Saat ini Yunxi sedang berada di apartemen milik Feiyu, ia tengah membujuk kekasih bongsornya yang merajuk. Mereka duduk di sofa dengan Yunxi yang memeluk Feiyu. Dan Feiyu, meskipun sedang minum cuka dia tetap memeluk kekasih kecilnya itu. Hanya saja dia menjadi sedikit lebih diam dan memilih untuk memainkan ponselnya.
"Oh ayolah.. ciuman itu hanya untuk kebutuhan syuting. Lagi pula, bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk tidak melihatnya?"
Feiyu, "..."
Tidak mendapat tanggapan, Yunxi masih tidak menyerah untuk membujuknya. Yunxi semakin manja dengan menyandarkan kepalanya di leher Feiyu dan menghirup aroma kekasihnya itu.
"Feifei gege.."
"..."
"Ge.."
"..."
"Baobei.."
"Jangan panggil aku seperti itu."
Yunxi tersenyum, akhirnya Feiyu bisa bicara. Ia menegakkan tubuhnya untuk menatap wajah tampan kekasihnya. Cukup lama. Feiyu masih tetap mengabaikan hingga Yunxi memutuskan untuk merebut ponsel Feiyu. Entah apa yang membuat Feiyu lebih memilih untuk memainkan ponselnya daripada melihat dan bicara pada Yunxi. Apa ponsel itu lebih tampan darinya?!
"Apa itu lebih menarik daripada aku?" Setelah mengambil ponsel dari tangan Feiyu, Yunxi mencari apa saja yang sudah dilihat kekasihnya itu dari ponselnya. Tidak ada apapun. Seperti dia hanya iseng dan membuka aplikasi sosial media tanpa tujuan apapun.
Feiyu memang berniat untuk mendiamkan Yunxi.
Ponselnya direbut. Feiyu merasa ia tidak punya pertahanan apapun lagi. Dia menatap Yunxi yang meletakkan ponselnya di meja didepan mereka. Hanya menatapnya. Tidak mengatakan apapun.
Yunxi mengalihkan pandangannya ke Feiyu. Mereka menatap satu sama lain. Tiba-tiba Yunxi tersenyum. Ia memegang wajah Feiyu dengan kedua tangannya.
"Jangan abaikan aku", katanya.
Feiyu menghela nafas, ia melepaskan tangan Yunxi dari wajahnya lalu memeluknya. Sambil mencium rambut Yunxi, ia berkata, "Aku cemburu.."
"Aku mengerti."
Yunxi mendongakkan kepalanya untuk kembali menatap wajah Feiyu. Sedangkan Feiyu hanya perlu sedikit menunduk untuk menatapnya juga. Sebenarnya, ia sangat menyukai ketika mereka saling bertatapan seperti ini. Entah bagaimana itu membuatnya tenang.
"Xi ge sangat tampan disana. Aku hanya ingin melihatmu tapi siapa sangka aku tidak sengaja melihat adegan ciuman itu."
"Jangan dipikirkan. Bai Lu adalah aktris yang profesional. Bukankah kau sudah tahu jika dia adalah kekasih Xu Kai?"
"Benarkah? Aku tidak tau. Aku pikir itu hanya rumor jika mereka dekat."
"Ya, mereka berkencan. Seperti kau dan aku."
"Kenapa mereka tidak memberitahu publik? Kurasa mereka adalah pasangan yang cocok."
"Itu akan menuai pro dan kontra. Biarkan saja. Itu urusan mereka."
Suasana menjadi hening setelahnya. Lalu Yunxi melanjutkan pembicaraan mereka sambil kembali menyandarkan kepalanya di bahu Feiyu. "Aku dan Bai Lu, kami sama-sama memiliki orang spesial dihati kami. Aku dan dia sama-sama memiliki kekasih. Ciuman itu hanya untuk adegan drama. Aku yakin kau juga merasakannya. Jadi jangan terlalu dianggap serius dan aku juga akan seperti itu. Bagaimana?"
Feiyu pikir ini memang cukup sulit. Ia sangat tahu bahwa Yunxi juga adalah aktor yang profesional dan Feiyu juga harus seperti itu.
Namun meskipun begitu, Feiyu tetap tidak bisa menyembunyikan perasaan cemburu ini. Ia merasa seperti sebotol cuka tumpah di dadanya.
"Xi ge, apa menurutmu aku terlalu kekanakan?" Tanpa bertanya, sebenarnya Feiyu tahu dirinya kekanakan karena cemburu hanya karena sebuah drama. Tapi ia ingin mendengar bagaimana tanggapan Yunxi.
'Benar begitu.'
Yunxi tidak langsung menjawabnya. Ia memikirkan bagaimana menjawab pertanyaan itu tanpa membuat Feiyu merasa sedih.
"Aku pikir itu cukup kekanakan. Tapi tidak apa. Aku juga pasti akan merasa seperti itu jika melihatmu melakukan adegan ciuman di dalam drama. Hanya saja, aku tidak akan membiarkan hal seperti itu mempengaruhi hubungan kita. Dan masalah seperti itu hanya perlu cepat diselesaikan agar tidak menjadi lebih buruk dan menimbulkan pertengkaran."
Menurut Feiyu, perbedaan usia diantara ia dan Yunxi tidak terlalu jauh. Yunxi hanya dua belas tahun lebih tua darinya. Lebih dewasa. Yunxi lebih mengerti bagaimana melihat secara jangka panjang dan tidak mudah terpengaruh emosi. Feiyu sangat menyukainya, meskipun terkadang Yunxi terlalu narsis, dan itu yang membuatnya istimewa bagi Feiyu. Cerita cinta mereka tidak terlalu buruk bukan?
"Maafkan aku Xi ge. Aku mengerti seharusnya aku tidak seperti ini. Hanya saja, ketika melihat video adegan ciuman itu aku merasa tidak nyaman tapi aku terus melihatnya berulangkali--"
Feiyu menjeda kalimatnya, ia lalu menunduk dan berbisik ke telinga Yunxi, "Kau sangat hebat ketika berciuman. Itu membuatmu terlihat sangat panas dan sangat seksi."
'PLAK!'
Meskipun pelan, sebuah tamparan mendarat di wajah tampan Feiyu. Feiyu tidak marah, justru ia tertawa dan melebarkan senyumnya. Rasa cuka itu seperti hilang begitu saja. Feiyu kembali seperti dirinya sendiri yang hobi menggoda Yunxi seperti ini, "Aku benar bukan?" katanya tanpa dosa.
"Ya ya kau benar. Lagi pula bukankah itu bagus?"
Feiyu masih sedikit tertawa tapi ia tidak menjawab pertanyaannya Yunxi.
Yunxi menatap Feiyu dan tersenyum imut, "Kita belum lama saling mengenal tapi kau sudah posesif seperti ini. Tapi bukankah itu artinya kau sangat mencintaiku? Kau tidak ingin aku jatuh cinta pada orang lain."
"Persis seperti itu. Aku mencintaimu."
Yunxi bahagia. Feiyu merasa tenang. Berpelukan di sofa setelah makan malam seperti ini setiap hari mungkin ide yang bagus. Sayangnya, Feiyu dan Yunxi tidak memiliki banyak waktu bersama. Meskipun begitu, mereka akan memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki dengan baik. Bercanda ditemani ciuman-ciuman kecil. Saling berpelukan. Juga berbagi cerita. Itu sudah cukup manis untuk mereka.
Yunxi mengarahkan keningnya ke bibir Feiyu. Meminta ciuman di kening. Ia berpikir, ciuman di kening rasanya lebih romantis daripada di bibir. Itu membuatnya merasa sangat dicintai. Yunxi memejamkan matanya. Dan setelahnya, "Jangan khawatirkan apapun sekarang. Aku milikmu."
Dan Feiyu, ia melepas pelukannya beralih memegang wajah Yunxi dengan kedua tangannya. Menatapnya. Memberinya ciuman.
Di kening.
Di kedua mata Yunxi.
Di hidungnya.
Dan bibirnya.
Ciuman di bibir itu. Meskipun tidak lama, tidak juga sebentar. Feiyu dan Yunxi saling menikmati waktu mereka bersama. Tidak perlu terburu-buru. Mereka masih bisa bertemu di lain hari. Hanya perlu menunggu waktu luang.
Setelah melepas ciumannya, Feiyu dan Yunxi menyandarkan keningnya satu sama lain. Saling tersenyum. Feiyu, "Mn. Kau milikku. Aku milikmu. Tidak ada penyesalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan dan Ikan Kecil // Feiyunxi
FanfictionHanya cerita manis(?) singkat antara Chen Feiyu dan Luo Yunxi.