part 2

9 2 0
                                    

Aruna sendiri berlari melewati kelas kelas mengejar Rangga hingga tiba tiba dari kelas yang ia lewati muncul seseorang dari balik pintu yang sontak menabrak nya.

Untung saja orang yang menabraknya itu menangkapnya dengan memeluk pinggangnya dengan kedua tangannya. Jika bagi wanita lain itu menjadi keberuntungan, maka tidak bagi Aruna.

Dia menatap laki laki yang sudah menangkapnya dengan wajah yang pucat.

"Sial, kambuh lagi," batin Aruna

____________________________

Entah Aruna yang terlalu gugup hingga tak dapat melepaskan dirinya dari pelukan laki laki didepan nya atau justru si laki laki yang tidak mau melepaskan pelukannya dari si perempuan, namun adegan pelukan itu berlangsung cukup lama hingga seseorang muncul di belakang mereka.

"EHEMMMM, romantis nya,"

Sontak hal itu membuat si laki laki refleks melepaskan pelukannya dari pinggang Aruna. Beruntung nya Aruna dapat menyeimbangkan dirinya, kalau tidak mungkin Aruna akan semakin mempermalukan dirinya dengan jatuh kelantai pula.

Tanpa aba aba, laki laki itu langsung pergi dari sana. Sedang Aruna sendiri hanya menunduk gugup dan tak berani melihat ke tiga laki laki yang ada didepannya.

"Lo nggak papa," ucap salah satu dari mereka

Namun yang ditanya tak kunjung menjawab, Aruna tetep terdiam dan keringat mulai bercucuran di sekujur tubuhnya.

"Rin, tolongin gue," batin Aruna menjerit

                                      #
                                     

Sedangkan dilain tempat, Rangga berlari kembali ke tempat kekasih nya berada.

"Hufttt, capeknya," ucap Rangga sambil menyeka keringat di dahinya.

Rina pun yang melihat kekasihnya kelelahan segera memberikan botol minuman kepada Rangga.

Rina pun menengok kearah belakang Rangga dan mengernyit heran.

"Rangga, dimana Aruna?" Tanya Rina pada kekasihnya

Rangga pun Ikut menoleh kebelakang dan tak juga mendapati Aruna dibelakangnya.

"Lho, tuh anak kemana. Bukannya tadi dia lari dibelakang gue,"

Entah kenapa perasaan Rani mendadak tidak enak. Ia merasa pasti ada hal yang tidak beres terjadi pada Aruna. Tanpa aba aba rani pun langsung berlari mencari Aruna.

Rangga yang melihat kekasihnya berlari entah kemana pun langsung mengikutinya. Ia tau bahwa kekasihnya itu pasti khawatir pada sahabat nya. Walaupun dia sendiri tidak tau alasan kekhawatiran Rani.

                                      #

" Kok dia diem aja sih," bisik seseorang dari ketiga laki laki didepan Aruna.

"Kayaknya bisu deh nih cewek,"

"Yahh sayang banget, padahal kalau dilihat liat lumayan juga,"

Ketika dua laki laki tersebut asik berbisik bisik tidak jelas, salah satu dari mereka pun beranjak menghampiri Aruna yang Hanya berjarak lima langkah.

" Lo nggak papa," tanya laki laki itu

" Percuma Sam, dia nggak bakal jawab," saut salah satu dari dua orang yang berbisik bisik tadi.

Laki laki yang dipanggil Sam itu melihat katakutan Dimata Aruna. Dia pun berinisiatif memberikan air minum nya pada Aruna supaya dia tidak gugup lagi.

"Nih minum,"

Namun sayang yang ditawari minum Hanya diam tak bergerak dari tempat nya semula.

"Nih cowok ngomong apaan ya, duh kenapa sih kejadian lagi kayak gini, Rina pliss tolongin gue," batin Aruna dalam hatinya.

Beruntung nya tak berselang lama Rani datang dan langsung memeluk Aruna yang mulai menunjukkan tanda-tanda ketakutannya.

" Lho Sam, Lo masih ada disini," tanya Rangga pada laki laki didepannya.

"Hmmm," balas nya dengan cuek

"Lo kenal sama nih cewek," kini giliran Rafi-salah satu dari dua laki laki yang ada dibelakang sama- yang menjawab sambil menunjuk Aruna. Sedang cowok disampingnya bernama Angga.

"Iya, dia temennya pacar gue,"

Kedua laki laki itu pun hanya ber-oh ria. Sedangkan Sam masih terus menatap intens kepada Aruna. Lalu dia pun pergi dari sana, dan tanpa dia disadari ada seseorang yang menyadari tatapan Sam tersebut.

"Ya udah guys, gue pulang dulu ya, ayo ran," pamit Rangga

Rani hanya mengangguk dan berjalan duluan sambil menuntun Aruna yang sudah terlihat kacau. Sedangkan Rangga berjalan dibelakang mereka berdua.

Tanpa mereka sadari, seseorang telah mengawasi mereka sejak tadi. Dengan bersandar pada tembok, dia melihat ketiga orang itu pergi dari tempat tadi. Melihat mereka semakin menjauh dengan senyum khas nya.

"Menarik,"

TBC

Happy reading guys, semoga suka. Semoga.....🙂. Sorry kalau ada typo guys

27 sept 2020

Phobia With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang