(1) masuk

17 4 2
                                    


Ini adalah tepat dua bulannya naya menjadi mahasiswa dikampusnya ini semua berjalan lancar seperti mahasiswa normal lainnya dan kini ia berjalan dikoridor dengan memeluk buku paketnya, matanya bertenggar kacamata gold dengan lensa tipis.

"pagi naya" sapa jino temannya

"pagi jino, kelas pagi juga?" tanya naya ramah dengan senyuman menyapa jino

Jino membalas senyum naya dengan senyumnya yang tak kalah merengkah lebar.

"enggak nay, tapi ada urusan diorganisasi" jawabnya.

Ya benar sekali jino anak yang pintar dan gemar berorganisasi sangat cocok dengan pembawaannya yang tenang dan hangat.

Naya hanya beroh ria saja sambil berjalan dengan berdampingan oleh jino mereka saling diam dan memperhatikan suasana sekitar saja.

"nay gue duluan ya" ucap jino yang diangguki ole naya.

"nanti gue nebeng!" teriak naya sebelum jino menjauh.

Jino hanya mengangguk dan langsung berlari menuju ruangan yang tak jauh dari mereka saat ini.

"huhh hari ini presentasi" naya menghambuskan nafas lelahnya dan kembali menaiki tangga menuju kelasnya.

**

Seorang gadis menahan langkah dion yang hendak menaiki tangga tak lama gadis itu menyidorkan kotak yang dari luar bis terlihat kalau didalamnya berisi kukis dan stiker fotonya yang ditempel diatas kotak tersebut.

Dion bergeser dan kembali berjalan seolah tak terjadi apa-apa, namun baru beberapa langkah baju kemeja yang memang tak ia kancing dicekal oleh gadis yang sedang menunduk itu.

Dion yang risih pun menepis pelan tangan itu, ia cukup sadar untuk tidak bertindak keras kepada perempuan karena bagai manapun mama dan adiknya perempuan.

"g-gue mau ngomong" ucap gadis itu gugup ditatap tajam oleh dion dan orang-orang sekitar yang mulai mengumpul

"gue sibuk" ucapnya dingin dan berlalu meninggalkan gadis yang terbengong itu

Ia menghela nafas kasar dengan kejadian barusan membuatnya tidak berselera untuk kelas ia pun memutuskan menuju roftop kampus.

Bruk

"lo kalo jalan pake mata dong" geram cowok yang tak sengaja bertabrakan itu

"jalan pake kaki" koreksi dion dengan nada tajam

"bacot" ucapnya kasar dan menonjok wajah dion

Dia adalah raka, mereka kenal sejak sekolah menengah atas dan hubungan mereka tidak baik.

Dion membalas menonjok raka tak kalah kencang membuat keduanya terlonjak kebelakang dan terjadilah perkelahian yang sebenarnya dengan raka yang semain kesal dan dion yang juga geram.

Mahasiswa berbondong-bondong menonton ada juga yang memvideokan dan berlalu cuek karena jika keduanya bertemu memang tak jarang baku hantam ini terjadi.

"anj*ng" maki raka mendang perut dion

Dion langsung melayangkan serangan kakinya kewajah raka hingga wajah mereka babak belur.

Bruk

"stop brandal!!" teriak pak bondan, yang merupakan dosen hukum yang juga termaksud wakil dari dekan

Seketika dion dan raka berhenti dan terdiam dengan pandangan saling menatap tajam.

"apa yang kau tatap? hah!!" pak bondan melayangkan penggaris kayunya dibahu raka dan dion dengan kencang membuat mereka sadar dan kembali menatap pak bondan dengan nafas tersengal sengal

"IKUT!!" bentak pak bonda dan berjalan didepan dengan diikuti raka juga dion dibelakangnya

Pak bondan termaksud dosen paling kiler seantero kampus ini, semua takut padanya kecuali dekan yang terkadang juga masih tak berani melawan pak bondan selain killer ia juga dosen senior yang memang harus dihormati dan tak lain disiplin.

Diperjalanan naya memakai heansetnya karena lumayan jauh kelasnya dan waktu luang masih banyak membuatnya bersantai sambil jalan.

"heh!!" bentak pak bondan berhenti membuat raka juga dion berhenti

Gadis yang dibentak itu berjalan berlawanan arah dengannya.

Namun naya tak mendengar hanya berjalan saja, dion yang melihat bodo amat sedangkan raka menggelengkan kepala dan berdecak, ya gadis itu naya.

"HEH!! KAMU DENGAR TIDAK SIH?!!" bentak pak bondan keras membuat naya terlonjak kaget

Menatap pak bondan dengan senyum polosnya "eh iya pak ada apa?" tanya nanya sopan sambil membuka heansetnya.

"mata kamu dimana itu ada sampah ambil" suruh pak bondan menunjuk sampah disamping tong sampah yang mungkin seseorang membuangnya tidak masuk tong

Naya bergegas mengambilnya dan membuangnya ditong sampah dalam hati ia menggerutu bayar semerter mahal-mahal masa sampah yang ambilin juga mahasiswa si batinnya lalu tersenyum palsu semanis mungkin pada pak bondan.

"sudah pak" lapornya

"yasudah sana" usir pak bondan mengusir

"okey" jawabnya riang karena bisa lepas dari dosen galak itu dan kembali berjalan tanpa memperdulikan raka yang nenatapinya dan juga dion yang meliriknya karena ia tak tau.

Pak bondan kembali berjalan diikuti oleh raka dan dion kembali.

"anak zaman sekarang" dumelnya sambil menggelengkan kepala menuju kantor.

.

.

.





Damnn...
Comment ya kalau ada yang salah hehe
Makasih udah sempetin baca

will be mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang