Part 7

75.9K 5.5K 222
                                    

Happy Reading

Tok tok tok

Terdengar suara pintu di ketuk, Davino bangkit dari ranjangnya dan berjalan ke arah pintu yang diketuk tadi, setelah Davino membukanya ternyata itu adalah bi Inem pembantu rumah tangga di rumah Davino.

"Kenapa bi?" Tanya Davino to the point

"Makan malamnya udah siap den, udah ditunggu nyonya dan yang lainnya dibawah" ucap bi Inem pada Davino

"Oh iyaa bi" ucap Davino pada bi Inem dan langsung turun ke bawah.

"Kak, sini duduk samping Sean" ucap Sean antusias dan menepuk kursi yang masih kosong di sampingnya.

Davino pun duduk di kursi yang masih kosong tersebut dan menanggapi adiknya dengan tersenyum sambil mengelus kepala Sean.

"Kapan datengnya?" tanya Davino pada kedua orang tuanya.

Ayah dan bundanya jarang pulang karena ada urusan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, kedua orang tuanya itu baru saja pulang dari jerman. Sebenarnya inilah alasan yang membuat Davino menjadi lebih dingin pada semua orang pun.

Orang tuanya itu lebih memilih pekerjaan dibanding dirinya, yang mereka pikirkan hanyalah uang, uang dan uang.

Walaupun alasan orang tuanya ingin menghidupi dirinya dan Sean tetap saja ia tidak peduli, ia juga menginginkan kasih sayang seperti orang-orang diluar sana dari kedua orang tuanya, tetapi tetap saja orang tuanya malah memilih pekerjaannya dibanding dirinya dan Sean.

"Tadi sore nak, ayah sama bunda tadi mau ngebangunin kamu, tapi gak enak mungkin kamu lagi capek baru pulang dari sekolah" ucap Zana bunda Davino, sambil mengelus rambut anaknya dengan sayang, tetapi Davino malah menepis tangan bundanya.

Davino pun hanya diam saja, ia berani bertaruh bahwa orang tuanya tidak akan menetap selama satu minggu dirumahnya. Paling-paling mereka akan keluar lagi dengan urusan pekerjaan yang tidak bisa ditinggal.

Zana yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari anaknya lantas tersenyum kecut dan kembali berbicara.

"Nak, maafin bunda yaa, selama ini bunda terlalu sibuk dengan urusan kerjaan, sampe sampe gak ngurusin kamu sama sean" ucap Zana dengan lesu.

Baru saja Damian ayah Davino berbicara, Davino sudah pergi meninggalkan ruang makan dan keluar entah kemana.

Kedua orang tuanya hanya menghembuskan nafas kasar melihat kepergian putranya.

********

Sore ini Divia akan menemani sepupunya Alvin untuk membeli hadiah ulang tahun untuk teman perempuannya, Ya mumpung hari ini weekend sekalian saja ia pergi jalan jalan bersama Alvin.

Alvin meminta bantuan Divia karena ia tidak mengerti apa pun yang disukai dan tidak disukai oleh perempuan

Divia pun sudah siap dengan baju kasualnya, ia turun ke bawah menemui Alvin dan tidak lupa berpamitan dengan bundanya. Ya mumpung hari ini weekend sekalian saja ia pergi jalan jalan bersama Alvin

"Bun, Divia izin keluar ya sama Alvin" pamit Divia pada Dina yang sedang asik menonton TV.

"Hati hati dijalan ya nak. Vin tolong jagain anak bunda ya" ucap Dina memberi izin sembari tersenyum pada Divia dan Alvin

"Siap tante" ucap Alvin tersenyum lebar dan memberi hormat pada Dina

Dina yang melihat mereka hanya menggeleng geleng kepala saja.

Diperjalanan Divia tidak berhenti berbicara, entah tentang sekolahnya, tentang pelajaran yang susah, tentang sahabatnya, dan tentang Davino pun tidak ketinggalan, membuat Alvin geleng geleng kepala mendengarnya.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang