1

17 3 0
                                    

"Awasi dia, dia bukan bocah biasa."

"Jangan kotori pedangmu dengan darah sialan itu."

"Buat dia menderita perlahan hingga meminta kematiannya. Itu lebih menyenangkan."

•••

"Maitreya."

"Ya, Mama?" Jawab Maitreya.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Mama Maitreya.

"Belum ada perkembangan." Jawab Maitreya.

"Singkirkan kelinci kecil disekitar Aurora. Dia hanya menjadi penghalang untuk langkahmu."

Maitreya menghembuskan nafas lelah.

Mamanya tak pernah berubah, selalu memandang rendah orang lain. Dengan segala kekayaan dan jabatan yang di miliki keluarganya membuat sang mama menjadi gelap mata.

Penampilannya khas wanita sosialita kelas atas. Dagunya terangkat sombong. Tapi mau bagaimana lagi. Itulah mamanya.

Tangannya meraih bingkai foto Aurora yang ia letakkan di meja kerjanya. Senyum Aurora tercetak jelas bertambah indah dengan gemerlap lampu kota sebagai pemanis.

Andai ia tak terlalu bodoh, dan mengabulkan permintaan Aurora untuk kabur ke belahan dunia, mungkin tak akan berakhir seperti ini.

Aurora adalah nafasnya

Cahayanya

Hidupnya

Mungkin

•••

Sebuah amplop tersodor kearah tuan Meidiawan.

"Siapa yang mengantarkannya?" Tanya tuan Meidiawan.

"Duncan. Salah satu kaki tangan Svante." Jawab Mahanta, "kemarin lusa Duncan datang menjenguk Aurora dan menyerahkan surat itu."

"Ambil alih J's, jangan sampai ada yang tau itu adalah salah satu aset milik miere. Ayah yang akan mengurus sisanya." Perintah tuan Meidiawan.

"Baik ayah. Ayah, apa ini tidak terlalu cepat untuk 'itu' ? Bukankah langkah Svante terkesan tergesa-gesa?" Tanya Mahanta.

"Svante hanya memberi tahukan siapa kandidatnya, sepertinya Svante tidak akan mengumumkannya dalam waktu dekat. Sebaiknya lakukan tugasmu dengan baik." Jawab tuan Meidiawan.

"Baik, kalo begitu saya undur diri, Ayah."

Mahanta berjalan meninggalkan ruangan ayahnya.

Satu fase akan segera mereka hadapi

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


G I R I G A H A N A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang