SEMBILAN

196 13 8
                                    

Gadis dengan langkah semangat menuju batalyon ***, dengan penampilan anggun. Dress putih selutut yang ia kenakan di tubuh mungil, snikers putih, Sling bag polos berwarna ungu yang mengalung di bahu kirinya, ia juga menggunakan jepit kekinian yang menempel di rambut sebahunya. Membuat beberapa orang yang melihatnya takjub.

"Apa gue tunggu di sini aja ya?" Tanyanya pada diri sendiri.

Gadis itu kini tengah berada didekat gerobak mang Oleh. Melihat itu, mang Oleh yang tadinya tengah duduk beranjak dari duduknya, dan menghampiri gadis itu.

"Bade meser neng?" Tawar mang Oleh.

"Ehh nggak pa..." Tolaknya lembut dengan senyuman ramah. "Saya lagi diet soalnya" lanjutnya.

Mang Oleh mengangguk, dan berancang-ancang untuk berjalan meninggalkan gerobak. "Ehh pa, aku boleh nanya?"

Sontak mang Oleh pun menghentikan langkah kakinya."Mangga neng"

"Bapa kenal Riyan ga?"

Mang Oleh terlihat sedang berfikir. "Itu loh yang tentara di daerah sini"

"Ohh eta nu kasep nya, anu jangkung tea"

Gadis itu menyiritkan dahi dan tersenyum kaku.

"Itu neng ada" tunjuk mang Oleh.

Mang Oleh menunjuk tepat ke belakang gadis itu.
Tanpa Ina inu, Gadis itu langsung membalikan badannya. "Ohh Iyaa" ucapnya antusias.

"Makasih banyak ya pak"

"Muhun neng Sami sami"

gadis itu pergi meninggalkan mang Oleh, berlari lecil ke arah Riyan.

"Mass'e mas'e" Melambaikan tangan.

Mendengar suara yang familiar sontak Riyan pun membalikan badannya ke arah sumber suara.

"Huftt huft" Gadis itu sudah berada di depan Riyan dengan sikap agak menunduk memegang lututnya. Khas orang kecapean.

Melihat itu Riyan pun "Lebayy" Ucap Riyan dingin.

Gadis itu mensejajarkan tubuhnya dengan Riyan. "Ih bang gitu amat, tadi aku larinya jauhh dari sana tuh" Menunjuk ke arah belakang dirinya.

"Tapi btw aku kangen banget tau sama Abang" Ucapannya antusias dan memeluk Riyan.

"Sama" Jawab Riyan singkat. Hingga mampu membuat gadis itu kesal.

Ara melihat Riyan tengah dipeluk oleh seorang gadis. Dada Ara terasa sesak, hatinya bagai di tusuk tombak, nafasnya sudah tidak beraturan. Tanpa berfikir panjang Ara langsung melajukan motornya.
Dia tidak habis pikir 'mengapa? Mengapa dia dijodohkan dengan orang yang sudah mempunyai pacar?'

Gadis itu melepaskan pelukan dan menatap Riyan kesal.

"Ih kok gitu doang sih" Keyla kesal.
"Harusnya kek gini 'Iya Abang juga kangen sama adek Abang yang caanteek pake banget' nah sambil cubit pipi Keyla"
Ucap Keyla mencontohkan pada Riyan.

"Iya Abang juga kangen banget sama adek Abang yang Caanteek pake banget" Ucap Riyan sambil mencubit pipi Keyla.

Keyla menepis pelan tangan Riyan. "Abang mah apa apa harus dikasih tau dulu!" Keyla kesal.

"Iya iya Abang minta maaf" Riyan mengalah.

Riyan langsung merangkul Adik mungilnya yang sudah lama tidak berjumpa.

"Ayah sama ibu udah tau Key kesini?" Tanya Riyan.

"Tau dong, kan Key kabarin mereka dulu" Jawab Keyla dengan nada jutek.

Semua Tentang Kamu Kapten! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang