~ Chapter 10

111 17 5
                                    

Seluruh siswa kini sedang berada di kelas untuk menulis identitas diri  dan dikumpulkan ke salah satu anggota OSIS di kelas mereka

Saat Anneth sedang konsen menulis tugas tambahan, Deven malah asik mengganggu dirinya. Sesekali Deven menyenggol bahu Anneth hingga tulisanya menjadi acak acakan. Deven juga menggoyang goyangkan meja dan membuat Anneth sangat kesal dan sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya

" deven tolol ngapain sih lo ganggu gue terus " omel Anneth

" gue lagi pengen ganggu orang hari ini " jawab Deven santai

" tapi ngga ganggu gue juga kali " ujar Anneth yang dipenuhi rasa jengkel

Deven merasa mendapat hiburan saat melihat wajah Anneth yang sangat emosi saat itu. Baginya ekspresi Anneth saat marah bisa membuatnya tertawa dan merasa sangat terhibur. Saat itu juga satu ide terlintas di kepala Deven

" gimana kalau kita taruhan, mulai detik ini sampai nanti lo pulang ke rumah, lo ngga boleh nyebut nama gue, kalau lo berhasil gue ngga ganggu lo lagi" usul Deven

" ok siapa takut " kata Anneth

" tapi kalau lo kalah lo harus jadi sahabat gue " ucap Deven tepat di telinga Anneth

Anneth yang awalnya tidak setuju hanya bisa pasrah karena Deven kini sudah menjadi orang budek yang tidak mendengar penolakanya tadi

Ketika Anneth ingin mengambil kotak pensil di lacinya, ia merasakan seperti ada yang sedang berjalan ditangannya. Detik itu juga Anneth segera mengeluarkan tangan miliknya dari laci meja

Terdapat seekor kecoa dengan ukuran lumayan besar sedang berjalan di sekitar tangan Anneth. Sontak gadis itu menjerit ketakutan dan meminta tolong kepada orang disebelah nya

" deven tolong buangin kecoanya " teriak Anneth

Dengan jahilnya Deven mengganggu binatang itu hingga kecoa tersebut terbang dan hinggap di bahu Anneth

" deven kenapa kecoanya malah lo arahin ke gue g*bl*k " umpat Anneth

Cowok jahil itu segera mengambil kecoa dari lengan Anneth dan membuang nya ke tempat sampah. Ia sudah tidak tega melihat wajah Anneth yang hampir menangis karna ketakutan

" dasar kutu gorila, kembaranya kekey, sodaranya kang cilok " maki Anneth saat melihat Deven berjalan memasuki kelas

" enak aja orang ganteng gini dibilang mirip kang cilok, kenalin gue Deven kembaranya rizky biliar " ucap Deven dengan gaya sok cool

" rizky billar bukan biliar, dasar cowo gelo " ucap Anneth diakhir kesabarannya

       
Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 seluruh siswa berhamburan keluar dari kelas mereka untuk pulang ke rumah. Sebelum jam pulang tadi Friden mengajak teman² Anneth dan Deven untuk berkumpul di sebuah cafe nanti sore

Deven mengajak Anneth untuk berangkat bersama nanti. Tapi Anneth selalu saja menolak ajakan Deven. Setelah ribuan bujukkan dari Deven, Anneth menerimanya dengan sedikit paksaan

Saat ini mereka berdua sudah resmi menjadi sahabat. Lantaran Anneth kalah dalam taruhan Deven tadi, secara tidak sengaja ia sudah menyebut nama Deven.Penyebabnya karena kecoa sialan itu

                                        ~~~~~

Anneth dan Deven sudah berada di depan cafe yang di shaer lock Friden tadi. Karena tempat parkir di cafe itu sudah penuh, terpaksa Deven memarkirkan motornya di seberang cafe tersebut

Jalanan di Bandung sangat ramai sore itu. Membuat Anneth dan Deven kesulitan untuk menyebrang jalan. Tak ingin membuang waktu, Deven langsung menggandeng tangan Anneth dan mengarahkan tangannya ke depan jalan untuk memberhentikan beberapa kendaraan yang melintas

                                _______________
                                 
                                ~CONTINUED~

~ UNCERTAIN ~ {Revisi }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang