#Heii,heii,heii.. masih setia baca cerita ini kan? :)
harus dong, okeh deh kita mulai ya..
Happy Reading. :)*************
Sudah 6 bulan aku tinggal bersama Karan sepeninggal kakek, aku bahagia sekali hidup bersamanya. Terasa hidupku kembali terisi, tidak merasakan kekosongan lagi. Hari ini adalah hari kelulusanku dari SMA yang sangat kucintai ini. Dan bahagianya, Karan memanggil perias terbaik di kota ini untuk meriasku. Karan ingin aku terlihat paling cantik di hari kelulusanku ini. Entah dia mengeluarkan berapa uang untuk perias itu.
Pukul 06.00, perias itu telah datang, Karan menyambutnya dengan antusias dan mengembangkan senyum manisnya itu. Aku bahagia sekali melihatnya seperti itu.
"Mia.. periasnya sudah datang, cepatlah bersiap-siap." Karan berucap sambi mendorongku ke arah kamar dengan perias yang mengikutiku dari belakang.
"Iya iya, sudah jangan seperti ini, aku malu dengan periasnya." Perias itu hanya tertawa kecil melihat tingkahku dengan Karan, ya mungkin dia mengira aku dan Karan kakak beradik.
Aku masuk dalam kamar dengan perias yang akan meriasku, tak berselang berapa lama, ya kira-kira satu setengah jam kemudian aku keluar dari kamar dengan balutan kebaya ditubuhku. Karan sudah menunggu di depan kamar, matanya itu menatapku penuh kagum.
Karan POV
Mia sangat cantik dengan balutan kebaya berwarna pink pastel dengan banyak pernak-pernik berwarna purple.
Rambutnya di gelung dengan hiasan rambut menjuntai indah di samping kanannya.
Riasan yang simple dan natural membuatnya semakin cantik. Aku terkesima melihat dirinya seperti itu. Aku ingin melihatnya seperti itu di pelaminan nanti denganku. Benar-benar bidadari cantikku.
"Bisa berangkat sekarang?" Ucapku.
"Oh iya baiklah." Sahut Mia.
Kami berdua berangkat dengan membawa mobil sewaanku, dan kulajukan mobil dengan semangatnya. Ditengah perjalanan itu hanya ada keheningan diantara kami, tak ada sepatah katapun yang terucap. Sampai saatnya Mia membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Karan.." ucapnya lirih.
"Iya Mia, ada apa?" Menjawabnya tanpa melirik kearahnya.
"Terima kasih atas semuanya, aku bahagia bisa wisuda dengan persiapan seperti ini, terima kasih."
"Sama-sama Mia, semua ini sudah tugasku, sudah tugasku juga untuk menjaga Baby moon ku."
Mia hanya melirikku malu karena ucapanku barusan. Hanya senyuman yang merekah hadir di rona wajahnya yang tengah bahagia. Tak terasa begitu lama kami berjalan dan sampailah kami didepan sebuah hotel indah bintang lima yang megah. Tidak salah aku menyewa mobil seperti ini. Setelah puas melihat-lihat dan tercengang melihat hotel yang semegah ini, Mia turun dari mobil dan kuantarkan kedalam gedung hotel Wisuda. Banyak rangkaian acara yang dilakukan, dan akhirnya wisuda yang sedikitnya membosankan itu selesai. Mia terlihat sangat cantik dihari kelulusannya ini. Cantik sekali seperti bidadari.
"Hei.." sapa mia mengagetkanku yang sedari tadi memandangnya di kursi tamu.
"Eh mia, kenapa?" Tanyaku tergagap.
"Kan sudah selesai acaranya, ayo pulang."
"Oke, tapi sebelumnya kita makan-makan dulu untuk merayakan kelulusanmu." Ucapku semangat.
"Baikah Karan."
Senyum yang diberikan Mia begitu manis, aku menggandengnya keluar gedung, membukakan pintu mobil untuknya seperti layaknya pangeran kesiangan. Sebelum melajukan mobil ini, kusempatkan mencium kening Mia, dia hanya tersipu malu akibat perbuatanku. Kulajukan mobil menuju restoran seafood dekat gedung wisuda yang tadi kami datangi. Mia terlihat bahagia sekali karena aku membawanya kesini.
"Kita makan seafood karan?"
"Ya, kata kakekmu kau sangat menyukainya."
"Ah benarkah? Tumben hari ini baik banget sama aku?" Ucapnya sambil memannyunkan bibirnya yang menggemaskan itu. Kukecup lembut bibirnya, Mia hanya terpaku, pipinya memerah.
"Haahahahaha, dasar anak kecil."
Plaaaaakkkkk.........
"Apa-apaan kau Mia" ucapku menahan sakit saat pukulannya mendarat dikepalaku menggunakan tas selempang miliknya.
"Hei.. jangan seenaknya menciumku." Ucapnya lirih.
"Yasudah ayo turun, kita makan, kamu boleh makan sepuasnya."
Mia meminta tempat duduk disamping jendela, dari jendela itu kami dapat langsung melihat pemandangan kolam ikan yang indah dengan banyak Koi di dalamnya. Mia memesan Udang asam manis dan kepiting mentega dengan minuman es kelapa muda. Ehm Mia memang bertubuh mungil, tapi makannya seambruk, banyak banget.
"Dih bales dendam ya karena kucium tadi? Pesennya banyak banget." Ucapku meledek.
"Bukannya bales dendam, aku laper."
"Ooo, jadi kalau seandainya kucium lagi boleh dong?"
Plaaaakkkk.. plakkk.....
"Hei Mia, sakit tau. Jangan kasar begini."
"Sukurin, itu masih dua kali pukul, lihat aja waktu aku pukul lebih dari 2 kali."
"Oke, tidak masalah, aku akan menciummu lebih dari dua kali juga." Aku tersenyum penuh kemenangan.
Mia tidak mau kalah, dia bahkan akan membalas semua perbuatanku kepadanya.
"Permisi mbak." Mia berteriak memanggil pelayan yang kebetulan ada didekat meja kami.
"Iya ada apa mbak?" Tanya pelayan itu.
"Mau apa Mia?" Tanyaku keheranan.
"Diam kau." Ucapnya sambil melotot kearahku.
"Ini mbak mau nambah pesanan, gurame bakar satu ya mbak."
"Mia, siapa yang akan menghabiskan semua ini?" Tanyaku kebingungan.
"Kau." Jawabnya singkat.
"Tapi Mia.."
"Kalau kau tidak memakannya, jangan harap aku mau berbicara denganmu lagi." Ucapnya mengancam.
"Baiklah." Jawabku lirih.
Tak lama kemudian semua pesanan itu datang, Mia buru-buru melahap habis makanannya. Akupun melahap habis makananku, tak banyak perkataan yang kami lontarkan saat makan siang itu. Hanya satu kalimat yang tiba-tiba diucapkan mia disela-sela makannya, dan itu membuatku tercengang.
"Kau akan selalu bersamaku kan?" Tanyanya tanpa memotong acara makannya.
"Iya, sudah jangan bicara saat makan."
Kembali Mia tersenyum, jarang sekali aku melihat Mia tersenyum sepeninggal kakeknya. Tapi aku bahagia melihatnya sekarang dapat bersamaku.
Mia POV
Senang sekali melihat Karan yang semakin bersikap baik denganku, seakan tak ingin berpisah dengannya. Aku menemukan kehidupan baru jika bersamanya. Ayah.. kakek.. terima kasih telah mengirimnya untukku. Aku tidak ingin kehilangannya seperti kehilangan kalian. Tidak akan lagi.
Kutemukan kebahagiaan yang telah terkubur dilubuk hati selama puluhan tahun ini, kebahagiaan yang datang karena kehadirannya. Seperti ribuan salju indah turun dikehidupanku. Melayang-layang, bebas dan menyenangkan. Itulah yang ingin kujalani dengannya. Karan... aku berjanji akan menjadi yang lebih baik lagi. Menjadi wanita yang sempurna untukmu. Menjadi wanita yang pantas dan membuatmu menjadi laki-laki yang beruntung mendapatkanku. Entah mengapa aku seyakin ini. Tapi aku percaya. Bahwa kaulah sekian lama kebahagiaan yang selama ini aku tunggu.
#aduh-aduh, ceritanya makin Gaje ya? Maapin author ya? :(
#tapi tetep baca terus ya? Next chapter.. happy reading. Voment oke. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberapa besar kebahagiaan itu?
RomansaDisinilah aku akan memulai kisahku. Namaku Mia, aku anak dari seorang musisi, ibuku seorang pianis, dan ayahku pemain biola.Sudah lama Aku tinggal sebatang kara. Sejak orang tuaku meninggal dan kakek yang kusayangi pun pergi dari dunia ini. disaat b...