--------------------
---------------Salah satu dari orang yang ingin memperkosa Sindy sudah terkapar lemas di tanah. Dan yang satunya masih gencar - gencarnya melawan Jungkook, bahkan di tangannya sudah ada pisau lipat yang sewaktu - waktu bisa menembus kulit Jungkook apabila lengah sedikit saja.
Setelah berhasil ditaklukkan, kedua pria itu lari terbirit - birit meninggalkan Jungkook dan juga Sindy. Kemudian Jungkook menghampiri Sindy yang sudah lemas dan juga bajunya yang robek di bagian atasnya.
"Kak a--ku ta--kut." lirih Sindy. Seluruh tubuh Sindy gemetar. Tangannya terangkat meremat lengan kemeja Jungkook guna menyalurkan rasa takut yang sedari tadi mengganggunya.
Karena reflek, Jungkook langsung memeluk Sindy. Menenangkan gadis itu agar sedikit melupakan kejadian yang baru saja menimpanya. Selanjutnya suara isakan kuat Sindy terdengar jelas di sunyinya malam.
Jungkook menggendong Sindy ala bridal style setelah gadis itu tidak terisak kuat seperti tadi. Melihat keadaan Sindy, membuat Jungkook marah dan juga merasa bersalah. Marah karena tidak terima adik sahabatnya dilecehkan seperti ini dan merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Sindy seperti permintaan Jaehyun.
Saat melewati minimarket, Jungkook melihat atensi Eunseo yang seperti orang kebingungan. Pasti gadis itu mencari temannya.
"Eunseo."
Eunseo sangat kaget melihat Jungkook datang seraya menggendong Sindy. Eunseo bahkan terkejut untuk yang kedua kalinya setelah dwi netranya melihat penampilan Sindy yang bajunya robek di bagian atas.
"Sindy kenapa kak ?" paniknya.
"Bisa kita ke hotel dulu. Nanti saya jelaskan."
Eunseo mengangguk dan berjalan beriringan dengan Jungkook yang tengah membawa Sindy yang lemas itu.
"Apa ? Sindy hampir di perkosa ? Astaga.." mendengar alasan mengapa temannya itu harus di gendong oleh Jungkook membuat Eunseo merasa bersalah. Sungguh.
Eunseo memandang Sindy yang kini tertidur. Sebelum gadis itu mencapai alam mimpi, Sindy kembali terisak dengan kuat. Butuh waktu yang cukup lama untuk menenangkan Sindy. Untung ada Jungkook yang dengan cepat bisa menenangkan Sindy, jika hanya dirinya saja mungkin bukan menenangkan Eunseo malah ikutan menangis.
"Kalau begitu saya balik ke kamar. Jika Sindy kembali terisak seperti tadi, kamu bisa gedor pintu saya. Kamar saya dua selat ke kiri setelah kamar kamu."
"Hm kak --" Eunseo menjeda ucapannya yang membuat Jungkook bingung.
"Jika kak Jungkook yang menemani Sindy dan saya yang tidur di kamar kak Jungkook, apakah kakak keberatan ?" tanya Eunseo ragu. Bukan apa - apa tapi Eunseo hanya takut tidak bisa menenangkan Sindy.
Pertanyaan Eunseo sukses membuat Jungkook mengernyitkan keningnya. Menimang - nimang pertanyaan yang menjerumus ke permintaan itu.
"Jika itu mau kamu saya gak masalah, toh ranjangnya ada dua. Tapi kamu harus menjadi saksi jika ada salah satu dari awak kabin yang melihat saya tidur di kamar kalian."
"Iya kak, itu pasti."
"Ini kartu akses kamar saya." Jungkook memberikan kartu berwarna hitam pada Eunseo.
"Kalau begitu saya keluar kak."
Sepeninggal Eunseo, Jungkook berjalan ke ranjang yang berada di seberang Sindy. Pria itu tak langsung merebahkan tubuhnya, ia sempatkan untuk melihat Sindy sebentar.
'Sepertinya ia sudah tertidur pulas' batinnya.
Rasa kantuk kini datang memaksa Jungkook untuk menutup mata dan menjelajahi dunia mimpi.
Waktu tidur Jungkook sedikit terganggu tatkala telinganya mendengar suara lirihan yang memanggil 'mama' atau 'abang'. Jungkook membuka mata dan mengganti posisi menjadi menghadap Sindy. Bisa ia lihat jika Sindy tengah memanggil nama abang dengan mata tertutup. Tubuhnya bergerak gelisah, ada setetes air mata yang menggenang di pipinya. Panggilan itu sekarang diselingi isakan pelan.
Jungkook mendekati Sindy kemudian duduk di pinggir ranjang. Mengamati Sindy yang kini wajah cantiknya banjir dengan keringat bercampur air mata.
"Sindy.." Jungkook membangunkan Sindy pelan karena hendak memberikan segelas air pada gadis itu. Namun Sindy tak kunjung membuka matanya, malah gadis itu semakin meracau.
"Sindy, ada apa ?" Jungkook dengan pelan mengusap lengan kanan Sindy dengan tangan kirinya.
Suatu kejutan, tangan Jungkook yang tadinya mengusap lengan Sindy kini sudah digenggam gadis itu. Ada gelenyar aneh saat telapak tangan itu menggenggam tangannya.
Dan setelahnya, tidak bisa terelakkan. Tangan Sindy menarik tangan Jungkook hingga tubuh pemuda itu nyaris menimpa tubuh langsing Sindy jika sikunya tidak menopang tubuhnya.
"Abang, tidur disini aja." racau Sindy masih dengan mata tertutup.
Sindy semakin menarik tangan Jungkook, dengan terpaksa Jungkook naik ke ranjang. Walaupun sudah di ranjang, tapi Jungkook tetap memberi jarak. Karena mereka adalah laki - laki dan perempuan yang tidak terikat status menikah.
Rasa terkejut datang untuk yang kesekian kalinya menghampiri Jungkook. Tubuh Sindy semakin mendekat dan merapatkan tubuhnya pada tubuh Jungkook. Hidung mancung Sindy mendusel - dusel dada Jungkook. Bagaimanapun Jungkook adalah pria normal. Dengan Sindy yang melakukan begini saja sudah membuat yang dibawah sana sesak.
"Sindy, jang-an mendekat." larang Jungkook dengan suara serak. Namun tidak diindahkan oleh Sindy, ya karena Sindy kini berada di alam bawah sadar. Tangan kiri Sindy merambat naik dan memeluk pinggang Jungkook. Nafas Jungkook tertahan, otaknya berhenti secara mendadak dan juga tubuhnya menegang sempurna.
'Hanya begini saja, sudah bisa membuat adik kecilmu berdiri tegak. Jungkook - Jungkook.'
Dengan terpaksa ia tidur dengan posisi seperti ini. Kenapa Jungkook tidak melepas pelukan Sindy ? Oke, Jungkook sudah melakukan itu. Disaat ingin melepas pasti semakin di peluk. Jadi dengan terpaksa ya begini.
Semoga saja besok pagi tidak ada kehebohan yang melanda kamar ini.
°°°°°°°°°°°°°°°
Haiiiiii
Maaf aku updatenya malah hari ini🤧
Kemarin sedikit ada problem, so mohon dimaklumin ya...Jangan lupa vommentnya guys💜❤
Bali, 28 September 2020
Cherryvika
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Sweet Pilot || JK x SB (✔)
Romance"Kamu udah pernah pacaran ?" tanya Jungkook tiba - tiba. Sindy terdiam sejenak. Rasa malu mendadak menyerangnya. "Ga pernah kak." lirihnya. "Saya kira kamu sudah pernah berpacaran. Kamu kan cantik mustahil jika ga ada pria yang suka atau bahkan samp...