[25] Kabar tak sedap

113 69 12
                                    


Haiii sobat wattpad, maaf karena dipart sebelumnya aku cerita tentang kehidupanku, nah sekarang aku lanjutin cerita Asa dan Yugo. Ikuti terus kisahnya.

"Sekolah sekolah sekolahhhh terus, bosen gue Lin" suara cetar yang tak asing kudengar dari koridor depan kelas, yaa siapa lagi kalo bukan Nyonya Rosa.

Gue masuk kekelas, sama seperti hari hari biasanya, duduk dibarisan tengah, disamping Yugo dan dua sahabatku.

"Sono nikah aja lu, cuma sekolah lu ngeluh" ucap Lina yang duduk di kursi guru sambil memakai lipstik.

"Kalian pagi pagi udah ribut aja si" gue kesel denger ocehan mereka, ini kan masih pagi.

"Lo nggak capek apa Sa, bangun pagi, mandi, sekolah, tugas, peer, gituuu aja terus gak ada perubahan" kata Rosa yang super manja

"Makanya Lo cari pacar yang satu sekolah, biar Lo semangat kesekolah" Lina memberikan saran yang sedikit masuk akal

"Tumben Lo pinter Lin, sarapan apa Lo tadi pagi" nyinyir Rosa

Seketika Lina langsung ngomong ngegas "yeeee gue emang cerdas kaleeee"

Gue ini kesel kalo liat mereka adu mulut, bisa bisa berbusa tu mulut. Gue duduk santai sambil nunggu Yugo, mata gue fokus ke pintu buat nunggu senyuman dari Yugo.

Dalam hati gue cuma bilang, Yugo lama banget sih.
Pas gue fokus ke pintu, sepasang mata menatap gue lekat lekat, tanpa senyuman, dan hanya berdurasi kurang dari 1 detik.

Fandi

Deggggg
Kaget, setelah insiden semalem dirumah gue, gue jadi nggak enak sama Fandi.
Gue liat pagi ini pun Fandi berbeda, biasanya dia ceria banget, langsung duduk disebelahku, tapi kali ini beda, dia malah duduk di barisan depan.
Nggak biasanya dia bersikap kayak gini.
Apa ini gara gara semalem ya.

"NAAHHHH GUE TAU" Teriak Rosa nggak bisa santai sama sekali

Spontan gue lempar Rosa pake tutup pena

"Ngagetin Lo"

"Gue tau gue tau gue tau" kata Rosa semakin berbisik. "Gue harus pacaran sama Fandi biar gue semangat sekolah, bener gak?"

"HAH???" Giliran gue yang teriak, kaget denger ucapan Rosa

Plak
"Aaawww sakit tolol" Rosa menamparku

"Lo ngagetin anjim" kata Rosa yang sok serius.

"Lo serius Ros? Dia anak baru lo" ucap Lina yang sama sekali tak yakin.

Rosa berdiri tegak dan pasang muka ganas
"Liat aja, gue pasti bisa" Rosa yang ngeselin kumat lagi, huhhh sumpahhh, pengen gue sleding.

Bel masuk telah berbunyi, dan tanpa gue sadari, Yugo sudah duduk disamping gue.
Guru bahasa Indonesia pun sudah masuk kelas.

Disela sela pelajaran, gue kepikiran ucapan Rosa tadi buat deketin Fandi.
Apa bener Rosa mau deketin Fandi?
Kok perasaan gue jadi gini ya.

"Hei" Yugo merusak lamunanku.

"Ehh kenapa" gue jawab kayak orang bego

"Kamu yang kenapa, bengong dari tadi, pelajaran mulai" ucap Yugo

"Hehe iya"

Pikiran gue rada kacau gara gara ucapan Rosa tadi. Gak gak, gak boleh, gue gak boleh cemburu, gue punya Yugo.

Gue kembali mengikuti pelajaran seperti biasanya, dengan berbagai tugas dan materi yang bagiku seperti gunung.

"Baik disini Ibu akan bagi kelompok untuk praktikum minggu depan ya" kata Bu Ana guru kimia

" Yogi, Imas, Roni, kelompok 1.
Arrel, Fani, Grace , kelompok 2.
Yugo, Lina, Dani, kelompok 3
Tito, Ani, Steffi, kelompok 4
Frans, Asa, Theo, kelompok 5, dan
Rosa, Pandu, Fandi kelompok 6"

"Wuwwwwwww mantap" Rosa spontan teriak karena satu kelompok dengan Fandi.

"Huuuuuu" teriak kompak satu kelas

"Apasi iri bilang bos" kata Rosa songong

Duhh, kok bisa pas gitu ya, batin gue bergumam tak menentu. Ahh ngapain gue pikirin, biarin aja.

"Baik, pertemuan kali ini cukup, tolong semuanya dipersiapkan dengan baik, tidak ada yang tidak mengikuti praktik kimia. Mengerti" tegas Bu Ana

"Mengerti Bu" kompak satu kelas.

"Yuk gass" ajak Rosa

"Yuk yuk" Lina semangat diajak ke kantin

"Lo mau ikut apa nitip?" Tanya Rosa

"Ga ikut, ga nitip" jawab gue singkat

Tanpa jawaban, Rosa dan Lina pergi seperti angin, weeesssss

Melihat Rosa dan Lina pergi, Yugo langsung menarik kursinya didekatku

"Tumben tu anak baru nggak duduk sini" tanya Yugo sambil mengeluarkan handphonenya

"Namanya Fandi" jawab gue nggak mood

"Tau"

Gue pun ngeluarin handphone dan memasang earphone sambil mendengarkan lagu Lewis Capaldi tanpa menghiraukan Yugo yang duduk disampingku

Sampai lama pun tidak ada percakapan diantara kita berdua. Hanya sama sama fokus dengan handphone.

"Bosen" kata Yugo singkat, lalu meninggalkan gue dan keluar kelas.

Perasaan bercampur aduk, antara kesal dan tak enak hati, cuma gara gara omongan Rosa gue jadi gini ke Yugo, nggak seharusnya Yugo jadi korban.
Tapi mau ngejar Yugo aja gue males, akhirnya gue tetep duduk di kursi masih sambil dengerin lagu.

Jam berganti kini waktu pulang sekolah tiba, rasanya gue pengen cepet cepet sampe rumah trus tidur.

Gue keluar kelas bareng Yugo, dan Fandi dibelakang gue. Hmm rasanya Anji*g banget diposisi ini.

Sampai dideket parkiran Yugo bilang kalo dia nggak bisa nganterin gue balik karena dia harus pergi sama Lina kepasar buat beli bahan praktikum.
Lah trus gue ngapain ngintil Yugo sampe keparkiran, tolol banget sih gue, malu anjim.

Akhirnya gue jalan sendiri, dibelakang gue ada Fandi, mungkin sebentar lagi Fandi bakal nawarin buat gue naik kesepedanya.

Ohh tidakkkk, ternyata Fandi hanya lewat disampingku tanpa menyapa, bahkan melirik pun sepertinya tidak.

Oke, gue jalan sambil nunggu angkot.
Kok jadi canggung gini sih sama Fandi, gak asik banget lahh, Yugo juga, emang ga bisa besok aja perginya.
Ngeselin banget sumpah.












Haiiiiii sobat wattpad, masih daring?
Huhu sama, aku juga, ini aja masih pelajar ke 3 dan pelajaran akuntansi, huhu mumet sobat.
Oh iya, kalian jangan lupa tinggalkan jejak dengan klik bintang dibawah ini ya, tengkyuu

Ayo Jatuh Cinta [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang