_08_

193 41 7
                                    

"Hati hati ya kak" Ucap Dean pada Zahra dan Edo

"Iya De. Kamu juga ya"

Dean mengangguk.

"Masuk gih" Suruh Edo

"Kakak jalan aja dulu nanti aku masuk kalau kakak udah ngga keliatan"

Edo menggeleng

"Masuk Dean biar kakak bisa liat kamu"

Dean bingung namun segera mengiyakan dan beranjak pergi.

"Do?" Ditengah perjalanan Zahra memanggil Edo.

"Iya Ra?"

" Apa yang lo sembunyiin dari gue?"

Sudah Edo duga Zahra yang peka pasti akan akan mengetahuinya.

"Ngga ada Ra"

"Lu bohong sama gue Do?"

"Intinya Dean udah cukup terluka"

" Lu suka Dean?"

"Gue ga bisa jawab sekarang Ra. Biar lo nanti tau sendiri jawabannya"

Zahra kesal namun dia tak marah. Dia tau Edo. Meskipun sering mengumpat dan terkadang suka rusuh. Edo adalah laki laki yang baik dengan cover yang berbeda. Pasti ada maksud lain dari sikap Edo.

Dengan Edo yang bahkan sejak mereka mengenal dan bersahabat. Tidak pernah sedikit pun melirik perempuan. Tapi saat ini Edo berbeda. Dan Zahra baru sadar bahwa ada diri Edo yang belum dia ketahui.

****
Beralih ke Dean.

Saat ini Dean telah berada dikamar.

Menghela nafas lalu duduk di meja belajanya. Meraih sebuah buku ping bertuliskan DOREMI.

Itu adalah sebuah buku diary

Sebuah buku berisi kisah kisah menyedihkan Dean dalam hidupnya.

Dia membukanya hari ini.

Hatinya butuh membuang beban yang sudah sesak.

Dean membukanya dan menorehkan tinta hitamnya

Disaat semua orang merasakan bahagia dalam hidupnya
Tapi tidak denganku
Lagi dan lagi hidupku menemui badai tanpa pelangi
Kisah hidupku selalu kelam tanpa cahaya
Aku tak pernah menemui cahaya yang menghangatkan dan menjaga seutuhnya
Cahayaku selalu seperti api.
Perlahan menghangatkan namun lama kelamaan berbalik arah untuk membakarku dengan rasa sakitnya.
Aku tak kuat lagi
Alasanku untuk bertahan telah musnah
Ingin rasanya ku berjuang
Namun selama ini perjuanganku tak berbuah manis membuatku putus asa.
Tuhan..
Jika nanti aku sudah Lelah dan tak mampu lagi menjalani semuanya
Ku mohon bawa aku pulang secepatnya
Hidup didunia tanpa kasih sayang membuatku hidup namun terasa mati

DEANDRA MALIK

Dean menghela nafas

Tanpa sadar air matanya telah runtuh saat menuliskan keluh kesahnya.

Deandra tidak menahannya

Benar kata Edo

Bahwa Deandra punya hak untuk merasa lega layaknya manusia pada umumnya.

Ceklek..

Dean tersentak

Dan segera menutup buku dan mengusap wajahnya.

"Non Dean ayok makan malam dulu"

Deandra beranjak lalu memeluk Bibinya

"Non kenapa?"

Deandra (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang