murid pindahan

59 2 0
                                    

Salma Dia gadis anggun dengan senyum tipis yang membuatnya semakin manis. Gadis itu berambut tidak panjang dan tidak terlalu pendek, berwajah oval, juga bermata bulat. Tapi, yang membuat orang tertarik tidak hanya terhadap kecantikkannya, tetapi juga sikapnya yang sopan dan baik.

Namaku reza. Aku terkenal pendiam di sekolah, tetapi sebenarnya banyak berbicara kalau sedang di luar sekolah . Aneh memang, tapi itu adalah karakterku. Eh, bukan berati selama aku di sekolah aku selalu pendiam, tapi hanya saja aku tidak ingin mengumbar jati diri aku di sekolah, cukup yang kenal aku saja yang tau gimana aku sebenernya, tapi yang jelas ini karakter asli aku di sekolah baru itu.

Alarmku berbunyi. Aku langsung terbangun karena kaget. Ini kesekian kalinya aku bangun agak siang. Dan alarm itu, sudah sepuluh kali berbunyi.

Baru kali ini juga aku benar-benar sadar, bahwa hari ini hari pertama aku masuk sekolah, setelah sekian lama mencari sekolah dan hanya sekolah itu saja yang menurut aku itu welcome,mulai dari guru atau pun murid nya.

Terdengar suara langkah kaki yang mengarah ke pintu kamar aku dengan suara langkah yang begitu cepet seolah ingin menerkam aku secara langsung

"Za bangun udah jam berapa ini, urusin sono sekolahan kamu, mau sampe kapan kamu nyari sekolah terus" Ucap Ibu aku di balik pintu kamar aku,

"Ada apa bu? " Ucap aku sambil membuka pintu kamar aku

"Ada apa ada apa, kamu kaga liat udah jam berapa itu, niat sekolah kaga si, kamu udah 2x pindah sekolah sampe 3x pindah sekolah ibu taro kamu di pesantren aja awas ya" Ucap Ibu dengan nada tinggi

"Kan yang kemarin mah sekolah nya udah tutup bukan aku yang mau pindah" Ucap aku sambil berjalan ke arah kamar mandi

"Terus yang kedua kenapa kamu pengen keluar padahal udah susah susah juga guru nyariin buat kamu" Ucap Ibuku sambil meninggalkan kamar aku

"Bukan nya pengen keluar, tapi sekolah nya duit mulu, yang ada setiap sekolah aku kaga pernah jajan nanti" Ucap aku

"Yaudah sono mandi cepetan, temen kamu udah pada ngumpul belom" Ucap ibu aku yang saat itu sedang mempersiapkan makanan.
Selesai aku mandi aku langsung buru buru mengambil pakean aku di atas meja.

"Bu aku mau jalan dulu ya" Ucap aku sambil mengambil tas

"Emang udah sarapan kamu" Ucap Ibu aku

"Nanti aja di bang ajis" Ucap aku sambil mencium tangan ibu aku

"Emang temen kamu udah di bang ajis" Ucap ibuku

"Udah dari tadi dia lagi nungguin aku makannya aku buru buru" Ucap aku

"Yaudah sono hati hati dijalan ya" Ucap Ibuku

"Iyaa bu, aku jalan ya" Ucap aku

Dengan perasaan yang bimbang dan hati yang kurang bersahabat aku menuju tempat biasa sahabat sahabat aku nongkrong, letak nya tidak jauh dari sekolah pertama aku ya itu bang ajis, simbol dari anak anak widya patria tempat yang bagi aku sangat sakral, gimana tidak sakral, siapapun yang pertama datang di situ seketika merasa tenang dan damai, gimana tidak tenang dan damai selama aku tinggal di jakarta, baru tempat itulah yang menurut aku tempat yang hampir sama seperti tanggerang yang masih banyak pepohonan serta angin yang berhembus melewati sela sela daun yang membuat siapa aja seketika damai dan tenang, berjalan dengan gerakkan yang sangat pelan dengan pikiran yang tidak tenang, berbicara sendiri di dalam hati "apakah sekolahan itu membuat aku damai" dan "apakah Anak anak daerah sono apakah welcome kepada anak baru" Hanya itu ucapan yang selalu terbayang di dalam kebingungan aku. Ah, tapi yaudahlah aku jalanin dulu lupain semua kebingungan yang ada di pikiran ku, biarkan itu urusan nanti aja dan sampai nya aku di bang ajis terdengar ocehan yang masuk dari kuping kanan dan kiri aku. Dengan pasang muka yang hampir semua nya marah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

salmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang