Kim Yerim.
Nama gadis yang sudah 4 tahun belakangan ini menemani hari-harinya dengan penuh canda tawa dan suka ria. Gadis yang selalu mengutamakan dirinya ketimbang kepentingan gadis itu sendiri.
Di pertemuan pertama, Kim Yerim tidak terlalu menarik dimatanya. Gadis yang berambut pirang dengan sedikit gelombang yang mempercantik bentuk rambutnya itu sama sekali bukan tipe gadis seorang Jeon Jungkook.
Yerim terlihat begitu angkuh di matanya, alis yang sedikit menukik serta senyum yang terlihat penuh makna di belakangnya itu membuat Jeon Jungkook tidak terlalu menyukainya.
Namun, Siapa sangka si cantik Kim akan menyatakan perasaanya kepada Jeon Jungkook? Apa yang bisa Jeon Jungkook lakukan selain menjawab jika ia mau menjadi kekasih gadis itu.
4 tahun bersama dalam hubungan. Satu hati, tujuan, dan keinginan. Nyatanya Jeon Jungkook mulai goyah. 2 bulan lagi mereka menikah. Namun semuanya semakin terasa hambar bagi Jeon Jungkook.
Hingga final, Seorang Jeon Jungkook menjadi seorang bajingan terbaik di dunia ini. Hari itu, langit begitu cerah sama seperti wajah sang Kekasih yang sedari tadi tak lepas tersenyum karena keduanya kini telah menyebarkan undangan untuk hari bahagia mereka 2 bulan mendatang.
Jeon Jungkook menjadi tidak tega. Kenapa ia bisa berpikiran jika hubungan ini hambar, bagaimana ia bisa jahat kepada Kim Yerim yang tengah memiliki wajah paling bahagia yang pernah ia lihat di wajah sang kekasih setelah 4 tahun bersama.
Pria itu mengingat, sang kekasih pernah berkata.
" Menyatunya aku sama kamu, itu udah suatu hal yang sangat cukup untuk aku hidup di dunia ini setelah semua kefanaan yang berusaha menghancurkan hidupku di masa lalu"
Gadis yang terlihat sangat tangguh dan mandiri di mata orang lain, nyatanya berbeda di dalam pandangnnya. Kekasih yang rapuh namun tetap selalu kuat menghadapi segala rintangan 4 tahun hubungannya.
Rasanya Jeon Jungkook ingin menangis. Apa ia setega itu pada kekasihnya. Tapi semuanya belum terlambat. Mereka belum menikah.
Maka pada saat itu,
" Yerim.. " panggilnya pelan di dalam mobil setelah Yerim mengambil undangan dari percetakan yang mereka pilih.
Gadis itu tersenyum merekah melihat undangan pernikahan keduanya begitu puas. Sesuai keinginannya.
"Undangannya cantik sekali, Ya. " ucap Gadis itu pada Jeon Jungkook.
"Iya" lirih pria itu pelan.
Apa ia siap melihat untuk melihat bagaimana senyum bahagia itu luntur dari wajah si cantik. Apa ia rela melihat si cantik akan terpenuhi derai air mata dalam beberapa detik kedepannya?.
"Yerim"
"Iya, kenapa Mas? Kamu enggak suka sama undangannya? Mau ditukar yang baru sesuai keinginanmu? " Yerim bertutur lembut. Rasanya hati Jeon Jungkook semakin terkikis dibuatnya.
"Aku mau putus".
Detik itu, Jeon Jungkook tidak tau jika ia baru saja menghancurkan dunianya, dan dunia gadis di hadapannya.
"Mas, kamu kenapa?" gadis itu masih berusaha menetralkan keadaan. Tidak ingin salah kaprah menerima kondisi saat ini. Mungkin saja Jeon Jungkook sedang menjahilinya, ini bukan pertama kalinya pria itu bercanda seperti ini.
Hening, Jeon Jungkook tidak bisa mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.
"Kamu baik-baik aja, Sayang?. Mas, kenapa sayang?" Yerim kini mengusap kepala Jungkook dengan lembut. Jungkook mengigit bibir bawahnya dengan kuat.