakili air mata Ardian yg sendari tadi ia tahan tapi tetap lolos juga dari kelopak matanya.

Ardian benci dengan air mata karna menurutnya air mata membuat kita lemah.

Sudah lama Ardian mengemudi motornya tanpa arah dengan pikiran kosong.

Brukk..
Suara tabrakan antara motor dan mobil.

Ya itu suara tabrakan motor Ardian dengan mobil seseorang.

Ditengah itu tidak ada satu pun kendaraan yg lewat kecuali mobil dan motor Ardian yg saling bertabrakan tadi.

Rumah sakit

Sudah setengah jam Ardian berada di ruang operasi.

"Gimana keadaan dia dok?"

"Pasien kehilangan banyak darah dia membutuhkan pendonor darah, sebaiknya kalian segera menghubungi keluarganya."

"Tapi kita gak tau orang tuanya dok." ucap salah satu dari mereka yaitu Ansell.

"Tapi pasien harus segera mendapatkan donor darah kalau tidak...."

"Emang gak bisa minta donor darahnya di bank darah dok?" ucap Ansell lagi.

"Di bank darah kebetulan golongam darahnya kosong."

"Emang apa golongan darahnya dok?" ucap yg lain yaitu Adinata.

"Golongam darah pasien A negatif."

"Oh kebetulan golongan kita sama dok, ambil darah saya saja dok saya bersedia mendonorkan darah saya."

"Oke silahkan kamu keruangan operasi."

***

Kyra Queensha

15 tahun

"Mama papa jangan tinggalin Kyra."

"Sayang kamu harus bisa ngikhlasin orang tua mu sayang agar mereka tenang di atas sana, Kyra kan anak kuat pasti bisa ngelewatinnya."

Kyra yg sejak berumur 15 tahun sudah kehilangan kedua orang tuanya.

Sekarang Kyra harus mandiri karna dia harus melewati kehidupanya tanpa orang tuanya, tanpa bimbingan sosok orang tua.

Karna orang tua Kyra sudah meninggal Kyra memutuskan hidup sendiri.

Dia menolak untuk tinggal di rumah tantenya, dia tak mau meninggalkan rumah orang tuanya karna di rumah itu lah tersimpan kenangan ia bersama orang tuanya yg amat ingin ia jaga.

Orang tua Kyra meninggalkan cukup banyak harta untuk Kyra mengidupi dirinya sendiri.

"Kyra yakin tinggal sendiri gak mau ikut sama tante."

"Iya tan gak papa Kyra bisa kok hidup mandiri."

"Yaudah kalo Kyra ada apa apa jangan sungkan untuk mintak tolong sama tante dan om ya."

"Iya Kyra pintu kami terbuka untukmu."

"Iya aku siap kok buat jadi temen curhat kamu Kyra."

"Siap boss, makasih ya tante,om,Adara udah ada untuk Kyra."

Kini Kyra menjalanin kehidupanya sendirian tapi bukan berarti Kyra sendirian masih ada tante,om,dan sepupunya Adara yg selalu ada untuknya.

Ardian Adhlino Gavin dan Kyra Queensha dua insan yg saling melengkapi satu sama lain.

Sama sama sadgril dan sadboy tapi miliki alur kisah keluarga yg berbeda jauh tapi bisa saling melengkapi dan menyadarkan.

Ardian sejak kecil tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua kandungnya dan sedangkan Kyra saat dia beranjak dewasa ditinggalkan kedua orang tuanya.

Menurut kalian kisah siapa yg paling menyakitkan?

Kyra karna saat dia mau melangkah kedunia luar dia tidak bisa dibimbing oleh orang tuanya, saat itu lah kita benar benar membutuhkanya agar tidak salah memilih langkah.

Gimana caranya mereka untuk saling melengkapi yuk baca cerita selanjutnya.

Semoga kalian puas dengan ceritaku.

Salam dariku Sofia agustina.


Putih Abu AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang