1.9

1.9K 333 64
                                    

waktu ulangan bahasa jepang di kelas sepuluh, jeno ingat betul saat dirinya duduk bersebelahan dengan dira yang sedang konsentrasi dengan soal berisi huruf hiragana dan katakana. sadar sedang diperhatikan, dira (yang kata mami adalah anak dari teman sma beliau) menatap jeno dengan tatapan bingung, lalu menuliskan sesuatu di bagian bawah kertas ulangan. kenapa ngeliatin terus? adalah apa yang wanita itu tulis.

jeno mengernyit. apa sedari tadi dia ngeliatin dira? pikirnya.

pemuda itu ikut menulis tepat dibawah tulisan tangan dira; engga apa...

yaudah kerjain ulangannya!!!!

susah:(

dira terkekeh pelan, pun melirik jeno yang kini tengah mengerucutkan bibirnya. sebenarnya, bisa saja jeno meminta tolong gadis itu untuk membantunya mengingat dira dikenal sebagai murid yang paling dicari keberadaannya saat pelajaran bahasa jepang. tetapi sungkan dirasakan olehnya mengingat mereka yang tak begitu dekat pada waktu itu, dan juga yang biasa meminta contekan kepada gadis itu adalah jaemin atau sanha.

jeno yang berniat mengerjakan kembali ulangannya—tentu saja dengan pasrah terhenti saat lengannya ditusuk dengan ujung pensil mekanik gadis di sebelahnya. menoleh, ia menatap dira yang menunjuk sesuatu di bagian bawah kertas dimana tadi mereka saling mengobrol dengan tulisan. nih pake soal gue, tulis dira.

jeno membalas; terus elo?

pake punya lo

jeno menatap dira tak percaya, namun tak peduli, gadis itu menukar kertas berisi soal milik jeno dengannya dan kembali mengerjakan jawaban yang tersisa. pemuda itu menatap dira dan kertas di hadapannya secara bergantian, lalu mencoba membaca soal yang diberikan olehnya.

nomer satu sampai lima belas telah ditranslasi ke bahasa indonesia, pun pilihan gandanya. sementara soal nomer enam belas sampai dua puluh yang harus diisi dengan huruf hiragana maupun katakana telah selesai. pemuda itu ragu, namun saat ia kembali melihat dira yang juga sedang menatapnya, gadis berkuncir kuda tersebut mengisyaratkan jeno untuk segera mengerjakan ulangannya.

besoknya, jeno hanya bisa melongo saat kertas jawaban dari ulangan bahasa jepang dibagikan. ia mendapatkan nilai sembilan puluh enam, nilai paling tinggi yang ia dapatkan selama mata pelajaran bahasa tersebut. pemuda itu segera mendatangi dira yang tengah berkumpul bersama teman-temannya dengan hasil ulangan di tangan. annisa yang pertama melihat jeno pun menyenggol teman-temannya; membuat mereka (termasuk dira) melabuhkan pandangan mereka ke pemuda berwajah tampan itu.

"dira?"

"iya, jen?"

pemuda itu memperlihatkan hasil ulangannya, membuat dira tersenyum tipis dan melakukan hal yang sama. sembilan puluh empat, dua angka lebih rendah dari miliknya.

"loh kok—"

dira memotong ucapan pemuda di hadapannya, "iya, sengaja kok gue."

jeno hanya bisa mengangguk dan berterima kasih kepada dira saat itu, tak peduli dengan jantungnya yang berdegup kelewat kencang entah sejak kapan. jeno pikir kegiatan saling bantu-membantu antara dirinya dan dira hanya sampai sana, nyatanya saat pelajaran matematika, ia berkelompok dengan dira dan mendapati fakta bahwa gadis itu payah dalam pelajaran yang penuh dengan angka dan hitungan tersebut.

mau gue bantu gak? tulis jeno, persis seperti yang dira lakukan saat ulangan bahasa jepang.

yaudah bantu anak-anak sana:(

bukan, maksudnya elo yang gue bantu...

dira menatap jeno. lalu menulis, oh bantu belajar matematika? boleh sih,,,tapi bahas nanti aja (yang penting selesein kelompokannya dulu :D)

love again // jeno nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang