#1

135 4 0
                                    

Aku adalah seseorang yang punya pendirian tak tergoyahkan. Tujuan hidupku jelas. Apapun yang aku lakukan tak pernah meleset dari rencanaku. Hanya satu yang membuatku lemah. Yaitu kamu.

Kamu bagaikan air yang menyejukkan hariku. Lelahku tergantikan dengan canda tawamu. Letihku tergantikan dengan belaianmu. Hariku begitu berwarna dengan kehadiranmu.

Namun aku tak pernah bisa memilikimu seutuhnya. Bukan aku tak berusaha. Segala upaya sudah aku lakukan untuk meluluhkan hatimu. Tetapi semuanya gagal.

Entah siapa aku bagimu. Orang yang kau cinta? Orang yang kau sayang? Orang yang ingin kau miliki? Atau hanya orang yang kau perlukan disaat kau butuhkan?

Awalnya tak masalah bagiku tentang siapa diriku dimatamu. Lama kelamaan aku tak nyaman dengan sikapmu. Perhatianmu, kasih sayangmu seolah memberiku secerca harapan. Seolah apa yang aku perjuangkan kini menemui titik terang. Seolah sekarang kamu pun takut kehilangan diriku.

Oleh sebab itu, aku memberanikan diri, untuk sekali lagi bertanya kepadamu siapa aku dimatamu. Dari semua yang kau lakukan untukku saat ini, aku sangat percaya diri kali ini akulah pemenangnya. Aku sudah mempersiapkan diriku dan segala sesuatunya.

Namun sekali lagi, bak disambar petir, duniaku kembali runtuh. Semua anganku tentangmu sirna. Semua harapan dan rasaku membeku. Tubuhku tak mampu bergerak. Oh Tuhan, inikah akhir dari segalanya?

Hatiku tak bisa kembali lagi. Lelah batinku tak mampu lagi diobati. Kini hanya kecewa yang tersisa. Bahkan perjuanganku sepanjang waktu ini tak sedikitpun kau lirik. Haruskah aku percaya bahwa hatimu memiliki ruang yang besar untukku? Haruskah aku percaya ungkapan sayangmu? Haruskah aku menerima perlakuan yang sama dari hari ke hari?

Aku tak pernah meminta apapun darimu. Hanya satu yang aku pinta. Jujurlah pada hatimu. Jika kamu memilih aku, lantas kenapa aku tak diperjuangkan? Jika kamu mencampakkan aku, lantas kenapa aku dipertahankan? Coba jadi aku sebentar saja. Aku tak mau egois. Aku tak mau memaksakan kehendakku. Tapi yang aku tahu, jika aku ada dihatimu, kamu tak akan membiarkanku pergi. Tapi, jika aku tak ada dihatimu, maka aku yakin aku akan dicampakkan.

Sekarang tanyakan pada hatimu. Biarkan aku pergi dulu. Aku tak tahu apakah aku akan menemukan jalan untuk kembali kepadamu atau tidak. Jika ya, mungkin kita memang berjodoh. Tapi jika tidak, terima kasih untuk segalanya.

Terima kasih sudah pernah membuatku tersenyum, terima kasih sudah pernah membuatku bersemangat menjalani hari, terima kasih sudah begitu lama mengisi kekosongan hatiku, terima kasih untuk mengizinkanku mencintaimu, terima kasih untuk mengajarkanku arti berjuang, terima kasih untuk mengajarkanku arti merelakan.

Aku hanya bisa berharap dan berdoa, semoga hidupmu akan jauh lebih baik dan bahagia. Semoga pilihanmu adalah yang terbaik, begitu pula dengan aku.

Inilah ungkapan perasaanku. Semoga kita semua berbahagia.

Dari aku yang pernah berharap menjadi pelabuhan terakhirmu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bisikan Yang TerdengarWhere stories live. Discover now