Pacaran dengan Arsa itu selalu saja membuat Erina terkejut setiap hari. Bukan karena Arsa romantis, pria itu malah tidak pernah romantis. Tolong di bold dan digaris bawahi kata 'tidak pernah'
Setelah kemarin mereka berbaikan dan memulai hubungan yang lebih normal dengan drama tidur bersama, tidur yang benar-benar hanya tidur. Lebih tepatnya Erina yang ketiduran di pelukan Arsa saking mengantuknya dan saat dia bangun diwaktu yang hampir siang, Arsa tertidur disebelahnya. Badan Erina langsung pegal-pegal.
Sepanjang 27 tahun hidup di dunia ini, Erina tidak pernah tidur beralaskan karpet. Lalu lengan Arsa yang empuk karena otot bisep pria itu dijadikan bantal untuk kepala Erina.
Sore hari nya Erina langsung pergi ke spa langganannya sebelum kembali ke rumah orangtuanya. Arsa sudah lebih dulu pulang ke rumahnya setelah makan siang mereka di apartemen Erina.
Lalu keesokan paginya, Arsa sudah menunggu di depan rumah orangtua Erina untuk olahraga bareng. Dan selama ini, Erina belum pernah berolahraga ala manusia biasa. Kan di rumahnya sudah ada ruangan khusus gym. Kalau mau ketemu matahari juga tinggal berjemur di kursi santai dekat kolam di belakang rumahnya.
Makanya saat Arsa mengajaknya olahraga di luar rumah itu Erina rada ogah-ogahan ya walaupun dia terbiasa ketemu dengan orang asing sih saat flight.
"Naik motor gak apa-apa?" tanya Arsa.
"Lah? Bukannya cuma jalan di sekitar komplek doang ya Pak?" Erina jelas bingung lah.
"Kan mau ke CFD Thamrin," jawab Arsa dengan santai lalu dia menaiki motor matic yang dia pinjam pada Papanya, Kawasaki J300. Motor itu sedikit lebih simple daripada motor sport miliknya yang sering dia pakai ke kantor.
Erina mengerjapkan matanya, terakhir kali dia naik motor itu saat usia awal 20an itu pun motor scoopy milik Satria dan hanya sekali.
"Ayo naik," ajak Arsa. Erina yang dasarnya luar biasa berpikir sejenak. Apa perlu gue lihat tutorial naik motor ya?
"Sa, ini naiknya tinggal naik aja kayak motornya si Satria kan?" tanya Erina dengan tampang polos. Arsa mengangguk datar.
Erina naik dengan selamat, dia memperbaiki posisi duduknya, perasaannya was-was. Tetapi saat Arsa melajukan motornya, Erina jadi takjub. Ternyata naik motor juga menyenangkan.
Arsa melirik Erina dari spion kiri motornya, dia tersenyum saat mendapati Erina yang juga tersenyum menatap suasana jalanan ibu kota.
**
Setelah berkeliling di area CFD, Arsa dan Erina mampir di salah satu kedai bubur ayam. Erina mengeluarkan ponselnya untuk mengecek sosial media nya. Beberapa chat masuk ke akun whatsapp nya, termasuk chat dari Langit yang meminta dicarikan penerbangan ke Jakarta.
Kadang Erina suka greget, urusan mencari tiket pesawat selalu saja dia yang disuruh, padahal apa susahnya hanya tinggal cari penerbangan lalu booking tiket.
Abang Langit
Penerbangan sore ini kalau bisa.
Baliknya lusa pagi, Abang cuma ambil
cuti sehari.Suka banget sih Last minute :(
Oke aku coba cariin bentar.Jadilah sepanjang menunggu pesanan bubur ayam mereka, Erina berkutat dengan tiket pesawat untuk Langit. Tak sampai 5 menit, Erina mengirimkan kode booking pada Langit.
Itu udah check In, btw Bang
transfer uangnya dilebihin dikit ya.
Please!Abang Langit
Oke, nanti sore sekalian
jemput."Ayo makan Rin," ucap Arsa membuat Erina mengalihkan pandangan dari layar ponselnya.
"Bentar, balas pesan dari Abang dulu," ucap Erina lalu secepat kilat mengiyakan perintah Langit lalu langsung menyantap bubur ayamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PERTIWI
Roman d'amour#Sequel moveon "Kamu itu, pacaran udah kayak baju, Gonta-ganti terus. Kalau gitu terus nikahnya kapan?" -Raina Azalea Lubis, Ibunda Ratu "Beli sayuran aja dipilih-pilih dulu, kalau bagus baru diambil." -Erina Kartika Pertiwi Nasution, Pramugari Garu...