Antara Aku dan Sahabatmu

31 3 2
                                    

Di toko buku.

Aku berdiri di depan rak buku yang berisi novel-novel. Aku melihat beberapa novel, siapa tau ada yang menarik hatiku. Bang Daru, Bang Genta dan Kak Wastika berada tak jauh dariku. Masih ada dalam pandangan mataku, sesekali aku melihat ke arah mereka. Aku meraih sebuah novel dan membaca sinopsisnya, cukup menarik... Aku menaikkan wajahku dan melihat kearah Bang Daru. Bang Genta sudah nggak terlihat lagi. Bang Daru sedang membahas sebuah buku dengan Kak Wastika. Mereka berdiri begitu dekat dan terlihat asyik sekali membahas buku yang mereka pegang. Aku melihat novel di tanganku. Mereka membaca buku untuk skripsi sedang bacaanku masih sampai tahap ini, sebuah novel...

"Melamun, atau membaca..." Bang Genta sudah ada di dekatku, aku kaget.

"Novel apa ini..." ucapnya sambil meraih novel di tanganku.

"Bagus?" tanyanya lagi sambil melihat novel di tangannya.

"Masih melihat, belum tau bagus atau nggak." jawabku.

"Aku suka baca novel, khususnya novel misteri, cerita detektif. Tapi Karena lagi ngerjain proposal, hobi di tunda dulu haha..." ucapnya sambil tertawa.

"Nikmati aja, mumpung masih bisa." ucapnya, aku senyum. Bang Genta menyerahkan novel di tangannya kembali padaku, lalu melihat novel-novel misteri. Aku melihat ke arah Bang Daru, Bang Daru sedang melihat ke arahku. Kak Wastika sedang melihat-lihat buku di rak buku. Bang Daru mengalihkan pandangannya ke buku di tangannya. Daripada terus-terusan melihat Bang Daru dan Kak Wastika yang membuat hatiku tak enak, lebih baik aku membaca novel ini. Aku lalu membaca novel di tanganku. Kalau Bab satu dan bab pertengahan menarik aku akan beli novel ini.

Ternyata novel ini menarik, nggak sadar udah beberapa halaman aku baca. Aku menaikkan wajahku, Bang Daru masih di sana nggak ya. Aku melihat ke arah rak buku tempat Bang Daru berdiri tadi. Bang Daru sudah nggak ada di sana, digantikan Bang Genta. Bang Daru dimana ya? Aku mengedarkan pandanganku.

"Sudah selesai bacanya?" aku kaget, suara Bang Daru ada di sisiku. Aku menoleh.

"Bang Daru, sejak kapan di sini?" tanyaku masih kaget.

"Dari tadi. Kamu serius banget baca sampai nggak sadar aku di sini." jawabnya, aku senyum... Ya ampun... Apa Bang Daru sudah kalah dengan novel ini, sampai aku nggak sadar dia sudah ada di dekatku. Biasanya aku selalu tanggap kalau Bang Daru ada di sekitarku.

"Sudah dapat bukunya?" tanyaku.

"Mereka yang cari buku..." ucapnya sambil melihat ke arah Bang Genta dan Kak Wastika. Lalu Bang Daru mengambil sebuah novel. Apa dia juga membaca buku roman? Biasanya dia suka baca buku ilmu pengetahuan populer atau biografi tokoh. Dia melihat-lihat novel itu. Aku kembali melihat novel di tanganku sambil melirik-lirik Bang Daru. Hemmm, baiknya novel ini aku beli. Biar bacanya lebih konsentrasi dan bisa dinikmati. Sekarang aku menikmati momen ini saja, berdiri dekat dengan Bang Daru sambil memperhatikannya. Aku tersenyum sambil menatap Bang Daru.

"Kamu bosan?" tanya Bang Daru tanpa menoleh padaku.

"Ng..ngak..." ucapku terbata, kaget dengar ucapannya. Aduh, Pijar... Apa dia sadar kalau aku sedang memperhatikannya? Aku kembali melihat novel di tanganku... Pura-pura baca. Karena sudah pasti aku nggak bisa konsentrasi membaca kalau ada di dekat Bang Daru begini.

                                                                                *****

Perkuliahan hari ini baru saja selesai, aku, Bang Daru dan Izura keluar dari ruangan kuliah.

"Pij, aku pergi ya. Aku ada janji nemani mama nih." ucap Izura, aku mengangguk.

"Bang, duluan ya." ucap Izura pada Bang Daru. Bang Daru mengangguk. Lalu Izura meninggalkan kami berdua di depan ruang kuliah.

Sudut HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang